Kertas kecil terselip di sana, Rara membuka kertas tersebut. Hanya terdapat satu kalimat di sana, namun berhasil membuat Rara tersenyum Jangan sampai hilang lagi, ok cantik? itu lah isi dari kertas kecil tersebut
"Apakah dia lagi yang menemukannya?" gumam Rara
"Makin gila aja kamu dek" ledek Ridwan
"Abang..." teriak Nabila
"Pembawa bencana datang, hus hus" ucap Rara
"Lo kira gue kucing? gue ke sini cuma minta lo balikin abang gue yang dari kemarin lo culik" ucap Nabila
"Gue culik abang lo? gak ada gunanya, lagian kalau gue mau culik orang juga pilih pilih kalik"
"Jadi gitu? ok, abang pulang. jangan harap abang mau datang kesini lagi" ucap Ridwan melipat kedua tangannya
"Yaudah, sana pulang" usir Rara
"Diam bentar bisa gak!" bentak Selfi
"Bila duluan yang mulai" ucap Rara
"Rara ke kamar sekarang! abang sama nabila pulang!" tegas Selfi
"Satu tugas ini aja udah cukup buat pusing, kalian malah ikut ikutan bikin pusing" keluh Selfi
Mereka pun menurut, Selfi menghela nafas sejenak. Akhirnya, ia bisa kembali fokus dengan tugas yang ada di hadapannya. Sementara di ruang keluarga, mereka berdua kembali melanjutkan perdebatan yang sempat tertunda
"Belum puas lo culik abang gue?" tanya Nabila
"Yang culik abang lo siapa? orang abang lo sendiri yang nyasar kesini" balas Rara
"Abang ngapain sih di sini? bukannya di rumah temenin Nabila" omel Nabila
"Habis mau gimana lagi, abang bosen di rumah apalagi yang abang liat cuma muka kamu terus" ucap Ridwan
"Oh gitu" jawab Nabila singkat
"Ra, gue balikin abang gue ke lo. terserah mau lo apain, mau lo buang juga gak papa,gue ikhlas" lanjut Nabila lalu pergi
Ridwan menatap Nabila, apakah itu artinya ia di usir dari rumah? Rara yang merasa gemas dengan sikap Ridwan yang hanya diam saja pun menampar keras lengan Ridwan hingga sang empu meringis kesakitan
"Argh... gila lo dek main tampar lengan gue, mana sakit banget lagi" protes Ridwan sembari mengelus lengannya yang merah
"Yang gila itu abang! udah tau adeknya ngambek bukan di kejar malah diem aja!" ucap Rara kesal
"Di luar dingin, males keluar" jawab Ridwan
"Mau Rara paksa?" tawar Rara
"Iya iya abang kejar" ucap Ridwan mengalah
"Ribut apa lagi?" teriak Selfi dari lantai atas
"Nabila ngambek sama bang uwan" jawab Rara ikut berteriak
"Apa? Nabila masuk comberan?" tanya Selfi yang tak dengar karena jarak kamarnya yang jauh dengan ruang keluarga
"Perasaan Rara gak bilang kayak gitu deh, apa telinganya kak Selfi perlu di periksa?" gumam Rara
"Dek" panggil Selfi
"Gak denger" sahut Rara lalu pergi
"Bodoamat lah" ucap Selfi tak ingin peduli
***
Irwan menatap lekat selembar kertas yang berisikan alamat rumah, entah rumah siapa, Irwan sendiri juga tak tau, ia hanya menemukannya di meja belajar Afisan. Sungguh, Irwan sangat penasaran dengan alamat rumah tersebut
"Sebenarnya, ini alamat rumah siapa sih? buat gue penasaran aja" ucap Irwan
"Apa jangan jangan ini rumah cewek yang Afisan suka? kayaknya gue harus cari tau" lanjutnya, kemudian Irwan mengambil kunci motornya dan bergegas mencari alamat rumah tersebut
Afisan yang sedang bersantai, di kejutkan dengan wajah Irwan yang merah padam. Perlahan Irwan berjalan mendekati Afisan lalu melayangkan sebuah pukulan tepat di wajah Afisan
Bughhh
Datang datang udah main pukul anak orang aja, hadehhh
Apa yang sebenarnya membuat Irwan marah hingga memukul wajah Afisan?
Maaf kalau ceritanya makin aneh atau gak nyambung
Author bingung mau lanjutin cerita ini atau gak, stop aja kalik ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengan Caraku
Teen FictionBiarkan Aku Mencintaimu Dengan Caraku Mungkin sepenggal lirik lagu itu tepat untuk menggambarkan Afisan si cowok tampan yang berjuang untuk mendapatkan cinta dari si gadis cantik nan imut, Rara Apakah cara yang Afisan lakukan untuk mendapatkan cinta...