Sebuah rindu yang tak kunjung menemukan jalan keluar.
-RELULA-
*******
Alula terkejut setelah membuka pintu rumahnya, ia melihat Regan yang sudah rapih memakai seragam sedang bersandar pada mobil.
"Regan?" Panggil Alula.
Regan menoleh, "Selamat pagi!" Seru Regan dengan wajah cerianya.
Alula menatap Regan bingung, banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya.
"Lo nggak salah alamat, kan? Ini gue, Alula." Alula berjalan menghampiri Regan.
"Gue tahu kalau lo itu Alula," balas Regan dengan entengnya.
"Bentar, deh. Lo ngapain disini?" Tanya Alula.
"Jemput lo,"
Alula melongo tak percaya, "Lo udah putus, ya?"
Regan terkekeh pelan, "Pengen banget gue putus, ya?"
Alula segera mengangguk cepat, ia sangat menginginkan Regan dan Ana putus.
"Sayangnya, gue belum putus. Ayo, berangkat!" Regan masuk ke dalam mobilnya dan diikuti Alula.
"Kalau belum putus, kenapa nggak jemput Ana? Kok jemput gue?" Tanya Alula.
Regan melajukan mobilnya tanpa menjawab pertanyaan Alula.
Sesampainya di sekolah, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Kebanyakan dari mereka sudah mengetahui bahwa Regan dan Ana telah menjalin sebuah hubungan. Oleh sebab itu, Regan dan Alula sudah jarang sekali terlihat bersama.
"Gue ke kelas duluan, ya. Nanti istirahat gue samperin lagi, bye!" Ucap Regan mengacak pelan rambut Alula lalu meninggalkannya yang masih mencerna apa yang terjadi.
"Cie, berangkat bareng Regan lagi!" Goda Nata yang menghampiri Alula.
"Ini mimpi nggak, sih?" Tanya Alula dengan wajah polosnya.
"Please, kalau mimpi, jangan bangun. Gue mau lebih lama lagi bareng Regan." Pinta Alula yang memejamkan matanya lalu menyatukan kedua tangannya.
Nata tertawa geli melihat kelakuan Alula, "Ini nyata, Alula." Nata mencubit pipi Alula.
"Sakit!" Pekik Alula.
Lalu sedetik kemudian Alula berteriak senang, "KYAAAA! GUE NGGAK MIMPI!" Ucapnya sembari melompat-lompat kecil.
Beberapa murid yang baru datang langsung menatap Alula aneh.
Nata memejamkan matanya karena terkejut dengan teriakan Alula, "Bukan teman gue, sumpah." Ucapnya kepada beberapa murid yang menatap kearah mereka.
**
Alula menatap bangku Ana yang kosong dengan aneh, ia tak melihat Ana dari awal masuk. Padahal, sekarang sudah hampir jam istirahat, namun Ana tidak kunjung terlihat. Ia tak mengetahui kabar Ana karena guru yang masuk sejak tadi tidak mengabsen para murid.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELULA
Teen Fiction"Kenapa kita nggak pacaran aja, sih?" . . . Satu pertanyaan yang merubah segalanya. Benteng pertahanan yang selama ini dibuat runtuh seketika hanya dengan satu ucapan. Lantas, bagaimana kisah selanjutnya? Bagaimana rasa selanjutnya? Apa mereka akan...