Viridian-

77 10 15
                                    

2. Sebuah rencana

Juan memasuki kelas setelah tadi mengumpulkan tugasnya yang baru tadi pagi diberikan oleh guru PPKn ke ruang guru.

Iya, tugas dia doang. Sisa nya gak ada yang mengerjakan. Bahkan Farrel si murid jenius itu malas mengerjakannya, karena ia hanya 'Jenius' sedangkan Juan 'Rajin'.

Eza yang akan memasuki kelas menepuk pundak Juan sampai orangnya tersadar.

"HALO KEMBARAN EZA GUE" sapa nya riang.

Juan mendecih, merasa ada yang janggal.

"Padahal gue masih inget loh, lu gak mau nama panggilannya di sama samain" sindirnya membuat Eza tersenyum menampakan giginya. Lalu melenggang pergi begitu saja.

"Guys kok ada kain kafan?" Tanya Revan dengan polosnya yang sedang merapikan bagian atas loker, lalu menemukan kain putih lebar.

Hanna yang ada di dekatnya menengok lalu menyeletuk, "ih iya tuh, kan katanya dulu kelas ini kamar mayat" katanya membuat Rival bergidik.

Engga tau ini mereka yang sama sama ngaco apa Revan nya yang lebay.

"Apaan bego kok kain kafan?" Eza yang baru datang mendelik dan langsung mengambil kain tersebut. "Ih iya siah kain kafan" katanya sama ngaconya.

Eza terdiam sejenak, lalu terkikik sendiri, membuat Hanna dan Revan bergidik ngeri.

"Heh, lu gak kerasukan pemilik kain kafan itu kan?"

"Gue ada ide nih, Van, ikut gua"

Hari ini para guru memang sedang mengadakan rapat, jadi semua kelas jam kosong. Kegiatan pengganti belajar mengajar menjadi bersih-bersih kelas.

"AAAAAAAAAAAA JANGAN KENCENG KENCENG!!!"

Beberapa murid kelas 10 dari ekskul go green yang datang ke kelas untuk melakukan pengecekan kebersihan kelas jadi terkejut mendengar teriakan histeris.

"DEAN UDAHHHHH ANJENG!, EZA ANJIR TAU GINI GUA GAK NGIKUTIN LU! WOI TOLONG!!!"

Bahkan anak kelas pun satu persatu keluar untuk melihat ada keributan apa.

"Lah kain kafan yang tadi..." Gumam Hanna yang sudah melongo.

Zara yang mendengar hal konyol itu langsung mengerenyit.

Iya, rencana yang dibilang Eza itu, membuat Hammock dari kain tersebut yang kedua sisi nya diikatkan ke dua tiang di depan kelas.

Entah apa yang bakal dikatakan para guru kalau sampai melihat hal ini.

Rosa dan Aleesha yang daritadi berada di luar kelas sudah tertawa tak karuan melihat ekspresi wajah Revan yang tersiksa. Sementara itu Dean dan Eza yang mengayunkan Hammock nya malah tertawa kesetanan.

"HUUAAAAAAAKHHHH AING MAUUUNGGGG!!!" racau Revan yang sudah pasrah. Mendengar itu, Aleesha makin mengencangkan suara tawa nya, Rosa yang merekam aksi tersebut dengan kamera ponselnya jadi terjongkok karena kelelahan tertawa.

"Woi istighfar woi!" Kata Aubrey mengingatkan walau akhirnya ia ikutan tertawa ngakak.

"Sampe Jatoh gua ketawa yang paling kenceng,"








GUBRAK!

"AAAHH ANJIR PINGGANG GUA!"

"HAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHA!! KAN BENER JATOH" tawa Layla pecah sudah, bahkan sampai mengeluarkan air mata dan menabok-nabok lengan Dira di sebelahnya.

Dean makin tertawa ngakak. Eza yang membantu Revan berdiri menjadi tertawa lagi mengakibatkan genggamannya lepas dan Revan yang masih lemas malah terjatuh lagi.

DEUXOCIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang