Hari ini tanggal 1 Januari 2020, aku bangun pukul 09.00 pagi. Semalam aku tidur sekitar pukul 02.00 dini hari. Aku menyalakan ponselku. “Line, Line, Line, tuing, tuing.” Banyak sekali notifikasi yang kuterima. Maklum, banyak yang mengucapkan selamat tahun baru ke orang ganteng. Aku pun membalas pesan tersebut satu per satu. Setelah semuanya terbalas, aku pergi mandi. 30 menit kemudian, waktu menunjukkan pukul 09.45. Aku turun untuk sarapan.
“Selamat pagi, Ma, Pa!”
“Eh, kamu sudah bangun Julian. Ayo makan dulu! Mama baru saja beres masak.”
“Tumben anak Papa jam segini baru turun. Biasanya jam 5 pagi sudah di bawah.”
“Iya, Pa. Julian kelelahan.”
Aku menghampiri mereka dan duduk di ruang makan.
“Sarapan hari ini menunya apa, Ma?”
“Sayur toge kesukaan kamu. Yuk, makan sekarang!”
Kami sekeluarga memulai sarapan.
“Hmm, masakan Mama selalu enak.”
“Iya, Ma. Papa setuju sama Julian. Masakan Mama pasti enak.”
“Ah, kalian bisa saja.”
Beberapa saat kemudian, kami selesai sarapan. Mama memanggil Bi Surti.
“Bi, tolong bereskan piring-piring kotornya ya! Saya sama Tuan mau pergi dulu.”
“Baik, Nyonya. Biar saya yang bereskan,” jawab Bi Surti sambil mulai merapikan piring-piring kotor di meja makan.
“Oh iya, Julian. Mama sama Papa pergi dulu ya! Mau pacaran dulu. Kamu jaga rumah ya!”
“Siap, Ma! Hati-hati di jalan!”
“Julian, kami pamit dulu ya!” pamit papa.
“Iya, Pa. Julian juga mau ke kamar lagi.”
“Ke kamar? Mau ngapain?” tanya papa.
“Pasti mau pacaran lah, Pa. Mau video call sama pacarnya,” goda mama.
“Ah, Mama tahu saja. Iya, Pa. Julian mau video call sama Jovita,” jawabku.
“Ya sudah, kami pergi dulu,” pamit papa.
Setelah mengantar mereka ke depan, aku pun kembali ke kamar dan langsung mengambil ponselku. Aku membuka kontak telepon untuk menelepon Jovita.
(Calling… Jovita Putri)
“Selamat pagi, Jovitaku!”
“Ya, halo! Ini siapa ya?” jawab Jovita dengan nada seperti belum sepenuhnya sadar.
“Kamu belum bangun Jovita?” tanyaku terkekeh-kekeh.
“Eh, Julian. Maaf, maaf. Tadi nyawa belum ngumpul. Hehe.”
“Iya, tidak apa-apa.”
“Iya nih aku baru bangun. Oh iya, kamu telepon aku pagi-pagi ada apa?”
“Aku rindu sama kamu.”
“Mulai gombalnya. Perasaan baru saja beberapa jam ketemu sudah rindu lagi.”
“Iya, nih. Aku juga ga tahu. Video call, yuk!”
“Nanti ah, akunya baru bangun. Rambut aku berantakan banget.”
“Baru bangun juga kamu tetap cantik kok. Ya sudah kamu mandi sana biar makin cantik.”
“Iya, iya, aku mandi dulu. Kalau sudah beres aku telepon lagi. Aku tutup dulu ya!”
“Iya, Jovitaku. Aku tunggu.”
Aku memutuskan teleponnya. Sambil menunggu Jovita mandi, aku memilih membuka Instagramku. Satu jam kemudian, Jovita melakukan panggikan video call. Aku mengangkat panggilan tersebut.
“Selamat pagi, Julianku!” sapa Jovita.
“Pagi, Jovitaku.”
“Gimana semalam, tidurnya nyenyak?”
“Nyenyak banget, soalnya mimpi kamu.”
“Mimpi aku gimana?”
“Ada deh. Mimpinya indah pokoknya.”
“Mimpi apa ih? Aku jadi penasaran.”
“Mimpi kamu sudah jadi istriku,” jawabku terkekeh-kekeh.
“Aduh, Julian. Masih lama, kita saja belum lulus SMA. Sudah bayangin nikah Hahaha. Ada ada saja. Kamu bercanda ya?”
“Iya, aku hanya bercanda,” jawabku terkekeh-kekeh.
“Dasar Julian!”
Tiba-tiba Bi Surti mengetuk pintu kamarku.
“Den, Den Julian! Bibi bawain kentang goreng dan susu. Bibi masuk ya?”
“Iya, Bi. Masuk saja!”
Bi Surti masuk ke kamarku. Bi Surti meletakkan sepiring kentang goreng dan segelas susu di meja belajarku.
“Eh, Den Julian lagi teleponan ternyata. Teleponan sama siapa, Den?
“Oh ini, Bi. Lagi teleponan sama bidadari,” jawabku.
“Ah, Den Julian mah bisa saja. Pasti lagi teleponan sama Non Jovita ya?”
“Pagi, Bi. Iya nih, Julian dari tadi gombal terus.”
“Den Julian mah orangnya memang gitu sok ngabodor (suka ngelucu) Ya sudah, sok atuh (silakan) dilanjut. Bibi permisi dulu ya, Non Jovita, Den Julian!”
“Iya, Bi. Silakan,” jawabku.
Aku bangun dari ranjangku dan segera duduk di kursi belajar untuk menikmati kentang goreng yang telah diantar.
“Enak kentangnya?” tanya Jovita.
“Enak, kamu mau?”
“Gimana caranya Julian?”
“Aku wakilin. Hehe.”
“Mana bisa makan diwakilin. Oh iya, Julian aku dipanggil sama Mama nih. Aku tutup dulu ya teleponnya! Nanti kita sambung lagi. Bye!”
“Oke, Jovitaku! Bye!”
Bersambung...
©2020 By WillsonEP
Ebook Version
KAMU SEDANG MEMBACA
Julian & Jovita 2
Teen FictionKisah Julian dan Jovita berlanjut. Tahun baru telah dilewati keduanya. Mereka berharap dapat selalu bersama dan bahagia. Namun, hubungan mereka diuji. Kesehatan Julian memburuk, ia mengidap suatu penyakit yang cukup serius. *** Selesai pesta tahun b...