Part 3

250 22 4
                                    

"Gue..." ucap Irwan

"Tunggu, jangan bilang lo mau bahas cewek lagi bang" potong Afisan

"Lo emang adek yang paling hebat, belum juga gue ngomong lo udah tau duluan" ucap Irwan bangga

"Lo kan kalau cerita selalu tentang cewek" ucap Afisan malas

"Ya kalau gue cerita tentang  cowok, gue homo dong" ucap Irwan

"San, gue mau nembak cewek nih" lanjutnya

"Terus?" tanya Afisan

"Bantu gue nembak dia" ucap Irwan dengan tatapan memohon

"Yakin bang? lo yang tukang playboy mendadak minta bantuan ke orang cuma buat nembak cewek? lo salah minum obat ya bang?" tanya Afisan bertubi tubi

"Gue serius san, dia itu cewek yang berhasil buat gue berubah, rasanya gue mau berhenti jadi playboy hanya demi dia" ucap Irwan senyum senyum gak jelas

"Udah basi omongan lo itu bang, udah berapa kali gue dengar tuh kata tapi masih tetep aja lo gak berubah" ucap Afisan

"Bilang aja lo gak mau bantu"  ucap Irwan mengerucutkan bibirnya

"Iya iya gue bantu" ucap Afisan mengalah

"Apa yang bisa gue bantu?" lanjut Afisan

"Kira kira gue harus nembak dia pakai cara apa san?" tanya Irwan

"Bawain aja dia bunga setaman, gue yakin dia suka" jawab Afisan asal

"Lo kira dia mau jualan bunga" ucap Irwan menjitak kepala Afisan, sementara Afisan hanya meringis

"Kasih aja dia puisi"

"Gue gak pinter buat puisi"

"Cari di internet kan banyak bang, tinggal lo pilih aja"

"Kalau dia tau gue jiplak karya orang lain gimana? malu dong gue"

"Biasanya juga malu maluin" gumam Afisan

"Lo ngomong apaan san?" tanya Irwan menatap tajam Afisan

"Gak ngomong apa apa, gue punya ide. lo kasih aja dia bunga sama coklat pasti dia mau, tapi lo harus ikhlas ngasihnya" saran Afisan

"Maksud lo gue gak pernah merasa ikhlas gitu setiap gue kasih sesuatu ke orang?" tanya Irwan

"Emang gue bilang kayak gitu?" tanya Afisan balik

"Lo mending keluar aja deh bang, capek gue liat muka lo" lanjut Afisan sembari mendorong tubuh Irwan untuk keluar dari kamarnya

"Iya gue keluar"

"Kenapa gue jadi kepikiran cewek itu sih?" tanya Afisan pada dirinya, usai Irwan keluar

"Apa gue jatuh cinta sama dia? tapi kan dia udah punya pacar mana mungkin gue mau rebut dia" ucap Afisan frustasi

***

Saat ini di kediaman Rahardian sedang melaksanakan aktivitas wajibnya yaitu sarapan pagi, tak ada perbincangan di antara keluarga itu. Sepertinya masih ada yang kurang, benar  saja anak terakhir dari keluarga Rahardian  tidak ikut sarapan. Mungkinkah dia masih di alam mimpinya?

Jam menunjukkan pukul 06.30 Selfi berdiri dari tempat duduknya, kemudian berpamitan dengan kedua orangtuanya. Rara masih belum juga muncul, Uyaina segera menuju kamar Rara dan mengetuk pintu dengan keras sembari berteriak

"Rara bangun nak, kamu gak sekolah hari ini?"

"5 menit lagi ma"

"Ini udah jam 06.30 ya bukan jam 6 lagi"

"Apaaa" teriak Rara

"Rara kenapa nak? kenapa teriak teriak?" tanya Uyaina khawatir

"Gak papa kok ma, bentar ya ma. Rara baru siap siap" teriak Rara lantas berlari menuju kamar mandi

Beberapa menit kemudian, Rara turun dengan seragam sekolahnya. Tanpa berlama lama ia segera berpamitan dan mengambil sepedanya. Di tengah perjalanan, rantai sepeda itu lepas. Terpaksa Rara harus berhenti,  ia melirik arlojinya yang menujukkan pukul 06.50

Tiba tiba sebuah motor berhenti di sampingnya, ia tidak tau siapa. Namun, pemilik motor itu meminta Rara untuk ikut dengannya

"Ayo gue antar, lo gak mau telat ke sekolah kan?" tanyanya di balik helmnya

"Iya, tapi..." ucap Rara ragu

"Ayo, lo mau gak?" tanyanya lagi

"Gue..." ucap Rara berpikir











Bersambung

Hai hai Author kembali membawa part selanjutnya

Kalau fell nya kurang, mohon maaf. soalnya Author cuma penulis amatiran

Siapakah orang itu? dan apakah Rara menerima tawarannya?

Vote dan comennya jangan sampai lupa ya


Dengan CarakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang