"Ketika ku ragu, kau meyakinkanku dengan katamu. Ketika ku yakin, kau hempaskan keyakinan itu dengan sikapmu."
🍓🍓🍓
Kenneth melihat Via yang sedang tertawa bersama Dara di sudut kantin. Ia sudah terbiasa melakukan ini, memperhatikan gadis itu dari jauh. Sudah 1 bulan lebih ia tidak bertegur sapa dengan gadis itu. Lebih tepatnya, ia yang menjauh.
Kini ia sudah memutuskan untuk mengatakan segala yang ia lihat malam itu pada Via. Tampaknya Alva tak akan mengatakannya, semakin lama ia menutupi semua ini Via akan semakin terluka nantinya.
Kenneth berjalan menuju meja Via dan menarik lengan gadis itu menuju taman. Via yang terkejut akan perlakuan tiba tiba lelaki itu hanya bisa bungkam.
Kini mereka sudah berada di taman. Kenneth menaruh kedua tangannua di bahu Via dan menatapnya lekat. "Vi, gue mau jujur sama lo."
Kening Via berkerut. "Jujur apa? Jujur tentang perasaan?" kekeh Via setelahnya.
Kenneth merubah ekspresinya datar membuat Via menghentikan kekehannya dan tersadar bahwa lelaki ini sedang serius.
"Jujur apa?" tanya Via lagi. Kini dengan nada yang serius juga.
"Sebelum gue bilang, gue minta lo fikirin baik baik hubungan lo sama Alva." ucap Kenneth datar.
Kini Via terpancing emosi mendengarnya. "Maksud kakak apasih? Dari kemaren bahkan sampai hari ini aku ga tau apa alasan kakak ngomong kayak gitu!"
"Sebentar lagi kamu akan tau Vi."
"Ya apa? Kakak ga bisa menghakimi orang gitu aja. Aku ga suka ya sikap kakak yang kayak gini."
"Malam itu, kakak liat Alva sama cewek di pasar malam Vi! Kamu ga tau kan?" ungkap Kenneth memalingkan wajahnya ke arah lain.
Kini Via yang terdiam dibuatnya. Ia berusaha mencerna perkataan Kenneth. Pasar malam? Saat itu Alva memang ke pasar malam tetapi lelaki itu tidak mengatakan ia pergi dengan siapa. Dan besoknya lelaki itu memberikannya gantungan kunci.
"Kakak salah liat kali." ucap Via ragu.
"Ga mungkin, Vi. Yang kakak liat itu jelas Alva." yakin Kenneth.
"Mungkin cewek itu temennya, kakaknya atau sepupunya?" ucap Via berusaha positif thinking.
Tapi naas, pernyataan dari gadis itu malah membuat Kenneth jengkel. "Kamu ga percaya sama kakak? Gue liat pake mata kepala gue sendiri Vi! Ga sadar kalo selama ini lo dimainin? terserah lo mau percaya sama gue atau gak! Terserah! Gue pergi!"
Via terkesiap melihat kepergian Kenneth. Sepertinya lelaki itu sangat marah padanya, ia tidak pernah melihat Kenneth seperti itu. Ia pusing, harus apa ia sekarang? Sepertinya yang harus ia lakukan terlebih dahulu adalah mencari tau kebenarannya pada Alva.
Via menyuruh Alva menunggunya di parkiran setelah pulang sekolah. Setelah parkiran sepi, barulah ia membuka suara. "Kak, kakak beliin aku mainan kunci ini dipasar malam kan?"
"Iya, kenapa?" jawab Alva heran.
"Kakak pergi kesana bareng cewek?" tanya Via hati hati.
Alva sedikit terkejut. Lalu dengan santainya ia menjawab "iya, sama cewek."
Kini Via yang terkejut. Kenapa lelaki ini santai sekali? "Loh jadi bener? Siapa cewek itu?"
"Temen, sebenarnya dia yang minta temenin ke pasar malam." jelas Alva santai.
"K-kok kakak mau?" tanya Via dengan perasaan yang entahlah.
"Lagi pengen aja." apa katanya? Lagi pengen? Oke, Via tak bisa berkata kata lagi sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURRENDER
RomanceBaru 3 hari menjadi siswa baru, seorang kakak kelas telah menaruh hatinya pada Belvia Nindya Fredella? Apakah itu merupakan awal kebahagiaannya atau malah menjerumuskannya kedalam jurang masalah? Hubungan yang dibayang bayangi oleh orang orang di m...