LARA;2

21 4 4
                                    

Vote dulu sebelum baca! Happy reading semuaaa!!

Aku akan terus berjalan, menempuh waktu, bagaimanapun itu, seakan diriku tak mendapat pilihan dan kini yang kulakukan adalah menyerahkan semuanya pada waktu.

-Azmitha Razana
.
.
.
.
Flashback on

Dulu di sebuah desa kecil, terdapat dua bocah yang selalu bermain bersama.

Mereka adalah sahabat kecil. Kemanapun bersama, rumahnya berhadapan.

Tak jauh dari mereka bermain, terdapat dua wanita cantik yang duduk di bawah pohon rindang yang sedang mengobrol ria tentang anak mereka.

"Yu, andai aku bisa milihkan jodoh, aku pasti milih Laksa buat jadi jodohnya Zana" ujar perempuan dengan daster biru, yang membuat Riris tersenyum.

"Aku juga Haf, aku pinginn banget mereka nantinya jadi pasangan" balas Riris dengan pandangan ke arah dua bocah yang sedang tertawa bersama.

"Zana walau masih kecil, sifatnya sudah terbaca jelas, dia itu tegas dan penyabar. Aku kagum sama dia" tambah Riris lagi.

"Aslinya kita ndak pantes ya Ris ngomong kayak gini, tapi kan ini seandainya gitu" ujar Hafizah, ibu dari Zana.

"Aku khawatir Ris, aku sudah sakit-sakitan begini, aku takut nggak sampai buat liat Jani sama Zana gedhe (besar), aku takut mereka jatuh ke tangan yang salah, bagaimanapun mereka perempuan, yang nantinya pasti bakal ikut suami" ujar Hafizah yang membuat Riris menoleh.

"Hus! Ngomong opo kamu iki ta Haf, nggak kita bakal besarin anak-anak kita bareng-bareng, kamu pasti sehat" tegas Riris seraya menggenggam tangan Hafizah.

"Aku minta tolong sama kamu Ris, kalau Jani gitu sudah ada calonnya, di pilihkan ayahnya, juga itu sepupunya sendiri, jadi aku nggak bakal khawatir"

Ada jeda dari ucapan Hafizah,

"Kalau Zana, aku takut dia jatuh ke tangan yang salah. Aku minta tolong ke kamu Ris, seandainya bisa, tolong jadikan Zana nantinya sebagai menantu kamu" Hafizah menitihkan air mata, Riris membawa Hafizah ke dalam dekapannya.

"Kalau nanti mereka dipertemukan lagi, aku janji bakal usahain untuk mereka bersama Haf, jangan kayak gini, kamu pasti bisa melawan kanker mu" ujar Riris menenangkan Hafizah.

>> Flashback End

"Dan sekarang, entah takdir atau bagaimana Zan, kamu dipertemukan lagi sama Laksa, satu kampus, padahal beda jurusan" ujar Riris seraya menghapus bekas air matanya yang sempat meleleh ketika bercerita tadi.

Riris menggenggam tangan Zana, "Maafin bunda ya nak, kalau seandainya perjodohan ini membuat kamu nggak bebas atau bagaimana, kamu jalani saja yang sekarang, perkara hasil apa kata nanti" ujarnya lembut.

Zana tersenyum menenangkan, "Zana bakal lakuin yang terbaik untuk semuanya, untuk bunda, untuk ibu, juga untuk diri Zana sendiri" balasnya lembut,

"mas Laksa orang baik bunda, doakan Zana. Zana nggak tau sekarang perasaan Zana ke mas Laksa bagaimana" ujarnya lagi yang membuat Riris tersenyum.

LARA (Laksamana & Razana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang