sehari sama kelinci

340 15 3
                                    

Punten Gais, aku memutuskan untuk mengubah cerita ini menjadi slice of life. Karena otak budrek gabiaa bikin jalan cerita :"





***



Hari ini kebetulan sekali mereka berdua, Hara dan Jungkook tidak ada kelas dikampusnya. Hara tadi memang sudah berada dikampus pada pukul 7 pagi, namun pada pukul 8, dosennya mengabari jika ternyata tidak bisa mengajar..

Dilihatnya Jungkook sedang asik bermain PAPJI dipojok kamarnya. Sedari tadi Hara menunggunya rebahan di kasurnya. Jungkook bilang sesudah game selesai, mereka akan makan diluar sambil menghirup udara pagi. Yaa, walaupun tidak pagi-pagi sekali sih. Tapi cukup menenangkan karena jam-jam itulah manusia sedang beraktifitas di dalam ruangan.

Kruyuyuyuk

"JONGKOK LAPER NEH!" Teriaknya, ia bangkit berjalan kearah kakaknya.

Hara memegangi perutnya, sedari tadi ia sendawa karena menghirup angin terlalu sering.

Hara menoel pundaknya "Kak, mati loh aku lama-lama ini."

"Bentar."

"Daritadi bilang bentar! Bentarnya anda itu berapa lamaa?" Sungutnya.

"Bentar."

Hara menoyor kepala jungkook dari belakang sambil menghentakkan kakinya.

"Apasik!" Jungkook mempause gamenya dan memutar kursi menghadap Hara.

"Laper tolol." Datar nadanya, tapi kata-katanya menohok.

"Makan tolol."

"Sinting ni. Gue nunggu elo tolol."

"Kan gue bilang bentaaaaar."

"Bentar mulu masalahnya elooo! Kalo gabisa ninggal game, bilang dong! biar gue masak ramen aja tau gitu. Nunggu nih dikira enak apa?!" Jungkook melihat bibir Hara melengkung kebawah.

"Laper banget ya? Emang belom makan sama sekali?" Nadanya udah turun, kasian liat adeknya.

"Menurut lo?! Tau ah!" Hara keluar dari kamarnya menutup pintu dengan kasar.

Jungkook cepat-cepat mematikan PC nya, ia mengambil kunci mobil buru-buru. Kalo bekicot udah jalan cepet sambil nyungut gitu serem loh, bro.

Hara membuka dan menutup lemari dapur dengan kasar. Ia mengambil dua ramen untuk ia makan.

"Iyaiya ayo makan jangan gebrak-gebrak gitu ah." Jungkook meletakkan ramen yang dipegang Hara dan menggandeng tangannya.

"Gak usah." Ia menepis tangan jungkook dan mengambil ramen itu lagi.

"Ya maaf. Maafin dong, Ra. Ayo makan diluar daripada ramen gini, traktir sepuasnya deh." Bujuknya lagi.

"Gak." Hara menyalakan kompornya mengacuhkan jungkook yang masih berusaha membujuknya. "Dibilang gak ya gak! Kuping lo ilang?"

Jungkook menghela napas. "Yaudah, kalo mau makan diluar, bilang."

Hara meremas bungkus ramennya dan melemparkan ke punggung Jungkook.

"Hara gue bilangin bang jin ya!"

"Emang gue pikirin?"

"Ih sumpah lo makin lama makin ga sopan! Tunggu aja biar kapok nanti gue bilangin baru tau rasa." Jungkook pergi ke kamarnya lagi.

Hara deg-degan jadi takut sendiri. Ia mengaduk ramennya sambil memikirkan ketakutannya. Paling takut dia mah kalo soal masalah sopan gak sopan gini. Abangnya sensitif semua.

"Dia yang mulai kok." Gumamnya.




"Gue gak bisa, Ra. Lagi ngapel."

"Ya ampun, Minggg. Lo gak kasian sama gue? tersiksa gue dirumah gak ngapa-ngapain!"

"Abang lo kan ada, sih! Minta anter ngemall kek. Udah ya lo ganggu banget sumpah."

Tut.

"SIALAN!" Hara membanting ponselnya ke lantai. Gak sih, maksudnya ke sofa, tapi kebablasan.

"OMG!" ia menutup mulutnya tak percaya.

"Apa yang lo banting?" Hara menoleh ke arah Jungkook yang sudah berdiri didepannya. "Gila ya lo. Rusak rusak dah tuh hape."

Hara buru-buru mengambil ponselnya. Layarnya retak tengah. Untungnya masih menyala, pikirnya.

"Ikut gue." Jungkook melempar jaket ke Hara.

"Kemana." Nadanya gak pantes disebut bertanya. Datarrrr.

Masih marah. Jungkook tidak menjawab dan pergi melewatinya.

"Ya Allah, sabarin gue." Hara berjalan dengan memakai jaketnya.

Di mobil Hara memejamkan matanya. Jam-jam tidur siang ini mah paling the best.

"Turun. Beliin gue, rokok." Hara menoleh.

"Ngapain lo!" Sungutnya.

"Ngerokok."

"Sejak kapan!"

"Udah lama." Hara diam menatap Jungkook.

"Gue bilangin!"

"Bodo amat. Beliin, nanti gue gak ngadu ke Bang jin." Jungkook memarkirkan mobilnya di depan indumaret.

"Males banget."

"Serius ya? Oke." Jungkook keluar dari mobilnya.

"Segampang itu? Dia gila? Kenapa sih, dia?" Hara mengernyitkan dahinya melihat Jungkook yang benar-benar keluar membawa sebungkus rokok ditangannya.

Sesudah di mobil, Ia membuka dasbor mengambil korek api.

"Lo ngajak gue kesini, cuma buat liat lo pamer ngerokok? Udah sakit jiwa ya lo?" Jungkook menyalakan koreknya.

"Jungkook! Lo mau ngerokok dimobil?!" Hara menyaut korek yang ingin ia nyalakan.

Jungkook masih tidak peduli. "Oke gue ngerokok diluar."

Ia kembali merebut koreknya. "Lo kenapa sih?!"

Saat ingin beranjak keluar, Hara menahan tangan Jungkook.

"KAKAKKKKKK!" Jerit Hara tiba-tiba. Jungkook terdiam menatap Hara.

"Bisa gak sih dengerin aku?!" Napasnya tersenggal merebut rokok dan korek api itu lalu membuangnya keluar jendela.

"Mppfft hahaha." Jungkook kembali duduk sambil memukul perutnya geli.

Hara menganga bingung, "kak!"

"Jadi kamu mau aku dengerin, gitu hm?" Jungkook menguyel-uyel pipi Hara dengan bibirnya yang sengaja dimajukan.

Hara menepis tak suka, "kak aku serius!"

"Ohya? Eummm, celius banget adek aqu." Baliknya sambil tetap mencubit pili Hara.

"Jelasin gak? Kenapa si?" Jungkook mengedikan bahunya tidak peduli.

"Mari kita pulaaang."

Hara mencubit lengan Jungkook keras. "AWWW"

"jelasin!"

"Aduh gue cuma baikan ama elo! Udah ah balik!"

"KOK NYOLOT LAGI?!"

"LO YANG MULAI."

"Kelinci gak ada akhlak!" Hara menatap jalan kesal.

"Bilang gue kelinci lagi gue turunin nih." Hara tak menghiraukan malah menjulurkan lidahnya meledek.

Dibalik itu jungkook mengulum senyum. Memang se absurd itu mereka berdua. Tidak mau saling meminta maaf dan malu untuk menunjukkan kasih sayang.

RATU | BTS SIBLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang