Be mine

3.1K 233 14
                                    

Hollllaaaaaaaaaaa

**********************************

Rintik hujan masih turun setelah hujan lebat di pagi buta.

Lalisa, gadis keturunan Swiss baru saja pindah ke ibu kota negara ginseng itu. Membujuk kedua orangtuanya agar diizinkan untuk menginjakkan kaki ke negara kpop.

Lalisa ingin belajar hidup mandiri tanpa dikelilingi asisten-asisten dirumah orangtuanya.

Gadis berponi itu melangkah kearah balkon. Membuka pintu balkon dan berdiri memegang pagar pembatas.

Apartemnt tempat yang ia tinggali adalah pemberian ayahnya. Katanya tak ingin sang putri ke susah mencari rumah.

Sepertinya rintik hujan sudah berhenti. Lalisa berniat untuk jalan-jalan hari ini. Ia pun melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Tak sampai 20 menit, Lalisa sudah siap dengan pakaiannya, sedikit make up diwajahnya dan terakhir memoleska lipbalm di bibirnya.

Ia melangkah keluar apartement, menyapa beberapa orang yang lewat dengan ramah.

Ia bukan gadis bodoh yang tak tau berbicara bahasa Korea. Lalisa diberkati otak pintar hingga ia bisa berbicara 6 bahasa. Inggris, Thailand, Korea, Jepang, Swiss dan juga Mandarin.

Gadis itu berjalan mengelilingi kota, berjalan kaki? Tentu saja tidak. Dia akan menggunakan taksi jika tujuannya jauh dari tempat ia berada.

Seakan tak kenal waktu, hari sudah mulai petang saat Lalisa duduk di bangku taman. Banyak anak remaja yang mungkin seusianya? Atau mungkin ada yang di bawah atau di atas nya.

Malam itu terlihat sangat terang dengan taburan bintang dan cahaya dari bulan yang menerangi bumi dari atas.

Tak jauh dari tempat Lalisa, seorang lelaki yang menggunakan mantel coklat dan memakai topi sedang mengarahkan kameranya ke berbagai objek.

Lalisa berdiri dari duduknya. Beranjak meninggalkan taman. Ia harus mencari makan pikirnya. Karena ia sangat lapar.

CEKREK

Lalisa pergi menuju tempat makan yang tak jauh dari taman. Sementara pemuda itu, melangkah ketempat Lalisa duduk tadi.

Lalisa duduk di kursi yang berhadapan dengan jendela, ia tak ingin melewatkan malam penuh bintang ini sambil menunggu pesanannya datang.

Disisi lain, pemuda yang duduk ditempat Lalisa duduk tadi sedang melihat hasil jepretannya.

Ia tertegun saat tak sengaja memotret seorang gadis.

'Kapan aku memotretnya?' gumamnya.

Ia lantas tersenyum, lalu mengalihkan tatapannya ke segala arah taman.

'Sudah pergi sepertinya'

Maka ia pun beranjak dan pergi dari sana.

Lalisa keluar dari restaurant setelah menghabiskan makannya. Ia ingin pulang karen hari mulai larut. Melewati taman tadi dan berhenti di pinggir jalan mencari taksi.

Geschichte über unsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang