23. Fight?

8 3 0
                                    

"Duduk!"Gw baru nyampe aja dah diginiin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Duduk!"
Gw baru nyampe aja dah diginiin.

Gw mangut-mangut iya-in, kalo ada abang gw kan enak ngurus Mom and Dad nya.

Kak Belvan tak menatap gue dia malah asik memainkan handphone-nya, kacamata hitam menggantung di batang hidungnya yang lebih mancung dari gue.

Kak Belvan tak menatap gue dia malah asik memainkan handphone-nya, kacamata hitam menggantung di batang hidungnya yang lebih mancung dari gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"So?" Kak Belvan ngangkat alisnya.

"Batalin pertunangan," gw jawab singkat.

"And," kak Belvan melontarkan satu kata lagi.

"Alona punya gw"

"Hm?"

Buset dah nih kakak, ngomongnya. Pen tabok tapi takut dosa.

"So? Gw harus gimana kak?"

"Turutin dad."

What-
Hah,
Apa?

"Kak .... "

"Sayang~ " Kakak ipar gue datang dan menggenggam bahu kak Belvan.

Anjir, mereka malah mesraan.

"Bawa dia." Kak Belvan berdiri dari posisinya.

"Sisanya kakak yang urus." Kak Belvan pergi dari ruang tamu menyisakan gue dan kak Bianca.

"Minum dulu, Zuen pasti haus kan?" Kak Bianca menyodorkan teh ke gue.

"Malam ini, tidur di ruang tamu. Kakak bantuin nyari Alona itu."

"Thanks kak."

***

"ZUEN!!" Gue terbangun oleh pekikkan kak Bianca.

Kak Bianca memakai kaos putih yang diselipkan dalam celana levis panjangnya, ditutupi cardigan panjang dilengkapi dengan sepatu bots hitam.

Kak Bianca memakai kaos putih yang diselipkan dalam celana levis panjangnya, ditutupi cardigan panjang dilengkapi dengan sepatu bots hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Available Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang