Ch. 9, Lovesick Fool

284 32 13
                                    

"Eomma sweet ya. Kapan gua kayak gitu?"

Yuju menatap Eunha aneh. Gadis yang lebih pendek darinya ini hanya menatap keluar taman di balkon lantai dua.

"Lu kenapa?", akhirnya Yuju bertanya.

Eunha hanya terdiam namun otaknya daritadi berpikir keras soal apa yang Sowon bilang tentang SinB.

SinB? Sahabat kecilnya? Menyukai dirinya? Apa itu artinya Eunha telah menyakiti SinB selama ini? Tapi perasaan tidak bisa dipaksakan kan? SinB hanya lah adik bagi Eunha.

"Ck. Gua cabut—"

"Juy."

Yuju berbalik, apaan tuh 'Juy'?

"Lo belum jatuh cinta sama Umji?"

???, Yuju terkejut terheran-heran.

"Na? Lo sehat? Ngapain lu nanya-nanya gitu? Lu tau kan gua itu tunangan terpaksa kayak lo—eh—atau jangan-jangan—"

"ENGGA!"

Cepet banget si Eunha jawabnya.

"Lu tau kontrak kita 2 tahun. Kalo kita tetep ga demen yaudah udahan dah tuh. Gua bakal nunggu sampe kontrak itu abis. Jujur aja deh, demen kan lu sama Kak Sowon?"

"BUKAN!", tapi pipi Eunha memerah, "Gua cuma..", Eunha menghela nafas sejenak, "Gua cuma cape sama situasi ini. Rasanya semua asing. Hidup gua, keluarga gua, tempat tinggal gua dan pergaulan gua.."

Yuju terdiam mendengarnya. Dia sangat mengerti perasaan Eunha.

"Yuju-ya, gua kangen berat sama Yennie."

Yuju hanya mengacak rambut Eunha dan berkata, "Kalo kangen ya jangan bikin gara-gara terus. Lu ga kasian apa dia ditegor sama pihak yayasan mulu? Berenti perang dingin. Lagian lu juga ada-ada aja. Kak Yerin udah bener, elo yang blangsak. Udah lah gua cape mau tidur. Bye.", dan meninggalkan Eunha.

-.-

'Who are you? You're looking like a stranger.

You were once my love and my savior.'


Eunha kembali berbaring, menikmati nyamannya kasur.

"Kemana aja?", suara Sowon mengejutkan Eunha, Eunha kira Sowon sudah tidur.

"Ngambil minum.", jawab Eunha pada Sowon yang memunggunginya.

"Ada yang ganggu pikiran kamu?"

Eunha terdiam sejenak.

Setelah sepersekian detik, ia malah balik bertanya, "Kalo aku suka sama SinB gimana?"

"Ya terserah."

PLAK BUK BUK

"ADUDUH! YA! YA! APA-APAAN!?", Sowon berusaha melindungi tubuhnya dari serangan Eunha. Eunha ngegebukin Sowon gais.

"KAMU TUH YA! TUNANGAN APA BUKAN SIH!?", marah Eunha yang masih memukuli Sowon dengan sadis dengan tangan mungilnya.

Karena Sowon lebih kuat, dia dengan mudah menghentikan tangan Eunha dan mendorong Eunha agar berbaring setelah itu tangan Eunha ditahan di atas kepala Eunha.

"YA! LEPASIN! MAU NGAPAIN!? YA!??", Eunha terkejut kala Sowon sudah berada di atasnya.

Dengan satu tangan lain, Sowon menutup mulut Eunha dan berkata, "Berisik, tar orang-orang bangun."

Eunha seakan terhipnotis mata tajam milik Sowon. Dengan nafas Eunha yang memburu dan alisnya yang menyatu—menukik naik karena kesal, ia menatap Sowon. Tidak ada suara, tidak ada kata, hanya ada mata mereka yang mencari kebenaran yang tersimpan dalam hati. Segala kejujuran yang terpendam.

Epoch.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang