Di play gais yt nya biar ada sensasi wkwkwk keknya rada ga nyambung ma tema di partnya deh :))) Happy reading.
-
-
-
-
-
-
Sudah seminggu lamanya Yunghwa dirawat dirumah sakit, keadaannya masih sama sekali belum ada perkembangan.
"Jim, apa anak kita akan meninggal hiks" Jimin sedikit terkejut mendengar kata 'kita' yang diucapkan oleh Na Ri. Sekarang Jimin tahu meskipun Nari jahat namun ia masih peduli dan menyayangi anaknya.
"Nari, Yungyung kuat, kau juga harus kuat sebagai ibu yang baik"
Saat sedang menenangkan Nari tiba tiba keadaan yunghwa semakin memburuk, alat rekam jantungnya berbunyi membuat Jimin dan Nari terkejut, mereka segera memanggil dokter ke ruangan Yungwa. Cukup lama dokter menangani Yunghwa hingga akhirnya Dokter keluar dari ruangan dengan wajah lirih.
"Dokter apa yunghwa membaik?"
"Maaf nona"
"dokter ada apa dengan anak saya?" Jimin langsung menahan Nari yang mulai menangis dan kembali lemas
"Yunghwa tidak dapat kami selamatkan"
"APA?!! TIDAK MUNGKIN DOKTER, Yunghwa hanya terbentur di kepalanya kan"
"Maaf tuan kami sudah berusaha sebaik mungkin"
Dokter meninggalkan Jimin dan Nari yang tertunduk lemas bahkan Nari pingsan dan segera ditangani oleh perawat yang ada disana. Jimin tak kuasa menahan air matanya, faktanya dia baru saja bertemu anaknya sendiri dan kini dengan cepat ia meninggalkan Jimin.
"Nari maafkan aku, aku tidak bisa menjaga Yunghwa dengan baik hiks. Nak maafkan Appa, Appa tidak bisa menjdi ayah yang baik untukmu"
-
Pemakaman Yunghwa dihadiri banyak orang. Nyonya Park, ibu dari park Jimin tidak berhenti menangis melihat cucu yang baru di temuinya meninggalkannya dengan cepat. Jimin terlihat sangat terpuruk begitu juga dengan Nari. jimin masih menyalahkan dirinya atas kejadian ini. Ia merasa ia yang membuat anaknya meninggal. Satu minggu setelahnya Jimin tidak hadir dikantornya karena diselimuti kesedihan, memikirkan cobaan yang bertubi tubi menimpanya. Terus mengurung diri di kamar, sesekali menatap foto Yunghwa dan istrinya. Bahkan Ibunya sendiri sulit membujuknya keluar dari kamar dan hanya menaruh makanan untuk jimin dari luar.
-
"NONA JANGAN!" Taehyung berlari kearah seorang wanita yang sudah berdiri di pegangan jembatan yang berniat untuk menyeburkan dirinya di danau.
"Lepaskan aku ingin menyusul anakku. LEPASKAN" Wanita itu memberontak dengan melepas paksa tangan Taehyung yang menahannya.
"NARI?!"
"Kkau Taehyung"
"Nari kumohon jangan seperti ini"
"Hiks anakku" Taehyung reflek menarik Nari kedalam pelukannya, melihat Nari mengenaskan karena terlalu sedih atas kematian anaknya.
Nari menangis sangat kencang dibalik pelukan Taehyung, Taehyung hanya melihatnya lirih, ia tahu sahabatnya Jimin juga terpuruk atas kejadian ini apalagi dengan Nari yang melahirkan dan merawatnya sejak kecil.
-
Cukup lama Jimin tidak datang ke kantornya semenjak kejadian itu. Hingga akhirnya ia kembali bekerja banyak staf yang senang melihat CEO mereka kembali bangkit dan beraktivitas seperti biasa.Jimin sudah mendengar kabar nari dari teman baiknya, Taehyung. Ya kabarnya Nari menjalin hubungan dengan Taehyung. Jimin rasa Nari sudah berubah. Sekarang ia hanya fokus untuk mencari istrinya yang pergi entah kemana dan kehilangan kabar juga jejaknya.
"Apakah sudah ada kabar tentang istriku? Terimakasih sudah membantuku Choi Yeonjun"
"Dia sulit di temukan. Pihak keluarganya juga tutup mulut tentang hal ini. Sama sama Hyung kuharap istrimu cepat ditemukan" Pria itu akhirnya keluar dari ruangan Jimin dan tinggalah Jimin yang tenang menatap Kearah Jendela melihat langit berwarna Jingga dan menunjukan keindahan senja
"Shin Yunhee kau kemana, aku merindukanmu aku tidak akan menyerah untuk menemukanmu"
-
1 tahun kemudian
"Ya kim Sokjin kenapa mendadak datang kesini?"
"Aigo aku masih baik mencarikanmu Tempat tinggal disini apa aku juga tidak boleh berkunjung"
"Setidaknya kabari aku kau punya ponsel kan"
"Wah pasti dong"
"Apa aku terlalu lama berada di Negara ini?"
"Jujur saja kau terlalu lama. Apa kau tidak kasihan dengan suamimu itu, sudah satu tahun lebih kau disini" Ucap Jin memasukan Kopernya
"Hmm memang sih"
"Dimana Min jae?"
"Tidur sepertinya"
"Yun kau benar benar tidak ingin melihat Jimin lagi? ia pasti memiliki alasan dibalik ini"
"Jin. Kumohon, aku sudah nyaman disini bersama Anakku"
"EOMMA!!"
"Aaa Minjae yaa. Apa kau terbangun eoh?"
"Ayo jalan jalan
-
"Jim apa kau terlalu mencintai Yunhee sampai sudah setahun ini kau belum menemukannya dan tidak menyerah?"
"Hmm memang Yunhee adalah orang yang kucintai. Oh ya bagaimana dengan Nari?"
"Ia berubah Jim, sikapnya jauh lebih baik"
'Ah syukurlah. Aku lega ia tidak terobsesi lagi dengaku. Terimakasih Taehyung"
"Ya sama sama. Kudengar kau ingin pergi ke perancis apa itu benar?"
"Benar Tae. Ada urusan yang aku harus selesaikan"
"Itu tempat kalian berbulan madu bukan. Kau benar benar Pria yang baik. Kupikir kau hanya bersimbiosis mutualisme menikahi Yunhee karena kalian saling membutuhkan"
"Aku tidak sejahat itu. Kau pikir aku mengajak Yunhee menikah hanya urusan perusahaan semata? kau lihat mata ku dapat membuat wanita jatuh hati dalam sekejap"
"Hei aku juga memiliki senyum yang membuat jantung berdebar kan"
"Ahaha baiklah. AH tuh dia"
"Jim? APa kau yang menghubunginya?"
"Ia mengajakku makan bersama apa kita tidak bisa seperti dahulu"
"Jimin anyeong. Ah kau disini Taehyung. Kudengar kau berhubungan dengan orang yang terobsesi dengan Jimin" Hyunseo tiba tiba datang dan duduk di samping Jimin.
"Hyun seo sudah lah. Kalian apa tidak bisa berbaikan sebentar saja" Jimin melerai mereka. Taehyung hanya memanyunkan bibirnya melihat mantannya yang begitu kejam.
"Jimin apa kau belum juga menemukan Yunhee?"
"Ya begitulah belum"
"Kuharap kalian dapat kembali bersama ya. Ah kasihan temanku ini terlalu cinta dengan istrinya yang menghilang. Jujur aku juga merindukan Yunhee"
TBC yeyy bentar lagi tamat ni ceritanya. ENJOY StAy TuNE
KAMU SEDANG MEMBACA
WEDDING CONTRACT - Jimin Fanfiction {END} ✔️
Fanfiction"Ingat tapi ini kontrak, sehabis aku mendapatkan keuntungan yang cukup besar dan kau juga mendapatkannya kita bisa bercerai bukan?" Jimin terkejut dan merasa gugup "Bisakah kau juga memberikanku keturunan? Aku tertarik padamu"