Bab 4

240 18 3
                                    

Ketika pagi menjelang Taehyung terbangun dari tidurnya ketika ibunya Jimin membuka pintu kamar untuk membangunkan mereka. Taehyung sempat kebingungan ketika melihat seisi kamar, tapi kemudian dia baru menyadari kalau sekarang ia sedang berada di rumah Jimin, bukan di rumahnya lagi. Taehyung tersenyum miris.

Setelah mereka bangun, lalu membersihkan diri dan kemudian mempersiapkan diri pergi ke sekolah, ibunya Jimin memberikan bekal untuk mereka masing-masing.

Selama di perjalanan menuju sekolah, tidak ada percakapan sama sekali dan itu membuat Jimin merasa aneh dan tidak betah. Karena bukan kebiasaan mereka berangkat dan pulang sekolah bersama dengan hanya diam saja sepanjang jalan.

Ketika Jimin melirik Taehyung, Taehyung ternyata justru sedang menatap kotak bekal di tangannya yang di berikan oleh ibunya Jimin dengan mata berbinar. Dan hal itu membuat Jimin menatapnya semakin aneh dan kebingungan.

"kenapa kau menatap kotak bekalku seperti itu? Jangan katakan kau tidak pernah di buatkan bekal oleh ibumu" gumam Jimin menduga.

Taehyung menoleh ke Jimin, lalu dia tersenyum simpul "tapi kau benar. ibuku terlalu sibuk dengan suaminya dan adik-adikku, mana sempat ia membuatkanku bekal"

Jimin menatap Taehyung heran setelah mendengar sebutan 'suaminya' untuk ayahnya sendiri "kau membenci ayah tirimu juga? Jadi memang benar kalau ayah tiri itu jahat?"

"tidak" Taehyung menggeleng "dia sangat baik, dia tidak pernah memarahiku"

"lalu kenapa kau bicara seakan kau tidak menyukai ayah tirimu?" tanya Jimin heran.

"tapi aku bicara benar, ayahku memang tidak pernah memarahiku, karena dia sibuk bekerja dan hanya memperhatikan ketiga adikku, jadi mana sempat dia memarahiku, memperhatikanku saja tidak" jelas Taehyung. Ketika berkata seperti itu, ia merasa hatinya sedikit sakit.

"itu tandanya kau memang tidak menyukai ayahmu, bodoh" sanggah Jimin, tapi Taehyung tetap menggeleng.

"aku tidak"

"kau iya!"

"tidak"

"ya terserah" dan akhirnya Jimin mengalah. Tapi meski begitu tidak ada sahutan dari Taehyung lagi.

Jimin menatap sahabatnya sebentar. Sahabatnya ini memang aneh dan konyol. Dia bilang kalau dia tidak membenci ayahnya tapi dia bicara seolah tidak menyukai Ayahnya. Tapi jika Jimin berada di posisi Taehyung, mungkin juga akan merasa seperti itu. Jadi Jimin hanya tersenyum prihatin dan tangan kirinya menepuk bahu Taehyung seolah menyalurkan kekuatan yang Jimin miliki.

"jadi, apa yang akan kau lakukan sekarang jika kau tidak masuk sekolah?" tanya Jimin setelah menyadari beberapa meter lagi mereka akan sampai di depan pintu gerbang sekolah.

"Tentu saja mencari pekerjaan" sahut Taehyung seadanya.

Kemudian Taehyung membuka almamater sekolah dan melipatnya lalu di simpan ke dalam tas. Dan sekarang Taehyung hanya mengenakan kaos biasa dan celana hitam panjang, dia tidak berpenampilan seperti anak sekolah lagi.

"kau yakin?" Jimin mulai sedikit ragu, walaupun Taehyung sudah mengatakannya kemarin malam.

"tentu, aku tidak mau disebut pengangguran"

We Love You, Hyung... (V-Baek GS) -COMPLETED-Where stories live. Discover now