Berteman baik dengan luka sudah menjadi hal yang biasa bagiku.
-RELULA-
*******
Pagi ini semua orang terlihat bahagia, mulai dari Dewi yang menyiapkan sarapan sembari bersenandung, satpam komplek yang tersenyum menyapa semua penghuni komplek yang hendak berangkat kerja, sampai guru piket yang biasanya menceramahi murid susah diatur pun menjadi lebih baik, hanya mencatat kesalahan lalu dibiarkan pergi.
Karena suasana sekitar yang mendukung untuk lebih bersemangat, Alula juga lebih bersemangat untuk melancarkan aksinya. Semalam, ia teringat dengan kata-kata Nata untuk tidak membiarkan Regan dengan Ana bersama. Jadi, hari ini juga Alula putuskan untuk mengganggu Regan dan Ana.
Alula tersenyum senang memandang lapangan sekolah dari lantai dua sekolahnya. Ia berdo'a dalam hati semoga alam berpihak padanya kali ini.
"Ngapain lo senyum-senyum sendiri?" Tegur Nata yang takut melihat Alula seperti orang tidak waras.
Alula justru semakin melebarkan senyumannya dan memeluk Nata erat, "Makasih ya, Nat."
Nata segera melepas pelukan Alula, "Apasih? Lo nggak gila, kan?" Tanya Nata was-was.
"Gue mau ngikutin kata-kata lo!" Seru Alula.
"Kata-kata gue yang mana?" Tanya Nata heran.
"Gangguin Regan dan Ana!" Balas Alula dengan semangat penuh.
"What?!" Pekik Nata yang langsung menutup mulutnya.
"Gue lagi bahagia, jangan ganggu gue, Nat. Bye!" Ujar Alula yang kemudian berlari kecil sembari bersenandung pelan masuk kelas.
Nata bangga kepada Alula yang berani bertindak.
"Hidup pelakor!" Balas Nata dengan lantangnya yang langsung membuat beberapa pasang mata kini mengarah padanya.
Nata yang menyadari dirinya menjadi pusat perhatian pun menggembungkan pipinya malu dan bergegas menyusul Alula.
**
"Hai, Ana. Lo tugas piket sendiri?" Sapa Alula menghampiri Ana yang tengah sibuk menyapu lantai kelasnya.
"Gia hari ini nggak masuk, yang lain udah selesai jadi pulang duluan." Jawab Ana yang masih sibuk berkutat dengan sapunya.
Alula hanya mengangguk paham dan mengedarkan pandangannya melihat sekolah yang sudah lumayan sepi.
"Ah, gue lupa, boleh nanya tentang Regan nggak?" Tanya Ana yang langsung menatap Alula.
Alula tersenyum dalam hati, akhirnya pertanyaan yang ditunggu-tunggu, "Boleh banget!" Seru nya.
"Gue mau ngasih hadiah ke Regan, tapi bingung soalnya gue nggak tahu kesukaan Regan apa," ujar Ana.
"Jangan!" Jawab Alula cepat.
Ana menatap Alula bingung seraya menautkan kedua alisnya.
Alula yang paham dengan tatapan Ana segera menjelaskan,
"Maksud gue, Regan nggak suka dikasih hadiah apalagi dari perempuan. Jadi, jangan pernah ngasih Regan hadiah, nanti dia ilfeel sama lo," jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELULA
Teen Fiction"Kenapa kita nggak pacaran aja, sih?" . . . Satu pertanyaan yang merubah segalanya. Benteng pertahanan yang selama ini dibuat runtuh seketika hanya dengan satu ucapan. Lantas, bagaimana kisah selanjutnya? Bagaimana rasa selanjutnya? Apa mereka akan...