Chapter 10

235 34 4
                                    

"Orang yang menyimpan rencana jahat selalu bersembunyi di kegelapan, mengamatimu dalam diam."

.
.
.

Lia menatap perempuan itu yang sedang berdiri sambil tersenyum aneh kepadanya. Perempuan itu sangat cantik, tentu saja, meskipun sudah setengah baya. Pakaiannya berwarna merah mencolok dan dandanannya lumayan berani dengan warna-warna tak kalah terang.

Saat ini pengawal perempuan itu sudah memborgol tangannya di ranjang hingga Lia tidak bisa bergerak. Dia hanya diam tak berdaya di bawah tatapan perempuan itu.

"Kau tumbuh menjadi perempuan mungil yang cantik, Lia." perempuan itu tersenyum manis sambil mengawasi seluruh penampilan Lia.

Sementara itu Lia mengernyitkan matanya, kenapa perempuan itu mengetahui namanya? Dan dari kata-katanya yang mengatakan bahwa Lia tumbuh menjadi perempuan yang cantik... Seolah-olah dia tahu tentang masa kecil Lia.

Tetapi siapa dia?

Lia bahkan tidak punya ingatan sama sekali tentang perempuan ini. Kalau benar perempuan ini mengenal Lia di masa kecilnya, mungkin saja memang Lia tidak ingat. Lia melupakan semua kenangan tentang masa kecilnya, entah kenapa. Ayahnya juga tidak pernah menanyakan tentang itu, seolah ada tembok pembatas yang menutup antara Lia kecil dengan Lia yang sekarang, ingatan pertamanya di masa kecilnya adalah ketika ayahnya membawanya ke rumah mereka yang sederhana. Sejak saat itu, di dunia ini hanya ada Lia dan ayahnya. Ayahnya bilang mereka hanya tinggal berdua karena ibunya telah meninggal.

"Apakah kau mengenalku di masa kecilku?" Lia menatap perempuan itu dengan berani, "Kata-katamu seolah tahu bagaimana aku di waktu kecil."

Perempuan itu agak terkejut ketika mendengar pertanyaan Lia, dia lalu mengamati Lia dengan seksama,

"Well... Kau tidak ingat masa kecilmu ya? Kau tidak ingat aku?" perempuan itu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Sungguh suatu kebetulan yang menguntungkan."

Apa maksud perempuan ini?

Lia mengerutkan keningnya bingung. Tetapi rupanya perempuan itu tidak ingin membantu menjelaskan kebingungannya, dia malah berdiri, masih dengan senyum manisnya.

"Mungkin lebih baik kalau kau tidak ingat siapa aku, aku jadi lebih leluasa," dikedipkannya sebelah matanya, "Sementara kau bisa memanggilku Joy sampai kau ingat."

Lalu Joy pergi, meninggalkan Lia di kamar itu terkurung dan terborgol, tak bisa kemana-mana.

•••

Setelah menerima telepon dari orang yang meminta tebusan itu, Minho menatap Seungmin yang duduk di depannya dengan tajam, polisi sedang berkumpul di sisi yang lain mencoba
melacak telepon itu dan juga suara peneleponnya, sementara Nancy tadi meminta izin untuk ke kamar mandi. Sementara itu Felix ada di bandara untuk menjemput mama Minho yang sebentar lagi mendarat.

"Apa maksud kata-katamu tadi?"

Seungmin hanya melirik ke arah Minho, lalu memalingkan mukanya,

"Bukan apa-apa."

"Kau bilang kalau Lia adalah adikmu."

Sweet Enemy || Lia Lee Know [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang