Balas dendam tidak akan menyelesaikan masalah
Ini tentang Salana Margherita gadis yang harus terjebak ke dalam Dendam masalalu keluarganya dan Cinta.
Ini juga tentang Astennu Stanbury si pria yang selalu mengejar-ngejar Salana. Yang menutupi segala...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Astennu berjalan mendekati sang wanita idaman nya siapa lagi jika buka SALANA MARGHERITA.
Sang pencuri hati seorang Astennu Stanbury. Dalam satu detik Astennu bisa jatuh cinta pada Salana.
"Bidadari surga!" Teriakan Astennu menggema di lorong sekolah.
Siswa-siswi sekitar hanya menatap sekilas bagi mereka sudah biasa seorang Astennu menggelar Salana.
"Bidadari tungguin bidadara surga mu ini!"
Sedangkan Salana mencoba melangkah kakinya lebih cepat agar Astennu tidak bisa mengejarnya.
Namun itu sia-sia Astennu mencekal lengan Salana. "Bidadari jangan kabur,"
Salana menepis tangan Astennu"Gue bukan bidadari lo,"
Astennu mensejajarkan langkahnya dengan Salana lalu menoleh kearah Salana"Aku ramal nanti kita bertemu di halte,"
Ujar Astennu lalu pergi begitu saja. Salana menatap punggung Astennu dengan wajah bingung.
"Dih sok jadi Dilan lagi," batin Salana mencibir.
***
"Woi! Ayam betutu!" Panggil Aftar ke Astennu.
"Kenapa?"
"Nih ada paket buat lo Aste!" Kata Aftar memberikan sebuah paket di bungkus dengan kertas koran.
Astennu membuka kertas koran tersebut dan di dalamnya ada sebuah kardus. Astennu membuka kardus tersebut.
"Sialan!" Umpat Astennu setelah membuang kardus tersebut. Kardus itu berisi bangkai kucing yang sudah terpisah oleh kepalanya tapi darah kucing itu masih mengalir. Membuat Astennu ingin mual.
Aftar yang melihat kardus itu dibuang dengan penasaran dia melihat apa isi kardus tersebut.
"Anjing siapa woi mati!" Teriak Aftar histeris.
***
Salana menunggu jemputan sopir pribadinya di halte bus dekat sekolah.
Namun perhatian Salana teralihkan pada laki-laki yang menaiki motor ninja Kawasaki berwarna merah.
"Bidadari kenapa belum pulang?" Tanya Astennu.
"Gue nunggu jemputan,"ujar Salana acuh.
Astennu ingin melepaskan helmnya namun dari kaca spion motornya seperti ada orang yang ingin menembak kearahnya.
"Bidadari nunduk!" Teriak Astennu.
Tapi Salana hanya diam, otaknya sedang mencerna kata-kata Astennu.
Astennu turun dari motornya lalu dia berlari menuju Salana. Dia langsung menggulingkan tubuhnya di jalan raya agar tidak terkena peluru yang sedang di tembak.
Dor!
Suara peluru itu sangat nyaring di telinga Astennu dan Salana.
Astennu meringis seperti tubuhnya ini remuk." Bidadari ada yang luka?"
Salana langsung berdiri"Makasih,"
Astennu melihat sekeliling dia menemukan seorang yang menembak kearahnya tadi.
Dia adalah orang yang dikirim oleh musuhnya Ayahnya. Salana yang melihat Astennu dengan raut bingung.
"Tubuh lo lecet," ujar Salana menghitung lecet-lecet di tubuh Astennu.
Astennu melihat kearah Salana"Jadi bidadari surga khawatir?"
"Gue punya hati nurani bego!" Ujar Salana kesal,udah di baiki eh malahan orangnya ke ge'eran.
"Bidadari surga ayok pulang," ujar Astennu. Salana langsung mengalihkan pandangannya ke arah mobil warna hitam dia kenal mobil tersebut.
Seorang pria dengan setelan seragam olahraga keluar dari mobil dengan gayanya yang cool dia mendekati kearah Salana.
"Sargas lo ngapain di sini?"
"Gue di suruh jemput lo,"ujar Sargas, dia mengalihkan pandangannya kearah Astennu dengan raut wajah bertanya.