Petaka

66 5 5
                                    

PETAKA

Jangan pernah merasa paling penting dalam kehidupan seseorang,
Merasa tak tergantikan,
Merasa bahwa dengan menjalin hubungan yang lama,
Itu pasti akan menjadi selamanya,,,

Mengertilah,
Hati manusia itu mudah berubah
Hari ini kau segalanya
Besok bisa jadi kau tidak berguna,,
Hari ini kau dipuji
Besok bisa jadi kau tak dikenali lagi,,,

ironis bukan ?
namun itulah kenyataannya,,,

semenjak kejadian sore itu aku seakan selalu menghindar dari setiap orbitnya Senja,
biasanya aku selalu mencarinya mencuri" pandang disaat iya sedang berada di line nya,,,
melihatnya tersenyum,
melihatnya mengelus keringat yang terkadang membasahi dahinya,
melihatnya memejamkan mata dikala keletihan mulai melandanya,

hahhhh,,,
kini semua berubah aku lebih memilih sendiri bersembunyi dari rasa yang "entah" apa ini cemburu ? (aku siapanya) marah ? (apa hak ku)
semua ini semakin membawa ku terpojok dalam pertanyaan yang belum kudapatkan jawabannya,
SIAPA DIA ? lelaki dengan rambut cepak yang memelukmu di sore itu, kekasihmu ? temanmu ? sahabatmu ?
Persetan dengan teka - teki ini,,,
bahkan untuk sekedar bertanya saja aku tak punya hak,

4 hari sudah aku tidak bersemangat untuk bekerja,
bodoh ? ya aku akui itu,,,,
aku terlalu bodoh sampai" aku tak bisa membedakan mana HAK ku mana KEWAJIBAN ku,
kotak nasi yang sudah ku taruh di loker pun kembali aku bawa ke kontrakan mungil ku , , ,

aku ingat,
hari ini Senja lembur
karena tadi ada pengumuman bahwa line tempat dimana Senja bekerja sedang dead line pengiriman,
Yessssss,
aku bersorak kegirangan karena aku bisa mengembalikan kotak nasi ini ke adiknya,
tanpa harus bertemu dengan Senja

'19:45 wib'
Aku sudah menyalakan sepeda motorku dan bergegas mengembalikan kotak nasi ke rumah Senja sekaligus keluar mencari nasi goreng (maklum aku hanya hidup sendiri) *kedua orang tua ku di Depok,

"Assalamualaikum" sambil mengetuk pagar besar yang membatasi rumah dan juga jalanan di kampung ini,,,

"Waalaikumsallam warahmatullahi wabbarakatuh" jawab seorang ibu" yang sudah jelas itu adalah ibunya Senja
"Nak, raga ? masuk nak" dengan cekatan ibu itu menarik pagar dan mempersilahkan ku masuk,,

"Terimakasih Bu, maaf mengganggu istirahat nya, saya hanya mau mengembalikan kotak nasi ini bu,
3 hari yang lalu senja membawakan saya makanan" jawabku malu-malu

"Wah wah, jangan sungkan nak raga, mari masuk biar ibu buatkan teh, mau menunggu didalam ? atau mau menjemput Senja ? kebetulan hari ini Senja diantar oleh Vania, pasti kalian sudah janjian kan ???

YA TUHAN !!!
APALAGI INI ?
Jawabku dalam hati

" Mphhh begini, ehh maksudnya iyaa bu, saya belum janjian mau jemput sih tapi kalau Senja memang nggak bawa kendaraan biar saya yang jemput Bu "

Tanpa basa-basi yang membuat otak ku semakin basi aku berpamitan dengan ibu Sophia (ibu nya Senja) Dan ke bapak Jalal (ayah nya Senja) satu lagi Vania itu adik satu"nya Senja,

ku pacu sepeda motor ku,
ribuan pertanyaan melintas di otak ku,
aku harus apa ? bagiamana jika aku melihat dia bersama dengan si Cepak itu (LAGI)
fikiranku semakin bermain, tanpa sadar 3 kali sudah aku hampir celaka, entah mau melindas kucing lah, menyerempet orang menyebrang lah, menghajar lobang yang sudah jelas selalu aku hindari setiap pergi dan pulang kerja, entahlah mungkin ini karena rasa takut ku sendiri,,,

tibanya dipabrik seperti biasa aku langsung masuk ke gate I pos security,
"lohhh,,, mas raga ?" security pun kebingungan

"Ini rokok" kataku membuyarkan kebingungan mereka

"Ngapain mas malem-malem gini, ada yang ketinggalan ?" Sambil mengambil sebatang rokok yang kutawari *tanya security itu

"Aku," seketika aku tak bisa melanjutkan kata-kataku,
ketika ku lihat Senja berjalan ke arahku, dengan senyuman manis yang 4 HARI ini menghilang dari pandangan ku,,,

FANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang