Foto

13 4 1
                                    

  Cowo berbadan tinggi tengah sibuk menghafal dialog.  Wajahnya yang baby face membuat dirinya banyak di gemari oleh kaum hawa.  Ya cowo itu Sakha.

"hai mantan Sahabat" sapa seorang yang tak asing bagi Sakha.  Sakha menolehkan kepalanya,  dan benar saja.  Di depannya adalah Gibran, orang yang paling amat ia benci.

"mau apa lagi lo?" ujar Sakha sinis.

"gw kesini cuma mau nanya.  Lo bener duduk sama kakaknya Vero yang namanya Nayva" ujar Gibran santai dengan di serta tatapan tajam.

"bukan urusan lo juga" ujar Sakha sedikit terkejut.  Pasalnya ia baru mengetahui, jika teman baru sebangkunya itu adalah kakak Vero.

"urusan gw. Karena cewe itu bisa nempel sama lo,  sedangkan Anisa ngga"

"Anisa bukan siapa-siapa gw" ujar Sakha cuek.

"tapi dia siapa-siapa gw" ujar Gibran penuh emosi.

"inget Marcha.  Lo dari kelas satu smp kan sama dia?  Tapi anehnya lo kenapa suka ke Anisa.  Lo mau embat Anisa juga gw mh bodo amat.  Karena gw ngga suka lo,  Marcha,  Anisa" ujar Sakha kalem.

"kalau bukan karena Anisa suka sama lo.  Gw juga ngga bakal ke sini.  Peduli setan gw kesini demi lo" bentak Gibran dan langsung pergi begitu saja dari hadapan Sakha.

"andaikan semua fans lo tau kalau sikap lo kaya gini.  Pasti heters lo yang makin banyak bukan fans lo" ujar Sakha cuek dan langsung keluar dari ruang ganti.

  Sakha berjalan sebari mengingat-ngingat dialog yang baru saja ia hafal. Dan tepat saat ia menoleh ke arah penonton.  Ada seorang yang tak asing dan amat ia kenal.

"pak.  Gw bagian sebelah sini kan?" ujar Sakha.

"iya" balas Sutradara.

"btw gw izin bentaran .  Ada temen gw ke sini" ujar Sakha dan langsung berjalan ke arah gadis itu.

***
"eh gw dengar-denger ada syuting di Cafe sebelah" ujar Viona.

"ke sono yu" ajak Olivi antusias. 

    Sedangkan Nayva hanya tersenyum kecut sebari memandang sebuah video klarifikasi dari Gibran dan cewe yang tadi ia lihat di sekolah barunya.

"woi Nay" panggil Olivi.

Tak ada jawaban.

"Nayva" sekarang giliran Viona yang memanggil.

Sekali lagi tak ada jawaban. 

  Nayva terus memandang layar ponsel dengan hati yang hancur dan pikiran yang mulai berangan-angan. 

Viona dan Olivia yang tidak mendapat tanggapan pun langsung menggebrag meja secara bersamaan.

"Nayva ada GIBRAN" teriak keduanya hingga berhasil membuat Nayva tersadar dan juga menarik perhatian beberapa pengunjung Cafe.

"mana?  Mana? " ujar Nayva sebari menoleh ke kanan dan ke kiri.

"mana?  Bohong lo"  ujar Nayva jengkel.

"ihhh lo si ngga dengerin gw sama Olivi ngomong dari tadi" ujar Viona. 

Nayva memutar bola mata malas dan tanpa sadar ia berkata.
"andai gw jadi Marcha,  pasti gw selalu ada di samping Gibran"

"Nayva.  Lo sehat? " tanya  Olivia.

" eh iya gw sehat.  Tadi pada lo ngomong apa? " ujar Nayva sebari menyambar popcorn rasa coklat.

"ada syuting di Cafe sebelah.  Ke sono yu sapa tau ada Gibran lo"  ujar Viona dengan nada malas saat sudah menyebut nama Gibran.

Popcorn NayvaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang