Chapter 6; Let's Escape

45 5 5
                                    

  "Daniel."

    Sesosok lelaki dengan rambut kecokelatan terkejut ketika namanya dipanggil. Sesosok gadis dengan rambut yang senada dengan dirinya mendadak muncul dengan senyum yang indah. Lelaki itu pun langsung menghambur ke arah gadis tadi, "Di-diana apa yang kamu lakukan disini? Kenapa tidak istirahat."

  Gadis yang dipanggil Diana itu tersenyum kecil, "Aku sudah baikan kok, oh iya dimana Blaire, Daniel?"

  Daniel terdiam sejenak. Kemudian ia melihat ke sekelilingnya, "Mau aku carikan?"

"Tidak perlu, aku juga ingin melihat sekitar kok."

  Daniel tersenyum. Mendadak wajahnya sedikit memerah,"Bolehkah aku menemani Diana melihat-lihat?"

  Diana tersenyum kecil. Ia menata lembut lelaki yang di hadapannya, "Boleh."

  Belum sempat mereka beranjak, sesosok lelaki berusia di akhir dua puluhan muncul di hadapan mereka. Diana pun segera memanggilnya, "Blaire!"

"Oh, duc--Diana, ada apa?"

"Ada yang ingin kubahas denganmu--"

"--tentang Aimee."

-o0o-
(

(Play music mulai dari sini untuk sensasi yang lebih baik))

Aku pasti akan segera keluar dari sini.

  Aimee Magnolia berusaha keras untuk terus menggerakkan tangannya. Ia mencampurkan beberapa bahan yang sudah disiapkan oleh Darkness Troops. Meski ia terus merasakan ngilu pada lengannya dan juga tangannya tak bebas karena masih terikat, ia tetap mencampurkan berbagai bahan tersebut. Hal ini ia lakukan agar ia dapat menjalankan rencananya dengan sempurna.
Ini memang pilihan yang berbahaya, tapi memang semuanya hanya bermuara pada dua kemungkinan.

  Pekerjaannya disini telah selesai dan saatnya ia menjalankan strateginya. Ia akan segera keluar dari tempat ini. Ia mengangkat racun yang telah selesai ia buat kemudian ia menegaknya,
Kemungkinan itu adalah hidup dan mati.

  Aimee terus meneguk racun itu hingga hanya tersisa setengah botol. Ia tersenyum kecil. Tak lama kemudian, ia mulai batuk dan memuntahkan darah.

Kenyataan memang pahit. Entah mati atau hidup yang akan kudapat setelah ini.

  Suara batuk dari Aimee terdengar nyaring hingga keluar sel. Penjaga yang biasanya menjaganya pun mulai terdengar mulai mendekat dengan rekannya. Sementara itu, Aimee kini telah terjatuh ke lantai semen. Pandangannya mulai mengabur. Kedua penjaga itu pun telah memasuki sel Aimee.

Aku kira hidupku telah bahagia
Kini, Aimee  yang dipenuhi luka terbaring diatas sebuah lantai semen dengan tangan terikat. Matanya yang setengah terbuka memandang sekeliling. Ia berusaha bernapas walau paru-parunya seolah menolak oksigen.
Ternyata aku salah, sepertinya aku memang tidak ditakdirkan untuk bahagia.
"Sepertinya dia benar-benar mencoba bunuh diri, dia benar-benar meminum racun itu!"
"Apa boleh buat, kita harus segera membuang mayatnya sebelum ketahuan. Jangan lupa kita laporkan ke bos."

Tapi

Dua lelaki yang awalnya nampak bercakap itu berhenti bercakap. Mereka mulai mengambil karung dan mendekat.

Aku akan mengubah takdir menyedihkan ku.

   Salah seseorang dari kedua penjaga itu mulai mendekat kemudian ia mulai menarik tangan Aimee. Sementara yang satu terlihat sibuk mengamati racun buatan Aimee. Tak lama kemudian, Aimee yang awalnya telah sekarat, kini tersenyum kecil. Tangan yang ditarik oleh penjaga itu kini berpendar putih. Kemudian Aimee berbisik, "Berikan senjatamu kemudian tidurlah."

EVANESCENT AURA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang