VII. Peraturan

42 2 0
                                    

Ryuu pov aku yang mencium bau sakamaki yang sepertinya mulai mendekat mengisyaratkan pada yui untuk mematikan telponnya dan untungnya dia tidak lamban

Yui "ayah kalau bgitu sampai jumpa aku ingin menutup telponnya"

Ayah " baiklah yui bersabarlah, sampai jumpa"

Yui "hai' otosan" mematikan telpon dan menyeka air matanya lalu memberikan handphone itu kepada ryuu

"arigato ryuu san, tapi kenapa kau menyuruh ku berhenti" tanya yui yang masih sedih

"heeh tangisan kerinduan adalah tangisan paling bodoh yang pernah ada" kataku padanya dengan nada mengejek "tapi mengapa aku menyuruh mu berhenti itu karena aku mencium keberadaan sakamaki yang semakin dekat" jawabku

"aku mengerti itu dan sepertinya ini memanglah jam pulang sekolah" balasnya

Tiba tiba karena melihatnya menangis aku memikirkan sesuatu untuk melanjutkan rencanaku

"yui kita butuh sedikit drama, maaf ya" kataku lalu menyeringai padanya yang membuat nya terlihat bingung

Author pov

Ryuu lalu menjatuhkan yui di sofa itu dan menusuk lehernya dengan dua kukunya yang tajam sambil tersenyum dan mendekatkan wajanya ke leher yui

"ryuu san apa yang kau laku-" tanya yui tapi terpotong ketika ia merasa sebuah benda tajam menusuk lehernya dan melihat ryuu mendekati lehernya

Ryuu pun membuka mulutnya dan memperlihatkan taringnya mendekatkannya ke leher yui hanya untuk memanipulasi, dan tiba tiba ayato datang dan mendorong ryuu menjauhi yui dan seketika semua sakamaki bersaudara berada di ruang tamu.

"oi apa yang kau lakukan, kulitnya bisa sobek karenamu" kata ryuu dengan nada kesal

"itu lebih baik dari pada kau menghisapnya dan kau" kata ayato sambil melirik yui "ingat kau adalah milikku" sambung ayato

"ayato kun dia-" kata yui pelan namun dipotong oleh ryuu

"apa apan perkataanmu seperti itu bahwa dia milikmu sama dengan menandakan bahwa kau menyukainya" kata ryuu dengan nada dingin. Kemudian ia melihat mata ayato yang tiba tiba melebar seperti orang yang terkejut lalu memalingkan wajahnya.

"diam kau dia adalah mangsaku" balas ayato sambil mendorong yui dan duduk di salah satu sofa

"dasar bukakahn kau lah yang melarang kami meminum darahnya " sahut kanato dengan nada kesal

"padahal kau bilang bitch chan tidak enak badan tapi kenapa dihisap" lanjut laito

"tidak kah kau lihat dia sudah lebih baik, lagi pula aku baru saja memulai tapi kalian malah datang" balas ryuu

Reiji pov

Melihat mereka semua yang tiba di rumah langsung beradu mulut membuat ku naik daarah

"hentikan!! kalian memang tidak bisa menjaga etika kalian, terlebih lagi ini di ruang tamu, dan kau ryuu sangat memalukan melihat mu bertingkah seperti itu di ruang seperti ini. Jika kau ingin melakukannya lakukan di ruang pribadimu" kata ku yang kemudian hendak berjalan ke kamarku namun terhenti

"hai' hai' reiji memang bisa diandalkan putra beatrix yang membanggakan" kata ryuu yang terlihat melirik shuu namun shu yang menutup mata tidak memperhatikan

"putra kedua yang mengagumkan, reiji yang disiplin, bla bla bla bla" kata ryu sekali lagi yang mencoba menghina shuu membuat semua orang menatapnya bodoh

"pecundang sepertinya tidak akan merespon perkataan seperti itu" tegur ku lalu kembali melangkah ke ruanganku meninggalkan semuanya

Yui pov

aku yang merasa heran dan lucu dengan semua yang terjadi seperti yang dilakukan ryuu san benar-benar membuatku ingin tertawa. Saat duduk dan menatap yang lainnya yang ada di ruangan itu mata ku tiba tiba berpapasan dengan mata emerald milik ayato namun tiba tiba ayato memalingkan wajahnya

"ayato kun tak apa?" tanyaku

"diam kau chichinashi dan berpikir yang tidak tidak" jawab ayato

Meskipun aku tidak mengerti apa yang dikatakan oleh ayato aku hanya mengangguk dan kembali ke kamar

Author pov

Keesokan harinya yui bangun lebih awal tidak seperti kemarin namun, tetap membuat reiji berkomentar

" ku pikir kau akan bangun seperti kemarin, tapi sepertinya tidak. Sekarang aku mau kau membangunkan yang lainnya kecuali ryuu dan subaru, setelah itu turun dan bantu aku memasak untuk sarapan" kata reiji yang berdiri di depan pintu kamar yui

"hai' reiji san" balas yui

Namun tiba tiba ryuu datang dalam keadaan yang rapi dan berkomentar " eeitsss reiji kau tidak punya alasan untuk memerintah yui san, meskipun kau lah yang paling disiplin. Karena hari ini aku mendapatkan pesan singkat dari karlheinz" kata ryuu sambil menunjukkan handphonenya

"kepada ryuu

Dari karlheinz

Ryuu selama kau disana aku ingin kaulah yang mengambil kendali terhadap mereka, aku percaya terhadap reiji tapi menurutku kau lebih bijak jadi ku serahkan tanggung jawab mengurus putraku dan yui kepadamu.ku beri kau hak untuk membuat peraturan semaumu"

Reiji yang membaca surat itu hanya mendecih sambil memperbaiki posisi kacamatanya lalu pergi meninggalkan kamar yui

"nah yui aku perintahkan kau untuk membangunkan mereka oke" kata ryuulalu beranjak pergi dn hanya di balas anggukan oleh yui

Yui agak takut karena harus membangunkan mereka satu per satu karena ini adalah yang pertama kalinya, untung saja berhasil tanpa permasalahan hingga akhirnya ia harus membangunkan yang terakhir ayato.

Ayato pov

Meskipun aku tahu cahaya matahari telah memasuki kamarku tapi aku tetap tertidur dan menunggu reiji memarahiku namun ternyata dugaanku salah hari ini yui lah yang datang ke kamar ku untuk membangunkanku

Sambil mengetuk pintu

tok tok tok

tok tok tok

" ayato kun reiji menyuruhku untuk membangunkan mu"kata yui dari depan kamar lalu kemudian ia membuka pintu kamar ku dan berjalan menghampiri kasur ku. Aku yang mengetahui hal itu sengaja tidak mersepon yui

"ayato kun bangun reiji menyuruhku untuk membangunkan mu aya-" aku langsung menarik tangan yui yang membuatnya terjatuh di atas kasurku

"diamlah aku masih ingin tertidur" kataku namun,tanpa ku sadari tangan bergerak sendiri memeluk yui lalu mendekatkan kepalanya ke dadaku yang bidang

"a ayato k kun ka u tiidak menggunakan b baju" kata yui yang terbata bata

"hehe kau suka kan" kataku padanya sambil menunjukkan smirk "diamlah aku haus" kata ku lalu mendekatkan mulutku dekat dengan leher yui

Sayembara Sakamaki BersaudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang