Ch. 4, Is spring coming for me?

271 34 20
                                    

This chapter focuses on Yuju..I think(?) :D

-.-

"Yuna-"

"Ga bisa! Pokoknya ga bisa kak! Aku ga bisa ninggalin perusahaan dalam waktu lama tanpa tau kepastiannya. Gimana kalo misalkan aku udah coba berobat ke sana tapi ternyata ga menghasilkan apa-apa!? Terus nanti aku bangkrut karna perusahaan ga ada yang handle dan uang aku habis untuk perawatan gitu? Terus aku cuma jadi beban keluarga Kim? Ga kak. Aku ga terima.", kesal Yuju pada wanita di depannya yang mana adalah dokter pribadinya.

"Terus habis itu kamu mati dan ninggalin perusahaan kamu selamanya!? Lebih suka begitu!? Iya!?", kesal dokter.

Yuju hanya menunduk, tubuhnya terasa lebih lemas dari sebelumnya, namun tangannya mengepal kuat. Mendengar penyakitnya yang seharusnya sudah sembuh ternyata timbul kembali itu membuat dirinya marah dengan takdir.

Sang dokter menghela nafas lelah, bocah kesayangan suaminya ini sangat keras kepala. Dia pun berdiri dan berlutut depan Yuju sambil menggenggam tangannya, mengusap dengan lembut.

Dokter ini tau, Yuju lebih suka opsi ke-dua. Iya. Mati.

Sang dokter tau betapa tulusnya hati Yuju dalam berbuat kebaikan. Betapa bertanggung jawabnya gadis muda yang seharusnya memiliki banyak kesempatan untuk bahagia ini.

Jika dilihat, Yuju adalah gadis yang penuh keceriaan. Walaupun dirinya seorang bos, usianya tidak dapat membohongi bahwa dirinya masih membutuhkan waktu untuk berpetualang bebas bersama teman-teman sebayanya, menikmati masa mudanya. Yuju merindukan itu, Yuju menginginkan itu. Yuju mau belajar di bangku kelas mendengarkan pengajar mengoceh, bukan malah harus duduk di depan komputer dan menandatangani berkas-berkas seperti sekarang ini.

Sang dokter melihat sendiri bagaimana senyuman bahagia Yuju karena operasi pengangkatan penyakitnya berjalan lancar di hari itu tergantikan oleh tangis air mata di kemudian hari saat melihat jasad ibunya yang gosong tak berbentuk karena ledakan yang terjadi di mobil akibat kecelakaan.

Semenjak saat itu sang dokter mengerti, Yuju yang dianggap kuat ini menyembunyikan segala lukanya di balik senyuman.

Sang dokter tau bahwa sekarang ini Yuju hanya ingin beristirahat dengan tenang, mungkin berharap juga untuk bertemu ibunya.

"Yuna-ya, kembali timbulnya KNF kamu ini menandakan bahwa peralatan kami tidak akan pernah cukup. Kamu harus pergi ke rumah sakit yang bisa nanganin ini lebih baik, sebelum semua terlambat.", kata sang dokter sambil mengusap air mata Yuju yang mengalir deras di pipi.

Setelah sepersekian detik keheningan, Yuju kembali bicara, "Aku sekarang bertanggung jawab bukan cuma ke perusahaan kak, aku punya Umji yang harus dijaga."

Benar kan? Yuju ini terlalu baik dan sangat patuh pada ibunya.

"Aku yakin Aunty Taeng pasti ngerti, Yuna. Kamu harus coba cerita dulu. Lagipula kalo Aunty Sunkyu masih ada, dia juga pasti tidak akan menyukai keputusan kamu untuk tidak melakukan pengobatan dengan baik.", kata sang dokter.

Yuju hanya terdiam.

Sang dokter tau bahwa Yuju membutuhkan waktu untuk berpikir.

"Jangan lama-lama memutuskannya. Yaudah ini resep untuk kamu. Kamu juga harus rajin-rajin kontrol kesehatan ke sini. Pokoknya jangan sampai menyesal di akhir Yuna-ya. Kepergian kamu bukan membuat kamu bahagia, melainkan memindahkan kesedihan kamu pada kita, orang-orang yang sayang sama kamu. Mumpung masih stadium awal, lebih cepat lebih baik. Pikirkan baik-baik hm? Hubungi kakak kalo mau atur jadwal radioterapi."

Yuju hanya mengangguk. Setelah itu sang dokter memeluk Yuju erat dan mengusap lembut kepalanya.

"Kak?"

Epoch.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang