Mendung

36 5 1
                                    

Jika bersamaku adalah beban bagimu,
Pergilah,
Kau tak harus tanggung jawab atas patah hatiku,

Perihal bagaimana aku setelah ini kau tak usah perduli,
Luka ku ? Adalah bagianku,
Sedangkan kebahagianmu ? Adalah keinginanku,

Ku standarkan motor ku,
dan seperti hari hari biasanya aku masuk untuk izin pamit kepada kedua orang tua Senja,

20:13 Wib

"Bu, pak" kucium tangan mereka,
Mereka mengelus kepalaku,

"Ada waktu sebentar nak Raga ?" Tanya pak Jalal,

"Kebetulan hari ini saya tidak kemana-mana pak" jawabku,

"Bapak sama ibu ingin ngobrol sedikit boleh?" Tanya nya

"Silahkan pak" jawabku singkat,

"Apa Senja sudah mengatakan perihal Bumi?" selidik pak Jalal

"Alhamdulillah sudah pak" jawabku sambil tersenyum (walaupun itu 99,99% kupaksakan)

"mereka sudah berteman sejak SMP dan orang tua Bumi kebetulan adalah teman satu angkatan bapak waktu dinas" jelas pak Jalal

jika aku boleh jujur menurut ku sudah cukup, penjelasan dari Senja saja sudah cukup Tajam menghunus JANTUNGKU, lalu ini ? dengan Penjelasan yang semakin Detail semakin membuat ku terpojok dan tecabik cabik oleh kenyataan akan KEKALAHANKU !

"Kemarin teman bapak menelpon bapak bahwa ia ingin (BUMI & Senja) dipersatukan dalam artian, ia ingin menjadikan Senja menantunya" jelas pak Jalal yang semakin membuatku membisu,

"Ia pak, saya mengerti, sayapun menerima keputusan apapun yang bapak inginkan, bapak dan ibu adalah orang tua Senja saya hanya mengisi kekosongan hati senja beberapa waktu yang lalu saja, maaf pak bila sejauh ini saya sering mengajak Senja keluar, sering merepotkan juga dirumah ini" jawabku tegas,

"Kami yang seharusnya minta maaf nak, seandainya bukan dia (orang tua Bumi) yang meminta pasti kami memilih mu sebagai pendamping Senja" jelas pak Jalal

kenapa ? karena ia seorang yang berseragam loreng ? masa depannya lebih menjanjikan ? ia akan mengangkat derajat keluarga ?
Dunia terlalu MUNAFIK,
apa harus berseragam agar dihormati ?
apa harus berseragam agar direstui ?
apa harus berseragam agar diprioritaskan ?
apa harus ?
lalu untuk apa ada Cinta jika dengan berseragam kau bisa mendapatkan apapun yang kau mau,

Aku tersenyum kecut kali ini,
"Saya paham pak, saya hanya buruh pabrik dan semoga saja Senja bias berbahagia dengan Bumi, kebetulan waktu juga mulai larut pak saya izin pamit" jawabku,

mereka berdiri dan ku cium kembali punggung tangan mereka,

"Senja"  panggil pak Jalal

"Saya pak" jawab senja

Matanya sayu, mungkin ia terlalu banyak mengeluarkan air mata hari ini,

"Raga ingin pamit"  jelas pak Jalal

Aku tersenyum memaksakan agar semua terlihat baik baik saja,

"Jaga dirimu"  itu kata kata terakhir ku sebelum aku berlalu dengan sepeda motorku,

Maaf
Padamu aku pernah memohon agar kau tetap tinggal,
Aku memaksa agar kau terus bertahan,
HARUSNYA
Hari ini ku ikhlaskan hatiku melepasmu,
Kupaksakan diriku menerima kata pamitmu,

Maaf
Aku mencintaimu dengan ego ku,
Aku tak pernah tau jika denganku kau merasa sakit,
Mendampingiku membuatmu sedikit terluka,
Memenuhi inginku membuatmu tersiksa,

Maaf
Sekarang pergilah,
Kuikhlasan kau dengan harapan,
Semoga bersamanya kau selalu diberikan kebahagiaan,

Kurebahkan badanku di kasur yang keras ini,
Sunyi sepi hampa,
Ku buka sandi smartphone ku,
Ku lihat foto kami di galeri kupandangi senyum indahnya,
  "Senja" mulutku bergumam
lalu bulir bulir itu jatuh dengan sendirinya di malam ini aku dikalahkan oleh kenyataan,
Aku merasakan nafas yang mulai tersengal dada yang semakin sesak fikiran yang tak bisa ku deskripsi kan lagi,
Bodoh untuk apa aku menangis,

Ku hapus foto nya dengan air mata yang mengalir semakin deras namun tak ada suara yang keluar dari mulut ku,
Biarlah ia mengalir bersamaan dengan rasa kecewaku, kekalahanku dan kemenangan mutlak untuk bumi,

Aku mampu meredam semua setelah kuputuskan untuk mengambil air wudhu dan bermunajat kepada sang Esa,

*Clenting*
Lampu notifikasi pun menyala,

Setelah hampir setengah jam kusibukan diriku dengan beberapa batang rokok dan 3 gelas kopi,

"Senja"
sejujurnya aku ingin memblokir nya (bukan benci aku hanya ingin ia terbiasa dengan bumi dan aku membiasakan tanpa dia)

"Semudah itu kau menyerah ?" Tertera nama senja disana

"Aku mencintaimu" pesan kedua
"Jika kau mau aku siap kau ajak nikah lari"
"Aku tak ingin dengannya Raga"
"Aku terlalu mencintaimu"

Ku coba untuk menulis bait demi bait namun tetap saja sampai lebih dari 10 menit tak ada satu pesan pun yang mampu kukirim,
Ku tatap bait demi bait yang Senja tulis,
dan sampai di menit ke 15 pun kubiarkan centang dua biru itu menjadi pesan yang tak bisa ku balas sampai akupun memutuskan untuk menaruh kembali smartphone ku,

perjuangan ku sudah berakhir ini semua adalah kenyataan nya,

Senja ku tidak perlu lagi kalimat perpisahan,
Tidak perlu lagi ucapan selamat tinggal,
Aku pergi,
Tinggalkan saja aku tanpa sepatah katapun,

Karena jika tujuannya adalah hilang
Selembut apapun kata perpisahan akan tetap terasa menyakitkan,,,

Smartphone ku bergetar,
Kulihat panggilan masuk tertera nama *senja* disana,

Baiklah ini yang terakhir senja, "jawabku dalam hati"

"Hallo assalamualaikum" ucapku membuka obrolan

"Besok keluarga Bumi akan kerumahku, Jika kau memang mencintaiku perjuangkan aku, jika memang aku adalah orang yang selalu kau sebut rumah buktikan," suaranya terdengar parau sambil menangis,

*Tut Tut Tut*
telepon dimatikan,

FANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang