Part 10

58 12 0
                                    

"Jangan jangan pak satpam pengagum rahasia kamu dek" canda Selfi

"Atau orang yang selama ini kamu cari itu pak satpam" ujar Ridwan ikut menimpali

"Ish... gak mungkin lah" kesal Rara

"Hahaha" tawa Ridwan dan Selfi

"Abang, kak Selfi" panggil Rara

"Kenapa?" tanya keduanya kompak

"Mungkin gak sih kalau dia yang kasih kado ini?" tanya Rara menatap kado di tangannya

"Bisa jadi sih" timpal Ridwan

"Rara makin penasaran sama dia" sendu Rara

"Bang bantuin tuh adeknya cari pujaan hati" ujar Selfi

"Mau bantu cari dimana? gorong gorong?"

"Ngelawak aja terus bang"

"Kak Selfi juga bantuin dong" ucap Rara

"Lah, kenapa kakak harus ikutan?"

"Sekarang kak Selfi gitu sama Rara, udah gak sayang lagi"

"Di omelin kan dek, lagian cari gara gara sih"

"Selfi kan niatnya baik mau bantuin adek, emang abang udah bantuin apa?"

"Bantuin doa"

"Gak usah berantem, pusing dengarnya" ucap Rara ketus

Akhirnya mereka bertiga sampai di rumah, Rara langsung menuju kamarnya. Sore harinya Rara berniat pergi ke taman dekat rumah, tanpa meminta izin pada kakaknya. Lelah berkeliling, Rara pun duduk di bangku taman

"Capek juga, padahal cuma keliling taman doang" ucap Rara

"Argh..dingin" ringis Rara

"Maaf maaf, gue cuma mau kasih ini buat lo" ucapnya menyodorkan minuman yang ia bawa

"Tapi gak di pipi gue juga, lo kira yang haus pipi gue" omel Rara lalu meneguk habis minuman tersebut

"Habisnya lo ngelamun, gue boleh kan duduk di sini?" tanyanya

"Duduk aja, tapi jangan salahin gue ya kalau pacar lo marah" peringat Rara

"Hahaha" tawanya, Rara menatap aneh

"Lo itu lucu ya, dari mana lo bisa menyimpulkan kalau gue punya pacar?"

"Keliatan dari tampang lo"

"Iya gue tau, tampang gue emang ganteng. tapi, gak semua orang ganteng punya pacar" ucapnya percaya diri

"Bukannya rata rata emang kayak gitu?" tanya Rara, ia pun terdiam

"Gue bercanda" lanjut Rara

Keheningan terjadi, mereka sibuk dengan pikiran masing masing. Rara menghela nafas, lalu berbicara

"Lo pernah gak merasa penasaran sama orang misterius gitu?" tanya Rara

"Maksud lo semacam hantu?"

"Bukan. dia tu orang, tapi aneh gitu"

"Aneh? gue gak faham maksud lo"

"Dia itu bisa datang di saat lo butuh bantuan, tapi misterius gitu"

"Jadi, dia semacam penolong lo gitu?" Rara mengangguk

"Mungkin cuma kebetulan, lo baru di tolong dia berapa kali?"

"Sekali, tapi dia buat gue penasaran"

"Lo tau ciri cirinya?"

"Postur tubuhnya mirip kayak lo"

"Di dunia ini tu banyak yang postur tubuhnya mirip kayak gue, ciri yang lain lagi ada gak?"

"Gak ada, astaga" teriak Rara

"Kenapa?" tanyanya

"Gue kan gak kenal sama lo, kenapa gue curhat ke lo?" omel Rara

Someone itu tampak bingung harus berekspresi bagaimana, apakah ini salahnya? bukankah Rara yang curhat terlebih dahulu?

"Udah sore, gue balik duluan" pamit Rara

Ia menatap Rara heran, bukannya Rara baru saja mengomelinya? lalu Rara pergi begitu saja? memang cewek aneh

"Dasar cewek aneh" gumamnya

Tatapan tajam, itu lah yang menyambut Rara. Apakah ia akan kena marah? sebelum hal itu terjadi, Rara segera meminta maaf

"Maafin Rara, pergi tanpa izin. Rara bosen di rumah" ucap Rara

"Kalau pergi tu izin dulu kek, bikin orang khawatir aja" ucap Ridwan

"Rara kan udah minta maaf" bela Rara

"Cepet masuk, udah sore" titah Ridwan, Rara hanya menurut

***

Senyum bahagia tampak jelas, walaupun gadis itu tak mengingatnya, setidaknya ia bisa kembali bertemu. Ia pun membaringkan tubuhnya di kasur, menatap langit langit kamar

"Lo gila san?" tanya Irwan

"Apaan sih bang? bukannya ketuk pintu malah ngejek gue" kesal Afisan

"Lagian lo senyum senyum gak jelas"

"Jepitan rambut siapa?" tanya Irwan

"Punya gue" jawab Afisan

"Rambut lo kan pendek, lagian gak mungkin juga lo pakai jepitan"

"Apa urusannya sama lo? udah pergi sana" Afisan mendorong tubuh Irwan

"Durhaka lo jadi adek"

Rara sibuk mencari jepitannya, tak kunjung menemukannya Rara pergi ke kamar Selfi

"Kak, jepitan Rara hilang" curhat Rara

"Besuk beli lagi" ucap Selfi enteng

"Rara maunya jepitan yang itu, gak mau yang lain" rengek Rara

"Udah kamu cari di kamar?"

"Di kamar gak ada, bantuin cari jepitan Rara"

"Nanti ya, kakak selain tugas kakak dulu"

"Siapa yang cari jepitan? nih abang nemuin di depan tadi" ucap Ridwan

"Akhirnya ketemu juga, makasih bang uwan" Rara memeluk Ridwan

Kertas kecil terselip di sana, Rara membuka kertas tersebut. Hanya terdapat satu kalimat di sana, namun berhasil membuat Rara tersenyum




















Tulisan apakah yang ada di kertas itu?

Gimana? Apakah ceritanya makin aneh? atau semakin buat kalian penasaran?

Maaf kan author yang tak pandai merangkai kata

Dengan CarakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang