SURRENDER | 5

77 11 1
                                    

"Kalo udah biasa ketemu tuh sehari ga ketemu aja rasanya anehh bangett. Tapi kalo udah terbiasa, lama lama b aja kok."

Jadi, rumusnya itu 'terbiasa', Terbiasa tanpa dia misalnya.

🍓🍓🍓

"Vi, ntar kalo lo selesai duluan tungguin gue ya!" ucap Dara pada Via sebelum berpisah. Berpisah mau ekskul doang kali bukan pisah sekolah, author lebay mode on.

"Oke bossque!" jawab Via lalu berjalan menuju ruang tari. Ya, ekskul pasus dan tari memang dilaksanakan di hari yang sama. Dan hari ini hari pertama ia mengikuti ekskul ini lagi.

"Gilaa encok gue nih jangan sampe kaya nenek Zul deh ntar gue dinyanyiin lagi sama upin ipin 'Via Via sibongkok mude' ihhh amit amit. udah lama ga nari sih jadi gini nih." omel Via sendiri sambil memasang sepatu dengan satu tangan dan tangan yang lainnya ia gunakan untuk memegang pinggangnya yang serasa ingin patah.

Setelah selesai memasang sepatunya, Via mencari tempat yang bisa ia tempati untuk menunggu Dara. "Gue nungguin Dara dimana ya? Di kursi deket lapangan itu aja deh." ujar nya setelah mendapatkan tempat yang pas.

Dari tempat ia duduk, Via dapat melihat anak pasus memang sedang berlatih di lapangan. Jadi Via bisa dengan leluasa memanjakan matanya dengan memandang ciptaan tuhan yang satu itu! Siapa lagi jika bukan Alva pacarnya! Eh? Pacarnya? Benarkan? Sudahlah anggap saja begitu!

Laki laki itu tampak cool dan semakin tampan saja dengan rambut acak acakan dan keringat yang membasahi wajahnya.

Hanya sebentar Via bisa menikmati pemandangan itu. Karena setelahnya anggota pasus itupun membubarkan diri, sepertinya mereka sudah selesai. Bahkan kak Alva pun sudah membereskan barang barangnya dan menuju ke---SINI?!!

"Gimana ekskulnya?" tanya Alva yang sekarang sudah duduk disampingnya.

"Emm--seru kak! Tapi tadi karena udah lama ga latihan sekarang pinggang aku serasa abis ditimpa tayo!" keluh Via dengan raut wajah kesal.

Alva terkekeh mendengar penuturan Via yang menurutnya lucu. Raut wajah gadis itu ketika bercerita begitu menggemaskan. "Makanya ntar pulang ke rumah istirahat."

"Hehe, iya kak. kakak gimana?"

"Oh iya, bulan depan kan 17an jadi kakak sama anak anak yang udah kepilih buat jadi anggota paski bakalan ambil cuti sebulan buat latihan." ujar Alva memberitahu pada gadisnya itu. Eh? Gadisnya?

"Ha? Sebulan kak? Serius? Berarti aku harus puasa liat kakak dong selama sebulan." lesu Via mendengar perkataan lelaki itu, bahunya merosot seketika.

"Jangan sedih gitu dong, kan masih bisa kabar kabaran, ntar kakak vidcall deh!" bujuk Alva ketika melihat gadis itu langsung menunjukkan wajah tak bersemangatnya.

"Beneran kak?" antusias Via.

"Iya jangan rindu ya." ujar Alva diselingi kekehan.

"Pasti bakal rindu lah." jawab Via dengan pede nya. Ia sangat yakin akan merindukan lelaki itu nantinya.

"Kalo kata dilan jangan rindu, berat biar aku saja." ucap Alva menirukan kata kata sang peramal pujaan para wanita itu.

"Salah tuh, yang bener 'ayo kita merindu. Berat, tapi bakal manis kalo rindunya berdua." ujar Via sambil mengucapkan quote dilan dengan versi yang ia bikin itu. Biar ga bertepuk sebelah tangan katanya.

"Iyadeh, kakak mulai liburnya besok. Jadi, Selamat merindu." ujar Alva lalu mengacak ngacak rambut Via. Ahh sepertinya ia akan merindukan gadis ini!

SURRENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang