Keluarga Kocak

21 10 2
                                    

"Mamah... jangan tinggalin Nay. Mamah" teriak gadis kecil berusia empat tahun. Bernama Nayva Adisty Aurels.

"Mamahhhh hikss mamahh"

  Teriak dan tangisan gadis itu tidak bisa di dengar siapa- siapa. Karena Nayva berada di hutan dan tidak tahu arah jalan pulang.

  Gelap dan sunyi, Nayva kecil ketakutan. Ia terus meneriaki mamah yang sudah membuangnya ke tempat ntaah bererantah.

   Hingga sepasang suami istri yang sedang mengecek hutan menemukan Nayva. Sepasang suami itu begitu terkejut, dan langsung membawa Nayva kecil pulang ke rumah mereka. Hingga saat Nayva menginjak usia lima belas tahun, ia tetap tinggal bersama sepasang suami istri itu. Yang sekarang menjadi ayah dan bunda   angkat Nayva.

"Nay... popcorn rasa menteganya ada di meja ya" ucap sang bunda Alena, yang berhasil membuyarkan lamunan Nayva.

"Ehh.. iya bun"jawab Nayva sebari menampilkan cengengesan.

"Lu jangan tidur malem-malem. Besok kita ke jakarta, lu juga bakal sekolah di sana dan.." belum Alena melanjutkan pembicaraanya, Nayva langsung memotong ucapan sang bunda sebari mengunyah popcorn yang ada di tangannya.

"Dan.. ketemu my boyfriend Gibran kan bun"

"Pikiran lu Gibran mulu.. tuh si Akbar anak jeng Ara juga cakep" cerocos Alena.

"Bedalah bun... Gibran mah cakep luar dalem, kalau si pepes Akbar mah cakep luarnya doang. Dalemnya mah, kaya dudukan wc mall bun" jelas Nayva.

  Alena hanya geleng-geleng melihat sikap putri semata wayangnya. Pasalnya, semenjak kedatangan gadis itu ke kehidupan Alena dan Rio suaminya. Hidupnya seakan-akan berwarna, dan dirinya bahkan melupakan, jika ia tidak bisa memiliki anak.

"Ya.. serah lu.. bunda mau ke kamar dulu. Mau sleep-sleep beautiful kaya si cinderella" ujar Alena dan di sambut tawa terbahak-bahak oleh Nayva.

"Bunda huahahaha.. kaga ada mirip cinderellanya dah hahaha.. ada-ada juga mirip sama tukang popcorn di komplek sebelah" ejek Nayva dan di balas pelototan oleh Alena.

  Mungkin hal ini bisa di bilang kurang sopan. Tetapi beginilah keseharian ibu dan anak yang sangat kocak. Ejek-mengejek, dan berdebat memang sudah menjadi keseharian ibu dan anak ini.

  Pernah tiga hari mereka tidak melakukan rutinitas ini. Karena Alena pergi ke Malang untuk mengurus cabang bisnis popcorn yang ada di sana. Keduanya merasa sangat kesepian, dan Nayva juga berubah sangat sensi saat sang bunda tidak ada.

  Sejak hari itu pula, Alena berhenti dari dunia bisnis dan pokus mengurus sang anak. Berbeda dengan Rio, rio jarang sekali bergabung dengan canda ria anak dan istrinya. Tapi diam-diam ia sering merekam aksi konyol ibu dan anak itu, lalu menontonnya di kantor, agar sedikit mendapat hiburan.

"Yaudah.. lu jangan tawa mulu. Gw mau tidur sama pisang lembek dulu ya" ujar Alena dan tanpa di sangka-sangka Nayva mengucapkan kata-kata yang berhasil membuat Rio datang dan Alena panik.

"AYAHHH... BUNDA BILANG AYAH PISANG LEMBEK" teriak Nayva dari kamar, dan membuat Alena kepanikan sebari melototkan matanya ke arah Nayva.

  Nayva menahan tawa ketika sang ayah pura-pura marah dan berdecak pinggang kepada Alena.

"Kamu ni apaa-apaan sii"ketus Rio sebari mengedipkan mata ke arah Nayva.

"Yaa.. gw bercanda doang kali mas. Jangan baperan"ujar Alena dengan sedikit ketakutan.

"Apa kamu bilang.. baperan? Yaudah sekarang kita.." Alena langsung mrnunduk ketakutan. Sedangkan Nayva menyumpal mulutnya denvan donat agar tawanya tidak terdengar oleh sang bunda.

"Mas jangan cerain aku mas.. aku sayang sama mas dan nanti kalau aku sama mas cerai. Aku gk bisa ngurusin Nayva sepenuhnya. Aku mohon jangan ya mas" mohon Alena.

  Rio dan Nayva sama-sama menahan tawa melihat sikap Alena yang seperti akan di gantung mati. Rio dan Alena saling melirik kemudian tersenyum.

"Siapa yang mau cerain kamu? Orang aku mau tidur bareng sama kamu" manja Rio.

"Yeee... lo mah bikin gw jantungan" sebal Alena. "Tapi yaudah... kita bobo yu. Dadah my sweetheat Ayah bunda".

  Nayva bulshing kebaperan, ia tak kuasa melihat ke konyolan Rio dan Alena. Yang membuatnya berharap, kelak ia bisa seperti itu bersama artis idolanya. Gibran Alvero Reas.

"Aaaaaaaa... Nayva pengen kaya gitu sama Gibran" ujar Nayva girang.

"Nayva"panggil Rio.

"Eh iya yah" jawab Nayva salting.

"Ayah denger lo. Kalau kamu bener-bener mau kaya gini sama Gibran sebelum nikah. Ayah bakal usir kamu"ujar Rio kejam.

"Canda doang yah.. kok ayah baperan si. Yaudah Nayva mau bobo can dulu. Good night my hero" ujar Nayva dan langsung merebahkan badanya, lalu tertidur.

  Rio dan Alena berjalan mendekati ranjang Nayva. Mereka mengelus sayang pucuk kepala Nayva. Lalu saling memandang.

"Semenjak kehadiran Nayva. Kita bisa ngerasain jadi ayah dan ibu sepenuhnya. Walau Nayva bukan dari darah daging kita" lirih Alena.

"Iya.. dan siapa si yang tega buang anak selucu ini di tengah hutan" jawab Rio sebari menutup pintu kamar Nayva.

"Mungkin ini jalan buat kita dari allah biar ngga putus asa. Kita mungkin ngga bisa punya anak. Tapi sekarang kita punya Nayva. Bidadari kecil pelengkap keluarga kita" ujar Alena tulus.

  Kemudian keduanya memasuki kamar dan mulai menyusul Nayva ke alam mimpi.

***
Cerita kedua aku ni wkwk. Yang pertama aku Hiatus dulu,  soalnya gk ada ide 😂.

Jangan lupa tinggalkan jejak:)

SalamAuthor:
ValdhaVanessaS

Popcorn NayvaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang