5. Target
Dira yang sedang menonton drama Korea di laptopnya membulatkan matanya melihat tumpukan T-shirt dan barang lainnya yang dibungkus plastik di meja Evan di sebelahnya.
"Buset banyak amat?"
"Ha? Apaan yang banyak?" Tanya Evan bingung, ia sendiri sedang kewalahan mengurusi barang dagangan online nya yang sekarang ini sedang banyak pesanan yang harus ia antar ke berbagai kelas.
Dira melengos, "peliharaan lo banyak banget" katanya menunjuk para bobrok squad yang sedang beraksi dengan segala kerandoman nya.
"Ah iya lupa, belum pada gua vaksin tadi pagi" jawab Evan sambil menepuk keningnya.
Padahal dia sendiri juga termasuk golongan 'peliharaan' karena satu-satunya majikan disini hanya si ketua MPK itu. Tapi kalau sedang mengurusi barang dagangan nya, ia serasa punya dunia sendiri.
Cowok itu memang tidak punya prestasi akademik maupun non-akademik yang dapat dibanggakan, namun kemampuannya dalam hal bisnis membuat ia dapat menjadi contoh. Ya, dia punya toko online sejak kelas 10 yang menjual segala barang mulai dari pakaian sampai aplikasi premium.
"Ayang gue mana ya?" Tanya cowok itu dengan raut wajah serius, Dira yang mendengarnya refleks menoleh bingung.
"Siapa? Lo backstreet sama siapa heh? Wah gak bilang bilang lo ya... WOI GUYS— HMMPPHH" Evan membekap mulut perempuan mungil itu, bahaya kalau sampai anak kelas yang mayoritas bermulut kompor ini sampai salah paham nantinya. Padahal mah...
"Apaan sih anjer, KEAN KU, BANTUIN GUA NGASIH BARANG PESENAN"
Lah anjir si Keanne ternyata.
Keanne yang berada di ambang pintu kelas menoleh, "GAK AH MALES"
"Ke MIPA 7,"
Keanne membulatkan mata, wajahnya merekah begitu saja dan langsung menghampiri Evan untuk membantu. Membuat cowok itu mengumpat.
Nyatanya hanya ingin modus karena kelas MIPA 7 memang terdapat banyak cewek cantik yang menjadi primadona sekolah juga incaran banyak orang.
"Heh ilangin kebiasaan centil lo itu, target ada di kelas tapi lo nya malah kelayapan sana sini"
Kini mereka berdua sedang berjalan di koridor menuju kelas 11 MIPA 7 yang berada di lantai 2.
"Centil apanya sih gue tuh, gue kan emang ramah sama siapa aja" jawab Keanne santai dan langsung ditabok kesal oleh Evan.
"Heh, Rosa temen gue dari kecil, dia anaknya emang bloon gak pekaan sama gituan, bisanya haha hihi doang," Kata Evan menggurui.
"Tapi dia sekarang mulai suka cerita tentang lu kalo sama Dira. Apalagi tadi anaknya ngerengek-rengek blushing ke Dira gara-gara lu bikin dia ketawa sampe keselek Oreo"
Keanne menghentikan langkahnya, menoleh pada Evan yang memasang muka datar.
Perlahan aura ganteng nya keliatan.
Tapi...
"AAAPAAAA???" Tanya nya sok dramatis dengan kedua tangan memegang pipinya, melunturkan aura tampannya begitu saja.
Rosalia Juwita Darmawani, si pujaan hati manusia bilyard itu. Si petakilan yang hobi ngevlog bahkan sudah memiliki channel YouTube nya sendiri yang sudah terkenal dengan segala kerandoman nya.
Sedangkan Keanne sendiri hanyalah cowok yang hobi kelayapan sana sini. Dirinya yang aktif di basket juga menjadi bassist di ekskul band membuatnya menjadi social butterfly yang ramah kepada siapa saja, nyatanya hanya hobi sepik kepada cewek-cewek cantik di sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEUXOCIAL
Teen FictionParea (n.) a group of friends who gather together purely for the enjoyment of each other's company to share experience in life, their philosophies, values, and ideas and to celebrate the simple things in life. aphrodlight, 2020. WARNING! CONTENT HAR...