Tenth

5.6K 571 66
                                    


Jangan lupa vote & commentnya, yorobun^^

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Acara Pentas Seni selesai tepat ketika jarum jam merangkak ke angka setengah dua belas siang. Acara tersebut berlangsung cukup lama sebab jumlah penampil ternyata melebihi hitungan yang Lami perkirakan sebelumnya.

Ratusan penonton terlihat mulai beranjak dari bangku masing-masing. Mereka beramai-ramai berjalan menuju pintu keluar ruang aula.

Lami baru saja hendak melakukan hal serupa, tatkala mendengar denting yang berasal dari ponsel di saku roknya.

Hina

| lam, bantuin gue
| di belakang panggung

bantu apaan? |

| udah buru sini

Lami mendecak pelan. Selepas memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku rok, gadis itu beranjak dari kursinya, melangkahkan tungkai kaki menuju ke belakang panggung.

 Selepas memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku rok, gadis itu beranjak dari kursinya, melangkahkan tungkai kaki menuju ke belakang panggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lami celingukan kesana kemari. Netranya menyapu sekitar yang ramai akan murid-murid lainnya. Seketika, Lami merasa keringat dingin membasahi di dahi dan lehernya.

"Lo Lami, kan?"

Menoleh, Lami mendapati seorang gadis berambut panjang yang sama sekali tidak di kenalinya. "Kenapa ya?" Ia bertanya balik seraya mengangguk pelan.

"Nih, ada titipan." Selembar kertas kecil di ulurkan pada Lami. Dengan canggung, gadis itu meraihnya, kemudian membuka lipatan kertas itu.

Lami mengerjapkan matanya tatkala menangkap sederet kalimat yang tertera disana.

Gue di lapangan belakang sekolah.

[✔] Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang