(5) "Yummy Stranger"

6.6K 227 1
                                    

Mew POV

-bhuk- "Aakhhh bangsat!" Tiba-tiba saja seseorang meninjuku tanpa ada penjelasan yang jelas.

"Kurang ajar. Ngapain lo ngeliatin cewe gua hah!" Orang itu tiba-tiba mengacau tidak jelas.

"Cewe mana yang gua liat anjing! Cewe lo aja yang genit ngeliatin gua dari tadi bangsat!" Aku hampir mengamuk ingin membalas tinjuan orang yang tidak jelas itu.

"Awas aja gua bales lo!" Dia menunjuk kearah mukaku.

"Cih. Gua ga takut!" Aku meludahinya. Dia pergi dari hadapanku.

Hal ini memang sering terjadi. Ketika aku sedang berada dibar selalu saja ada yang membuat ulah denganku. Rata-rata semua bermasalah karena pacar mereka melihatku dan tidak memperhatikan dirinya.

"Sial! Siapa juga yang tertarik sama cewe dia! Dungu!" Aku masih mengumpat sendiri. Sambil meminum beer yang memang belum sempat ku habiskan.

Aku menunggu kao datang menemuiku, ada hal yang perlu dibicarakan mengenai pekerjaan. Setelah beberapa menit menunggu akhirnya kao datang dengan beberapa temannya.

"Hai bro!" Kao menepuk pundakku.

"Hei" aku hanya menoleh malas sambil memegang pipi yang masih sakit akibat tinju laki-laki tadi.

"Eh kenapa lo?" Kao langsung memperhatikan pipiku.

"Biasa ada yg nonjok gue tiba-tiba gara-gara cewenya ngeliatin gue. Bangsat! Mana gue tau cewenya ngeliatin gue. Sialan!" Aku menjelaskan sambil mengumpat.

"Sabar bro. Hahaha. Ya resiko orang ganteng begitu. Makanya jangan sering main ke bar, yang ada nanti muka lo jadi jelek gara-gara di tonjokin terus sama orang ga jelas!" Kao mulai meledek.

"Bangsat!" Aku hampir saja memukul kepalanya. Tetapi kao menahan.

"Hahaha sabar-sabar.. Eh kenalin ini temen-temen gue yang bakal gue rekrut untuk project kita." Kao langsung mengalihkan pembicaraan, dan mulai memperkenalkan teman-temannya.

Aku mulai fokus memperhatikan kao dan menjelaskan beberapa project yang akan kita lakukan untuk beberapa bulan kedepan. Aku dan kao membentuk sebuah grup band baru, karena banyaknya peminat suara kao, jadi kao mengajakku dan beberapa temannya untuk bekerja sama. 

Setelah 4 jam kita membahas pekerjaan, akhirnya satu persatu teman-teman kao pamit pulang dan hanya menyisakan aku dan kao yang sudah setengah mabuk. Sebelum kehilangan kesadaran kao akhirnya mengajakku untuk pulang, aku meng-iya kan dan berpisah dipintu keluar dengan kao.

Ketika aku menuju mobil, aku melihat seorang laki-laki sudah tergeletak disamping jalan. Awalnya aku tidak mau ngeiba, karena memang sudah menjadi kebiasaan melihat orang tegeletak dijalan seperti itu. Tapi ku lihat ada yang berbeda, dia mengeluarkan darah dihidung dan mulutnya. Sepertinya orang ini habis dipukuli.

Aku langsung menghampirinya, mencoba melihat apakah dia masih hidup atau sebaliknya. Ku pegang denyut nadinya masih berdetak, aku dengan sigap langsung mengendongnya dan membawanya kedalam mobil. Sedikit berharap laki-laki ini bisa sadar setelah aku menolongnya. Dan akhirnya aku membawanya kembali ke condoku.
##

Waktu sudah menunjukan jam 2 pagi, setelah aku membersikan luka diwajahnya akhirnya dia siuman. Awalnya dia kaget setengah mati dan hampir memukul wajahku. Dengan cepat aku menangkis pukulannya dan menjelaskan apa yang terjadi disana. Dia mulai mengerti dan langsung diam mendengar penjelasanku.

"Te-terima kasih. Maaf gue ngerepotin lo." Dia menatapku sayu.

"Iya. Ga masalah." Aku mengangguk. "Btw lo siapa?"

One shoot story about Mew Suppasit and Gulf KanawutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang