Kecewa

40 6 0
                                    

Proses Move On paling cepat adalah, menghilangkan segala bentuk kenangan yang tertinggal.

_____

Malam di Australia, Abri memutuskan untuk Check In di hotel terdekat dari Bandara Internasional. Ia tidak akan mau untuk menginap di Bandara meskipun besok pagi Ia sudah berangkat lagi untuk jadwal perjalanan selanjutnya.

Ting!

Sebuah denting pesan masuk ke ponselnya. Saat Ia lihat, ternyata pesan Email dari seseorang. Isi pesannya adalah beberapa foto yang Ia kenali siapa orang itu.

"Ternyata benar." Ucap Abri dengan senyuman miring menghiasi wajahnya. Ada raut kecewa bercampur emosi dalam wajahnya namun sebisa mungkin Ia tahan. Belum saatnya, pikirnya.

***

"Mas, jalan yuk. Bosen nih, di rumah terus." Ajak Alwa pada Wahid yang sibuk dengan ponselnya.

"Emang temen kamu yang cerewet itu kemana?" Tanya Wahid tanpa mengalihkan perhatiannya pada ponselnya.

"Dia sibuk nugas, Mas." Jawab Alwa kemudian.

"Cari suami gih, biar gak kesepian." Ledek Wahid.

"Yee, Mas sendiri juga belum punya istri. Lagian nih ya, ini tuh waktunya kita buat sama-sama. Karena kita kan, gak tahu kapan kita berpisah. Entah bulan depan Mas udah nikah, atau malah mungkin besok. Kita kan, gak sempat nikmatin quality time berdua." Cerocos Alwa membujuk Wahid untuk mau jalan-jalan bersama.

"Ya udah deh, gih siap-siap!" Putus Wahid akhirnya.

"Sebentar, ya." Ucap Alwa langsung beranjak untuk bersiap.

Setelah persiapan kilat antara Alwa dan Wahid, keduanya akhirnya meninggalkan rumah. Tentunya sudah izin dengan orang tua.

1 jam perjalanan, mobil yang mereka kendarai akhirnya menepi diparkiran Pantai. Mereka berdua beriringan saling bergenggaman menuju bibir pantai.

"Subhanallah, Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban." Ucap Wahid menatap hamparan langit yang begitu dekat dengannya.

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" Balas Alwa juga dengan senyuman.

"Sering kesini?" Tanya Wahid.

"Beberapa kali, Mas. Sama Iqlima." Jawab Alwa.

"Dulu, waktu Mas masih belajar di Cordova, juga sering ke tempat wisata disana. Meskipun disana tidak ada pantai, tapi wisatanya tak jauh beda dengan disini. Karena dimanapun tempatnya, itu adalah ciptaan Allah yang wajib kita syukuri." Jawab Wahid.

"Jadi rindu nih, ceritanya sama Cordova? Mau balik lagi?" Ledek Alwa dengan cengiran khasnya.

"Ya enggaklah, rindu itu pasti ada. Tapi kan, Mas baru pulang seminggu yang lalu. Masa mau balik lagi, kalau gitu mending gak jadi pulang." Jawab Wahid.

"Haha, bisa aja, Mas. Ngomongin soal Cordova, wisata paling terkenal disana apa aja, Mas?" Tanya Alwa.

"Banyak. Ada La Mezquita, itu Masjid peninggalan sejarah yang sekarang beralih fungsi jadi Mezquita Cathedral. Ada juga Madinat Az-Zahra, Istana pada Zaman kerajaan Islam terbesar dizamannya. Kamu harus kesana pokoknya." Ucap Wahid.

"Keren-keren ya, Mas. In Shaa Allah, ntar kalau traveling aku keluar negri deh. Ke Cordova juga pastinya." Jawab Alwa.

"Mau foto?" Tanya Wahid sambil menunjukkan kamera digital yang dibawanya sejak tadi.

"Boleh." Jawab Alwa. Langsung saja Alwa mencari spot foto yang bagus agar angel yang diambil Wahid juga bagus.

Sekali, dua kali, hingga entah berapa kali Alwa difoto, akhirnya selesai. Ia langsung melihat fotonya. Keren, pikirnya.

Jodoh Dari Masjid (Slow UpDate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang