Terkadang aku merasa cukup egois dan merasa bahwa pernikahan ini bukan sesuatu yang penting. Aku bahkan tidak membalas perasaan Jimin seperti apa yang ia rasakan.
Akhir akhir ini Jimin terlihat murung, bahkan ia sakit beberapa kali. Aku tidak mengerti kenapa dia seperti ini. Satu hal yang kupikirkan adalah pertanyaan terakhirnya yang membuatku kebingungan mencari Jawaban. Apa langkah menaikan perusahaanku dengan ikatan pernikahan kesalahan terbesar?. Nyatanya memang banyak kenaikan akhir akhir ini karena aku menjadi istri sah dari seorang CEO perusahaan besar di Korea yang sudah meluas ke beberapa negara.
Aku merasa bersalah dengannya berbicra seperti itu. Bahkan aku tidak nafsu makan akhir akhir ini dan berat badanku menurun. Jimin mulai sedikit cuek atas apa yang aku bicarakan.
Aku rindu dengan dirinya yang selalu ceria dan sosok tampannya. Sudah tiga bulan pernikahan kami berlalu seperti ini dan ya besok lusa adalah ulang tahun mertuaku yang diadakan secara besar besaran.
"Jim kau mau kemana?" Tanyaku
"Aku akan ke bar"
"Jangan terlalu banyak minum"
"Tidak perlu memberi rasa perhatian padaku. Ini hanya pernikahan yang akan berakhir bukan seperti katamu"
"Tap-" belum sempat melanjutkan kalimatku Jimin sudah masuk kedalam mobilnya dan pergi meninggalkanku. Apa sebegitu sakitnya rasa tidak di pedulikan.
Aku tidak bisa tertidur malam ini, memikirkan Jimin pastinya. Aku sudah cukup tidak tahan dengan sikapnya. Memang aku yang salah, tidak seharusnya aku terus berfikiran seperti itu. Dan nyatanya aku tidak bisa menolak perasaan ini untuk memikirkan Jimin terus menerus.
"Jim- Astaga!" Aku terkejut melihat wajah Jimin yang memar di area bibir dan pipinya.
"Kau kenapa Park Jimin?!"
"Mo-mobilku menabrak sesuatu" ucap Jimin terbata bata yang tubuhnya tidak bisa tegap berdiri
"Apa kau menabrak seorang?!"
"Sepertinya aku menabrak Pohon di jalan, kepalaku sakit Yun Hee" aku langsung membawa tubuh Jimin untuk dibaringkan di ranjang. Aku tidak pernah melihat Jimin yang sekuat tenaga menahan rasa sakitnya. Kurasa benar ia mengalami kecelakaan.
"Apa kakimu sakit juga?" Tanyaku memeriksa kakinya
"T-tidak hanya benturan kecil"
"Benturan kecil apanya!! Kau banyak mengalami memar di wajahmu, apa itu hanya benturan kecil. Dan ya apa tidak ada yang membantuku untuk pulang?!"
"Aku masih kuat YunHee"
"Jangan sok Kuat di depanku, kau juga demam Jim, aku akan ambilkan obat" aku sangat khawatir melihat keadaannya sedikit mengenaskan. Apa apaan dia mengalami kecelakaan dan dia pula yang mengatasinya sendirian.
Aku mulai mengompres memar di wajahnya berharap luka nya akan hilang dan demamnya menurun untuk acara lusa.
"Jim, kau tahu kan lusa ulang tahun Eomma mu. Kenapa bisa seperti ini. Tolong maafkan perlakuanku Jim, kau bisa menceraikan ku jika aku bersikap tidak layak dannterus berbicara hal yang menyakitkanmu" aku mulai meneteskan air mata. Jimin tersenyum dan mengusap air mataku yang jatuh.
"ini bukan salahmu mungkin aku yang salah karena tidak bisa membedakan pernikahan dan pekerjaan"
"Istirahatlah" aku akhirnya pergi dari kamar Jimin. Dan ia hanya tertunduk lirih sebelum mengejapkan matanya.
Setelah ia tertidur aku masuk ke kamarnya mengganti kompress di keningnya. Aku mengamati wajahnya, sangat polos jika dia tertidur. Apa aku salah bekerja sama dengan Jimin, apa aku terlalu jahat karena hanya rela menikah demi menaikkan perusahaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEDDING CONTRACT - Jimin Fanfiction {END} ✔️
Fanfiction"Ingat tapi ini kontrak, sehabis aku mendapatkan keuntungan yang cukup besar dan kau juga mendapatkannya kita bisa bercerai bukan?" Jimin terkejut dan merasa gugup "Bisakah kau juga memberikanku keturunan? Aku tertarik padamu"