Ch. 11, Old Times

310 34 10
                                    

"KIM TAEYEON UDAH GILA YA!?"

"Syoo.."

"Dia udah nyakitin anak-anak kalo gini caranya. Apa dia ga punya rencana lain selain bunuh diri!?"

"Says someone who didn't want to help us and left her own family just to save her own ass. You're as crazy as her you know.", Yuri mendengus kesal.

Sooyoung terdiam.

"That young lady, she misses you by the way.", kata Yuri sambil menyesap kopi pesanannya.

"Jangan mengada-ada. She hates me."

"Temuin dia. Kehilangan Taeng dan Tiff ga kalah sedihnya waktu dia kehilangan Sunny. Seenggaknya kasih dia support."

"Ga bisa—gua ga punya muka untuk—"

"For fuck sakes Syoo, she's your daughter! A daughter from that program! She's your own flesh! Kalo lo gamau ngebantu kita, seenggaknya coba hadir di kehidupannya walaupun cuma sebentar!"

"Kalo lo nyuruh gua ke sini cuma untuk matahin keputusan gua, mending gua pergi. Gua ga mau denger apa pun soal itu.", kata Sooyoung yang sudah berdiri beranjak pergi.

Yuri menganga. Tidak percaya akan apa yang dikatakan Sooyoung.

"I can't believe that you're that coward Syoo.", kata seorang pria yang menghalangi jalan Sooyoung.

Alis Sooyoung menukik tajam menatap pria di depannya ini. Dia kemudian menatap Yuri, "Lu ngejebak gua, Yul?"

Yuri, yang tatapannya sama tajamnya dengan Sooyoung, menjawab "No." dengan menatap pria itu, "What do you want Choi Siwon?"

Siwon tersenyum miring. "Lu tau? It's a lil' bit unfair, lu bisa bicara santai sama Syoo tapi ngegas pas ngomong ke gua mengingat kita punya masalah yang sama but well, I'll let it slip right now~", sambil mengambil kursi dan duduk di depan Yuri.

Sooyoung tetap tidak bergerak. Setidak-sukanya dia pada sang kakak, Sooyoung tau bahwa Siwon bukanlah orang yang bisa ditangani sembarangan. Jika Sooyoung melarikan diri dari pembicaraan ini, ia yakin Siwon akan tetap mengejarnya walau harus sampai keujung dunia.

"Sist? Why don't you take a seat? Ayo ngobrol. I miss our old times.", Siwon tersenyum manis ke arah Sooyoung.

Sooyoung kembali duduk dengan tenang.

Tidak ada pembicaraan, hanya ada nafas Yuri yang memburu.

"Yul—", panggilan dari Siwon terpotong.

"Gua ga akan nyerahin Yuju ke lu.", kata Yuri dengan tegas.

"Hah?"

"Lu dateng di hadapan keluarga Kim secara tiba-tiba. Apa lagi alesannya selain ngambil Yuju dan milikin L-Group untuk lu sendiri?", lanjut Yuri dengan mengepalkan tangan kencang.

"Gua—"

"Lu udah ga mau ambil tanggung jawab bertahun-tahun yang lalu dan ninggalin Yuju gitu aja. Lu ga bisa lagi ngambil yang udah lu buang—"

"Yul stop!", potong Siwon. Dia sedikit kesal juga karena omongannya selalu dipotong. "Gua ga ada niat ngambil Yuju, ga sama sekali! Dengerin gua dulu."

Yuri terdiam namun masih dengan tatapan yang tajam.

"Oke fine gua ga bakal basa-basi tapi pertama, jangan samain gua sama Sooyoung. Gua ga ambil Yuju karena gua mau lindungin keluarga gua dari masalah kalian ini, bukan kabur demi selametin karir kayak Syoo. Gua punya anak dan agensi gua dalam bahaya waktu itu.", kata Siwon. Sooyoung hanya menunduk. "Kedua, gua di sini mau ngebantu."

Epoch.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang