Coklat Batang

151 25 13
                                    

Yang belum Follow? Follow dulu
Yang belum vote? Vote dulu
Yang belum komen? Komen dulu
Yang belum move on cari yang baru wkwkwk

Just kiding,
Sorry kalau garing

**********

"Aku pulang" suara Bina yang terdengar dari ambang pintu rumahnya, mata bina menelusuri setiap sudut ruangan yang berada dirumah-Nya dia tidak melihat satu orang pun yang berada di sana.

Bina segera menaruh tasnya di sebuah sofa putih yang terletak di ruang depan. Akhirnya kaki Bina langsung melangkah begitu Saja menuju ruang makan karena iya tahu, setidaknya pasti ada satu orang yang berada di sana.

Terlihat seorang wanita paruh baya yang sedang mencuci buah.
"Bik semua orang pada ke mana kok sepi, memang Papa udah pergi ya" Bina bertanya sambil mengambil satu buah apel merah yang baru saja selesai di cuci oleh bik ayem.

"Iya non, tapi kak Daniel ada kok non dikamarnya" jawaban dari bik ayem hanya mendapatkan anggukkan kecil dari Bina
"Biarin aja bik lagian ngapain nyamperin anak jomblo berkarat!" nada ucapan Bina memang di sengaja dibuatnya besar supaya abang satu satunya itu mendengarnya, dengan segera Bina pergi dari dapur dan melangkah menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

Saat Bina telah sampai di dikamarnya ia membaringkan tubuhnya ke atas kasur, kini dia bisa menatap sekeliling atap kamarnya, Ia mencoba mengingat kembali beberapa kejadian yang terjadi di sekolah hari ini.

Suara pintu yang terkunci membuat semua lamunan Bina ambyar seketika, dia mencoba membuka pintu kamarnya itu untuk dapat keluar, Bina tahu betul pelaku utama yang mengunci dirinya itu, pelaku yang sama yang selalu membuatnya geram dan naik darah secara mendadak, pelaku ini yang selalu mengacaukan suasana hatinya dan tidak perlu modus baginya untuk dapat memancing keributan bahkan pertempuran di rumah ini.

Ya siapa lagi kalau bukan Daniel Arga Januar orang yang satu ini pasti akan dapat memancing kemarahan Bina dengan mudahnya, sehingga adu hujatan di antara kedua saudara itu telah menjadi menu sehari-hari yang tidak akan dapat terpisahkan, layaknya sebuah prangko yang selalu menempel pada amplop nya.

"Kk Daniel,,,!!!!" teriakkan kencang Bina berhasil mengguncangkan satu kompleks dan bahkan menghentikan aktivitas bik Ayem yang sedang membuat sayur asem.

Tangan Bina terus berusaha memutar-mutarkan knop pintu kamarnya dan tidak jarang juga dia melontarkan beberapa kalimat biadab kepada kakak nya itu, bahkan sekarang mulut kecil Bina tengah sibuk mengabsen berbagai deretan nama hewan terkenal yang menjadi senjata hujatannya.

"Kk Daniel buka pintunya,,!!" Ucapan Bina terdengar semakin keras, rengekkan ataupun amukannya semakin menjadi jadi dan tidak dapat di hentikan.

"Tarik dulu ucapan lo yang tadi"suara dari balik pintu itu terdengar sangat jelas walaupun nada bicaranya tidak berteriak tapi cukup untuk membuat Bina sadar apa yang di maksud kakak nya itu.

"Enggak mau,,!!"

***********

Sekarang Bina telah duduk di atas sofa putih rumahnya yang berada di ruang depan sambil menghadap TV, tapi Bina selalu mencoba menatap sinis beberapa kali ke arah kakak nya itu. Sungguh saat ini perasaan Bina masih sangat murka karena pasalnya abangnya itu berhasil membuatnya menarik kembali ucapannya, padahal menurut Bina sendiri tak ada yang salah dari perkataannya itu, dasar saja image Kakak nya itu terlalu besar dan tinggi bahkan dia tak akan pernah mengaku walaupun dengan keluarganya sendiri.

Sebuah tangan terulur sambil memperlihatkan sebatang coklat panjang yang cukup besar di hadapan bina, "lo masih marah" suara khas abangnya itu terdengar sangat berdengung dan mengganggu serta mengotori telinganya.

"lo mau ini, nihh ambil gue bawain buat lo" Bina mencoba menelan salivanya beberapa kali menahan nafsunya, yang ingin mencoba menerkam sebatang coklat besar itu yang bahkan terlihat cukup menggiurkan baginya, tapi demi harga dirinya yang cukup tinggi Bina bertekad tidak akan mudah terbujuk rayuan seorang Daniel Arga Januar. Coklat yang terus di goyangkan beberapa kali itu menjadi musuh terbesar bagi dirinya saat ini.

Daniel sekarang beralih duduk di sebelah adik tunggalnya itu, yang terlihat masih marah padanya terlihat dari bibir mungilnya itu yang terus menggeram ke arah Daniel, tapi sayangnya sebagai seorang pria Daniel tak mengerti dengan sikap adik nya itu atau lebih tepatnya tidak peduli.

Daniel mencoba bertanya sekali lagi kepada Bina"lo benaran nggak mau ambil nihh coklat"

Lagi-lagi Bina hanya menelan salivanya melihat cokelat yang semakin menggiurkan di hadapannya, sebenarnya Bina tahu betul bahwa Daniel tidak akan menawarkan nya lagi kali ini, Bina hanya mengalihkan pandangannya ke sembarang arah supaya tidak melihat ke arah coklat yang hendak Daniel berikan.

"Yaudah kalo lo nggak mau, lo tau semboyan gue kan" Bina terlihat tidak peduli dengan celotehan kakak nya itu. "orang ganteng mah bebas" sambil membuka bungkus cokelat yang sedari tadi dia tawarkan kepada adiknya itu.

Kini Daniel sedang menikmati sebuah coklat degan menonton televisi sambil sesekali tertawa riang tanpa memperhatikan seseorang yang sedang menahan amarah kepadanya.

Akhirnya batas kegeraman Bina sudah meledak ketika melihat bungkus coklat yang sudah tergeletak di meja tanpa sebuah isinya yang begitu ia kagumi.

Sebuah bantalan sofa mendarat mulus tepat mengenai wajah abangnya itu.

"Lo kenapa sih?" tanya Daniel yang heran dengan gerakan spontan yang di keluarkan adiknya.

"Lo yang kenapa!" bina langsung berdiri dari sofa dimana tempat dia duduk tadi dan segera pergi menuju pintu keluar rumah nya, sebenarnya ia berniat untuk membeli sebuah cokelat sendiri karena marah atas tingkah abangnya itu.

Daniel yang melihat adik nya yang akan pergi keluar spontan langsung bertanya"lo mau ke mana?"

"Mau beli terong"

"Ahh...buat apa?" Daniel mengerutkan keningnya mencoba berpikir atas apa yang ingin di beli adiknya itu.

"Buat manjangin punya lo."

"Buset nihh bocah udah ngerti aja yang gituan"

*********

Wahai para readers😁

Mari berbagi donasi untuk menyalurkan kebahagiaan kepada author ini.....,dengan menaburkan bintang 🌟🌟🌟pada part ini ^o^ aku yakin para readers pasti berhati baik 😅😅
👐 Jangan lupa komen untuk menambah berkah 😉

Maaf bukan mau ngehasut kok 🙄😙

YOU ARE MY EVERYTHING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang