Ch. 2, Kakak?

354 36 14
                                    

Jam istirahat sudah masuk, seperti yang sudah dikatakan tadi bahwa sistem mengajarnya hampir mirip dengan sekolah maka istirahatnya pun diatur dan jam ini adalah tanda bahwa waktu hukuman Eunha telah selesai. Dia memegang lututnya kesakitan, gila juga berdiri di lapangan selama hampir 2 jam. Dia menyerah dan akhirnya terduduk di tempatnya tadi berdiri sambil menunduk, tidak memperdulikan sinar matahari yang menerpa tubuhnya dari sebelah kirinya. Namun sinar matahari itu tidak bertahan lama, dia merasa seseorang tengah berdiri di sampingnya dan dia pun melihat siapa itu.

Oalah ternyata sahabatnya, si bocah kutub yang menarik perhatian semua orang saat dia menunjukan kehebatannya dalam menari waktu pendaftaran sekitar 4 bulan lalu, orang yang sama yang dari tadi saat pelajaran memperhatikan gelagat Eunha yang menari-nari seperti orang gila di tengah lapangan, siswa yang bisa menempati 1 dari 10 most wanted sekolah ini padahal masih berstatus siswa baru, Hwang Eunbi.

"Ayo kantin.", katanya dengan datar.

Eunha pun nyengir dan mengambil botol yang dijulurkan kepadanya langsung buru-buru ingin memeluk si adik kelas kesayangannya ini.

"MBIH AI LOP YU! CINI PEYUK DUYU!", namun sayangnya mukanya langsung ditahan oleh telapak tangan sahabatnya itu.

"Ck! Alay, gausah peluk-peluk! Lu bau keringet!"

Eunha pun hanya mencebikan bibirnya tapi abis itu langsung nyengir lebar (GEMESH NGEBAYANGINNYA HUHU) dan minum.

"PUAH! SEGER!", kata Eunha berlebihan. Ok, sebenernya Eunha kecewa karna bukan air dingin, tapi kalo Eunha protes, pasti jawaban sahabatnya itu sama seperti biasanya : 'gaboleh panas-panas minum dingin! Tar kalo panas dalem gimana!?"

Setelah mendengar komenan puas dari Eunha, ia pun langsung menarik Eunha menuju kantin tanpa tahu ada yang memperhatikan mereka dari lantai dua.

"Won! Hayuk jadi bareng ga ke kantin? Jeongi jamnya udah selesai juga, takut dia nyariin.", kata wanita bergigi kelinci di sebalahnya.

Yang ditanya hanya diam sesaat lalu menjawab, "Lu duluan aja, nih sekalian kasih Jeong minum, gua mau ke kamar mandi dulu.", lalu berlalu begitu saja.

"Lah? Bukannya ini mau dikasih ke—aish yaudah lah.", bingung wanita bergigi kelinci, Nayeon, lalu pergi ke kantin meninggalkan Sowon.

-.-

BRAK!

Suara berkas yang diletakan di atas meja kantin mengganggu seorang wanita yang ingin menyuap baksonya.

"HEH! Punya akhlak ga sih lo? Dateng-dateng rusuh. Mentang-mentang presiden, banting berkas sembarangan.", ketusnya kepada orang yang baru saja duduk di depannya, Sowon.

"Tadi perasaan bilangnya ke kamar mandi bukan ke ruang council.", kata Nayeon ikut menanggapi.

"Ck! Adek lu Yer, baru aja dimulai tahun ajaran, dia udah kena 8 kasus, mulai dari ngebolos bahkan ampe ngelawan dosen. Kalo kayak gini terus pihak yayasan juga ga bakal diemin aja. Lu didik kek adek lu!", kesal Sowon kepada wanita bermarga Jung di depannya, yang tidak lain adalah kakak kandung dari Eunha.

Di meja ini sudah ada circle pertemanan Sowon. Ada Nayeon dan sang kekasih yang tadi dibicarakan yaitu Jeongyeon, sahabat baik si wanita Jung tadi yaitu Joy dan Hayoung, serta senior Sowon di Dewan yang merupakan kekasih Joy, Wendy (yang sebenarnya tidak biasanya di circle ini, mungkin cuma lagi ngebucin(?) ). Oh. Dan juga si Jung, Jung Yerin.

"Ya elu lah urus, lu kan tunangannya!", serang balik Yerin.

"Ga! Dia ga bakal nurut sama gua. Lagipula kenapa sih adek lu jadi akhlakless gitu!?"

Epoch.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang