Ch. 8, Secret

232 29 10
                                    

I remember the past days
Why did I hurt so badly?
Memories that left me and faded recollections
Make me tired against this strange world

Oh, then there's you within my scattered heart
Oh it's you find the secret that's been hidden
For a long time deep inside my mind
Hidden these precious words
I will tell you now, Oh then there's you

-.-

UTS sudah memasuki hari ke-4 dan sudah tiga hari ini Byul resah. Dia mendapat kabar bahwa Solar dipindah namun tidak tau kemana. Dia berusaha mendekat ke Taeyeon namun yang ada hanya lah penolakan.

"Bi, saya mohon—"

"Menyerah saja, Moon. Sudah saya bilang kamu itu hanya ancaman untuk anak saya.", tolak Taeyeon yang masih fokus dengan pekerjaannya.

Byul setiap hari ke kantor Taeyeon, memohon untuk dibertahu dimana Solar berada. Awalnya Taeyeon selalu mengusir namun untuk kali ini saja dia mengijinkan Byul masuk. Taeyeon ingin tau apa yang akan Byul katakan.

"Sebenarnya apa yang membuat anda berpikir bahwa saya adalah ancaman? Saya mencintai anak anda dengan tulus. Saya tidak akan mungkin menjerumuskan anak anda atau bahkkan mencelakainya. Saya mohon, bi."

Taeyeon menghentikan kegiatannya dan menghadap Byul.

"Bukan kah kamu harusnya pulang dan belajar untuk UTS besok?"

"A-Saya tidak akan beranjak dari sini sebelum anda memberitahu saya!"

Taeyeon berdiri dan mendekati Byul. Dia memegang pundak Byul dan berkata, "Anak saya di tempat yang aman. Kamu tidak perlu khawatir. Sekarang lupakan dia dan hidup lah lebih tenang."

Seketika suasana di ruangan itu berubah, tidak lagi panas dengan emosi Byul yang menggebu melainkan dengan dinginnya aura Taeyeon.

"Gimana saya bisa tenang kalo saya ga ngeliat Solar langsung!? Saya juga mau tau keadaannya!", dia menepis tangan Taeyeon dari pundaknya. Dia sudah muak memohon. Dia hanya ingin terus menemani Solar, apa sesulit itu?

Taeyeon menghela nafas dan menekan tombol intercom, "Tolong bawa nona Moon pergi dari ruangan saya."

"Bi—"

Tiba-tiba beberapa pria bertubuh besar masuk ke ruangannya dan menyeret Byul pergi.

"Bi, saya mohon! Bi!"

Taeyeon tidak menggubrisnya.

Setelah Byul hilang dari pandangannya, Taeyeon mengambil sebuah figura dengan 3 anak kecil di dalamnya lalu memandangnya dengan lembut, "Tolong bersabar sebentar lagi.", bisiknya.

Taeyeon tau tulusnya Byul namun dia juga harus berhati-hati dengan segala jenis ancaman.

-.-

Eunha bosan. Tunangannya masih saja berkutat dengan berkas-berkas di meja Dewan.

"Ya! Aku bosen!", kesal Eunha.

Sowon menjawab, "Siapa suruh tadi nolak pulang bareng Umji.", tanpa mengangkat kepalanya.

Eunha cemberut dan suasana menjadi hening kembali.

Oh, Eunha punya ide.

Eunha bangkit dari sofa dan perlahan berjalan mendekati Sowon dibalik meja, setelah itu dia memutar kursi Sowon dengan mudahnya. Dengan sigap dia naik ke pangkuan Sowon. Sowon pun langsung memeluk pinggang Eunha. Bukan karena apa, dia hanya khawatir Eunha akan terjatuh, hanya itu, namun karena badan Eunha mungil jadi hal itu bisa dilakukan dengan mudah.

Epoch.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang