Silver-

72 9 22
                                    

9. 11 IPS 2 Power Girls

Hilda dan Rosa berjalan menuju area belakang sekolah untuk mengambil barang di gudang.

"Angkuh banget"

Rosa menoleh, mendapati seorang perempuan berambut sebahu dan satu temannya di dekat bangku yang menatap ke arahnya. Sindirannya jelas ditunjukkan untuk dirinya atau Hilda, karena tidak ada orang lain selain mereka.

"Mana yang katanya anak IPS 2 ramah ramah" ucap perempuan di sebelahnya.

Rosa ingin menghampiri mereka, namun tangannya langsung ditahan oleh Hilda.

"Pansos doang kan banyak cowo hits di kelasnya"

Hilda menyipitkan matanya, berbalik badan lalu menghampiri dua perempuan tersebut. Terlihat bahwa kedua perempuan itu terkejut atas respon Hilda.

"Apa?" Salah satu dari mereka berkacak pinggang, memberikan tatapan menantang.

"Kelas gue kenapa?" Tanya Hilda dingin. Rosa memegang lengan Hilda mengantisipasi jika dia ingin main tangan.

"Kelas Lo terlalu caper" jawab perempuan itu santai.

Hilda mengangkat salah satu alisnya. Bingung mengapa cewek satu ini tiba-tiba menyinggung tentang kelasnya.

"Lo iri?" Tanggapan Hilda sontak membuat mereka melotot tak terima. Salah satu dari mereka mulai menguncir rambut panjangnya dengan gaya sengak.

Rosa bisa membaca gerakan tersebut, ia ingin menarik Hilda pergi namun terlambat. Hilda sudah menunjukkan responnya. Ia mulai menaikkan lengan jaketnya.

"Da, ayo pergi nanti dicariin anak kelasan"

Hilda tak menggubris, perempuan di depannya terus mengoceh.

Perempuan berambut panjang itu namanya Sandra. Salah satu anggota paduan suara.

Sandra menoleh pada Rosa yang tampak sudah tidak nyaman dengan keadaan. Rosa yang menyadarinya langsung memberi tatapan sinis.

"Kenapa? Takut?" Ucap nya dengan dagu yang dinaikkan ke atas.

"Maksudnya lo bicara begitu tentang kelas gua tuh apa sih? Lo tuh siapa sampe rela ngurusin kelas gua?" Kali ini Rosa angkat bicara.

"Oh maaf, gua gak ngurusin kelas lu. Tapi gua cuma ungkapin ketidaksukaan gua sama kelas lu"

"Lu berlebihan. Kalo lu gak suka kenapa terus terusan dipikirin?" Ucapan Hilda membuat Sandra mendecih, lalu membuang muka ke sisi kanannya.

"Lo tau ga? gua muak banget kalo anak kelas gua udah ngomongin tentang asiknya vlog kelas lu. Muak gua, tiap hari vlog, tiap hari vlog"

Rosa tersentak. Ucapan Sandra seperti menyindir dirinya.

Hilda masih memasang wajah datar dan dinginnya, mencoba menahan emosi agar tidak kelepasan meninju wajah perempuan di hadapannya.

"Terus juga, kalian terlalu sok asik, terlalu menel sama cowoknya. Nge jablay bukan sampe sedeket itu sama banyak cowo?"

Rosa melotot mendengar ucapan yang menurutnya sangat kasar itu. Jujur, saat ini ia sangat ingin mencabik wajah Sandra.

"JAGA UCAPAN LO!" Hilda berteriak cukup keras. Namun perempuan itu malah semakin menantang.

Hilda pasrah sudah ditarik oleh Rosa untuk menjauh. Kini mereka mengabaikan kedua perempuan itu lalu melanjutkan jalannya menuju gudang.

"Terutama Hanna, gue gak suka sama 'anak emas' gak tau diri itu yang seenak nya pergi saat ekskul butuh dia" tambahnya dengan intonasi datar namun terkesan mengancam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEUXOCIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang