Cerita baru di bulan Juni! ^^
Maaf tiba-tiba keluarnya. 😂Welcome to Blind Date!
***
"Eomma, sudah kubilang kalau aku tidak mau. Berhentilah mengirimiku profil-profil tidak jelas!" Decak gadis itu lebih memilih membuang asal kertas di tangannya.
Mungkin ini sudah kesepuluh kalinya, ibunya mengirimkan profil pria yang menurutnya sama sekali membosankan. Bukan tipenya, bukan cintanya, bukan kesukaannya.
Dari sebrang, sang ibu hanya menghela nafas kasar mendengar anak satu-satunya itu melemparkan kertas berisi profil pria yang ia berikan tadi pagi. "Kau sudah harus menikah, Hyura-ya."
"Eomma lupa ya kalau aku ini masih berusia 24 tahun? Lagipula aku bisa menemukan tipe idealku sendiri. Berhentilah menyuruhku untuk kencan buta." Rengek Hyura di telfon, berharap ibunya itu berhenti membuatnya kesal.
"Tipe ideal seperti Park Hyungsik maksudmu? Jangan bodoh, kau bahkan tidak pernah mampu untuk bertemu dengannya."
Hyura berdecak kesal mendengar sang ibu lagi-lagi memandang rendah idolanya. "Berhenti menjelek-jelekkan pacarku!"
"Pacar pantatmu. Sudah, keputusan eomma sudah bulat. Ambil kertasnya dan kau kencan minggu ini."
Mendengar keputusan sepihak sang ibu, Hyura menyentakkan kakinya tanda menolak. "Eomma! Aku tidak mau!"
"Eomma tidak peduli sayang. Yang eomma lakukan ini hanya sekedar menyuruhmu untuk kencan buta, bukan menyuruhmu untuk langsung menikah."
Hyura memutar bola matanya jengah. "Eomma pikir aku bodoh? Jika aku datang, eomma pasti akan menyuruhku untuk langsung menikahinya."
"Hyura-ya." Panggil ibunya terdengar sudah lelah.
"Apa?" Jawab Hyura setengah hati.
"Apa kau masih ingat tas yang terakhir kali kita temukan di London?"
Mendengar sang ibu membahas tentang tas langka yang ia inginkan waktu itu, tiba-tiba saja Hyura bangkit dari posisinya. "Tentu saja aku ingat! Eomma mau membelikannya untukku?"
"Eomma akan belikan, tapi dengan satu syarat."
"Satu syarat?" Otak Hyura segera saja mengetahui syarat apa yang akan diajukan ibunya. "Aku harus mengikuti kencannya? Iya kan?" Tanyanya malas.
"Pintar sekali putri eomma." Jawab sang ibu dengan nada diatas awan.
"Aku tidak mau. Aku akan lupakan tas itu."
"Serius kau tidak mau? Kapan lagi eomma akan membelikanmu tas limited edition?"
Hyura menggigit bibir bawahnya kesal. Tidak Hyura-ya, jangan terpancing. "Tidak eomma, aku tidak mau."
"Padahal eomma juga berniat ingin membelikanmu tiket fansign Park Hyungsik jika kau setuju."
"A-apa? T-tiket fansign Park Hyungsik?!" Pekik Hyura kencang sampai-sampai di sebrang sana sang ibu harus segera menjauhkan ponselnya. "Eomma serius?"
"Tentu saja. Tapi kan kau tidak mau, ya sudah eomma batalkan."
"Aku mau!" Potong Hyura dengan semangat membara. Mana mungkin dia menyia-nyiakan kesempatan langka bertemu dengan Hyungsik aka Pacar kesayangannya itu? Kencan buta? Baginya itu tidak masalah lagi.
Mendengar jawaban Hyura, sang ibu mati-matian menahan senyum. "Serius kau mau? Tidak akan berubah pikiran?"
Hyura menggeleng cepat. "Aku tidak akan pernah berubah pikiran. Kapan aku bisa mendapatkan tiketnya?"
"Selesai kencan."
Hyura merengek kesal setelah mendengar jawaban ibunya. "Selesai kencan?! Kenapa tidak eomma berikan sekarang?"
"Apa setelah eomma berikan tiketnya, kau akan tetap ikut kencan buta?"
Hyura terkekeh. "Tidak sih."
"Kalau begitu eomma sudahi dulu telfonnya. Baca profil yang eomma berikan tadi pagi, dan jangan dibuang lagi!"
Gadis itu meringis mengetahui ibunya mendengar suara kertas yang ia buang tadi. "Iya, baiklah eomma."
Segera saja Hyura menutup telfonnya dan menari tak karuan. "Yes Park Hyungsik! Aku akan segera datang untuk menjemputmu, sayang! Tunggu aku!"
•••
"Ayah, sudah kukatakan kan? Aku tidak mau kencan buta lagi. Aku lelah."
Mendengar ucapan putra semata wayangnya itu, sang ayah menjitak kesal kepala Jimin. "Lebih lelah kau atau ayah? Kekacauan apa lagi yang sudah kau lakukan?"
Pria berambut pirang itu meringis mengetahui sang ayah membahas tentang kekacauan yang ia buat beberapa hari yang lalu. "Itu karena aku bosan. Mana mungkin aku hanya berputar-putar membawa belanjaannya seperti pembantu?"
"Tapi tidak sampai mengibas roknya juga, anak bodoh!"
Jimin menggaruk kepalanya sembari terkekeh geli. "Itu juga tidak sengaja ayah. Salahkan saja kipasnya yang tidak tahu malu."
Sang ayah menghela nafasnya kasar. Lama-lama ia bisa sakit kepala jika tidak segera menjodohkan anak nakalnya itu dengan seorang gadis yang baik. "Pokoknya ayah tidak peduli, mulai sekarang siapapun gadis yang akan berkencan buta denganmu nanti, akan menjadi istrimu."
"Apa? Tidak mau!" Tolak Jimin keras. Mana mungkin bisa begitu sedangkan dirinya masih ingin menikmati masa mudanya?
"Tidak usah membantah keputusan ayah lagi. Kau akan kencan buta dengannya minggu ini."
Pria berambut pirang itu menggeleng dengan keras. "Ayah, aku janji tidak akan menimbulkan masalah lagi, tolong tarik lagi keputusan ayah! Ya?" Mohonnya.
Sang ayah hanya menghela nafas kasar. "Ayah akan memberikanmu mobil jika kau bersikap baik pada kencan buta nanti."
"A-apa?" Rengekannya seketika saja berhenti dan berganti menjadi raut mata berbinar. "S-serius ayah?"
Sang ayah hanya mengangguk malas. "Iya, oleh karena itu berhenti merengek."
Segera saja anak itu memekik senang, "Aku akan bersikap baik. Kapan ayah membelikan mobilnya?"
"Selesai kencan."
"Ayah! Mana mungkin aku menunggu selama itu?!"
"Ya sudah kalau begitu ayah tarik kembali—"
"Oke, oke, aku akan bersabar." Potongnya mati-matian menahan senyum.
[]
Jangan lupa ramaiikann. Kita nantikan kenakalan blonde Jimin disini. ><
Dan Hyura itu fans garis kerasnya Park Hyungsik, pokoknya kalian bakalan paham di chapter selanjutnya. 😂✨
Regards,
Cl.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND DATE [소개팅] | PJM
Fanfic[On-Going•Follow first] "This is just a fake matchmaking." Singkatnya, ini adalah kisah anti mainstream tentang kenakalan seorang Park Jimin yang dipaksa kencan buta oleh papanya. Sama dengan si gadis, yang nyatanya seorang fans berat dari Park Hyun...