Prolog

31 8 0
                                    

Perkara suara hati, yang tak pantas untuk di dengar. Bukan seharusnya seperti itu, jika orang-orang selalu berbicara, ikuti kata hati. Tapi ini berbeda, tak seharusnya seperti ini.

Persaingan ketat antara hati dan logika, siapa yang akan tereliminasi? Atau bukan keduanya? Melainkan diri sendiri? Atau justru ego? Entahlah, serahkan saja pada semilir angin.

Dua anak manusia yang sedang menatap langit penuh bintang, si lelaki tampak tenang, si perempuan di serbu gundah, harus memilih hati atau logika.

"Zan, aku dan kamu tau kalau kita ini dijodohkan, aku nggak tau Zan, apa yang sebenarnya nggak bisa buat kamu jatuh cinta ke aku seperti aku ke kamu" ada jeda dari kalimatnya, ia masih menatap Langit dengan tenang.

"Entah itu memang kamu nggak bisa suka aku, atau ada hal lain" terusnya, sang perempuan masih diam mendengarkan.

"Seberapa jauh kamu pergi Zan, akan aku temani. Seberapa lama kamu butuh waktu, akan kuberi. Tatap aku Zan, seseorang yang kini sedang berjuang meluluhkan hatimu" tambahnya lagi yang membuat perempuan itu sempat terpaku, tak lama tatapannya beralih pada kedua bola mata yang sama sedang menatapnya.

"Mas Laksa, aku ini hanya sebuah kerikil, yang kecil bahkan walau terlihat pasti akan diabaikan. Sedangkan kamu, kamu itu langit, dipandang gagah siapa saja, kamu pantas bersanding dengan bulan, atau bintang, atau juga matahari, bukan dengan kerikil kecil yang hanya bisa menjadi pengganggu dalam hidupmu" ujar Azmitha Razana, gadis yang sedari tadi diam, mendengarkan segala tumpahan dari lelaki yang kini sedang ia tatap.

"Kalaupun sama-sama kecil Zan, kamu itu lebih cocok disamakan dengan berlian. Berharga, cantik, segalanya. Aku nggak pernah nemu sosok yang sama seperti kamu, yang selalu mengerti dan sabar ngadepin aku" balas Laksamana Grie Ardani.

"Jika kamu memandang aku sebagai langit Zan, aku memandang kamu sebagai semestaku" ungkap Laksamana yang hanya dibalas dengan diam oleh Zana. Setelahnya mereka kembali larut dengan pikirannya masing-masing.

•••

Notes :

LARA (Laksamana & Razana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang