Aku terbangun karena sinar matahari dengan terik menyusup disela sela gorden kamarku. Ya hanya diriku sendiri. Aku tidak tidur bersama Jimin bisa disebut kami beda kamar. Kamarnya di sebelah kamarku. Aku belum cukup terbiasa untuk bersama dengan Jimin. Jadi aku memutuskan untuk menempati kamar yang berbeda dengannya meskipun kami satu rumah.
Aku berjalan keluar dari kamarku menuju kamar Jimin. Ya nyatanya walau sinar matahari yang sangat terik itu tidak membuatnya untuk membuka matanya sedikit saja.
"Jimin"
"eung?"
"Ya park Jimin bangun ini sudah pagi"
"Masih jam setengah delapan Yun Hee kumohon lima menit saja"
"Tidak. Ayo bangun hari ini kau bekerja dan aku juga bekerja. Jadi kita memiliki kesibukan masing masing bukan"
"bisa kubisikan sesuatu?" Jimin menarik leherku mendekatkan telingaku ke bibirnya. Namun apa yang dia lakukan, dia mencium pipiku.
"Jiminn!"
"Apa ? kita sudah menikah, aku bisa saja menempelkan bibirku ke bibirmu bukan?"
"Ayo segera bangun aku akan membuatkan sarapan"
"Okey"
Setelah beberapa menit akhirnya Jimin bangun dan segera mengambil handuk untuk mandi. Sedangkan aku harus segera menyiapkan sarapan untuk kami berdua.
"Bagaimana? Apa enak?" tanyaku melihat Jimin yang asyik mengunyah makanannya
"Sangat lezat, kau sudah cantik pintar memasak, pantas saja banyak pria yang mendekatimu"
"Berhentilah berbicara Jim"
"Ah terimakasih atas makanannya, aku akan berangkat ke kantor sekarang"
"Mungkin aku sebentar lagi jadi kita tidak bersama oke"
"Tidak masalah"
"Pakai ini, cuaca semakin dingin akhir akhir ini" Ucapku memakaikan Jimin sebuah mantel
"Wah terimakasih atas perhatiannya sayang, dan Terimakasih telah membelikanku ini" Jimin tersenyum padaku sebelum ia mencium pipiku kembali. Kumohon YunHee kau harus tahan dengan kondisi seperti ini, ini sangat menyentuh. Aku takut pipiku akan merona jika Jimin terus menggodaku.
Setelah Jimin Pergi aku akhirnya sibuk menyiapkan diriku sendiri. Memang Jimin sangat manja, semua miliknya harus ku siapkan seperti asistennya.
"Noona? kau masuk kerja? Setelah kemarin menikah"
"Ya memang kenapa"
"Harusnya kalian bisa berbulan madu dulu. Pasti orang orang dan staff akan membicarakanmu. Kau terlalu sibuk dengan perusahaan ini"
"Bulan madu itu tidak diwajibkan bukan? Aku tidak bisa berhenti untuk memikirkan perusahaanku sendiri yang sedang menurun ini"
"Ya tapi-"
"Sudah lah jangan berisik aku butuh ketenangan"
Jungkook akhirnya keluar dari ruangan ku. Ah sepertinya salah aku memperkerjakan nya di perusahaanku karena ia sangat berisik. Namun memang tampan. Itu yang membuat para wanita mau berinvestasi saham denganku.
Pekerjaanku selesai lebih cepat hari ini. Jadi aku memutuskan untuk kembali ke rumahku dan mengambil beberapa barang yang belum di bawa ke rumah Jimin.
"Biar aku bantu" ucap seseorang membantuku membawa barang untuk dimasukan kedalam rumah Jimin.
"Kau sudah pulang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
WEDDING CONTRACT - Jimin Fanfiction {END} ✔️
Fiksi Penggemar"Ingat tapi ini kontrak, sehabis aku mendapatkan keuntungan yang cukup besar dan kau juga mendapatkannya kita bisa bercerai bukan?" Jimin terkejut dan merasa gugup "Bisakah kau juga memberikanku keturunan? Aku tertarik padamu"