Chapter 7

231 45 7
                                    

“Kemarahan yang tersimpan jauh di dalam dirimu, bisa menjadikanmu gila suatu saat nanti”

.
.
.

Seungmin sangat tampan. Dengan tubuhnya yang ramping, matanya yang selalu tampak sendu, menyimpan kesedihan tersendiri. Membuat para perempuan selalu ingin mengasihinya. Sayangnya para perempuan itu tidak tahu kebencian Seungmin kepada perempuan, dan pada akhirnya para perempuan itulah yang menjadi korbannya.

Hari ini Seungmin sedang mengunjungi mansion Minho membawakan buah-buahan untuk menengok si sakit. Sayangnya
yang dicarinya tidak ada, dari pelayannya dia tahu bahwa Minho
sudah masuk kerja. Membuat Seungmin menunggu hampir selama dua jam.

Akhirnya Minho pulang dari kantor, dan sepertinya kondisi kesehatannya belum pulih benar.

Seungmin memandang ke arah Minho yang masih terbatuk-batuk dan mengangkat alisnya melihat wajah Minho yang masih pucat.

“Seharusnya kau tidak masuk kerja dulu,” gumamnya.

Minho cemberut, “Aku bosan di rumah. Tidak ada yang bisa kulakukan.”

“Kau bisa tidur dan beristirahat.” Seungmin terkekeh, “Itu yang biasanya dilakukan oleh orang sakit.”

Minho menghela napas panjang, lalu membanting tubuhnya dan berbaring si sofa besar di depan Seungmin. Lalu dia menoleh dan menatap Seungmin dengan tajam.

“Malam itu… Saat hujan petir waktu itu.”

“Ya?” Seungmin tampak tidak peduli, dia menghirup teh chammomile yang tadi diseduhkan oleh pelayan Minho.

“Aku memintamu untuk melihat Lia karena dia takut petir.”

“Ya. Dia memang ketakutan dengan petir.”

Seungmin membolak-balik majalah yang ada di depannya dengan tidak peduli.

“Lalu apa yang kau lakukan pada Lia? Kau tidak kembali ke kamar malam itu.”

Seungmin mengangkat matanya dari majalahnya, mengawasi Minho lalu tersenyum,

“Cemburu, Minho?”

Muka Minho sedikit merona. Tetapi bibirnya menipis kesal.

“Kata Lia kau memasangkan earphone di telinganya, lalu dia tidak ingat apa-apa lagi.”

“Kau sangat perhatian padanya.”

Seungmin memilih tidak menjawab pertanyaan Minho, membuat Minho makin kesal.

“Dia sudah seperti keluargaku.”

“Tetapi dia bukan adikmu.” suara Seungmin menajam, tetapi dia kemudian menguasai diri dan senyumnya muncul kembali,

“Jangan cemas Minho, aku tidak melakukan sesuatu yang salah
kepadanya. Dia memakai earphoneku dan aku menungguinya
sampai tidur. Aku menyelimutinya, dan kemudian karena aku mengantuk aku tidur di kamar tamu.”

Minho mengawasi Seungmin tak percaya.

“Benarkah?”

“Kau bisa bertanya kepada pelayan yang membereskan kamar tamumu.” Seungmin tersenyum dan menatap Minho, “Kalau aku tidak mengenalmu, aku akan menduga bahwa kau sedang cemburu.”

“Aku tidak cemburu.” Minho menyela keras kepala, “Aku hanya cemas kau berubah pikiran dan mengincarnya. Kau tahu aku punya hutang budi yang besar kepada Lia dan karena itu aku bertekad menjaganya…”

Minho mengernyit,

“Para perempuan itu, mereka yang menjadi korbanmu… Mereka patah
hati dan hancur… Aku tidak ingin Lia berakhir seperti itu.”

Sweet Enemy || Lia Lee Know [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang