Kalo ada cerita yang sama, mereka yang plagiat.
Cerita Yuda dan Sara saya hapus publikasinya karena banyak yang plagiat. Maka dari itu, jika kalian sayang cerita ini dan nemu cerita serupa, tolong report.⚠️⚠️⚠️
***********
Celine begitu fokus berdiri dengan dagu yang ia cengkeram sendiri seiring berjalan memutar di hadapan patung yang ia pasangkan kain disana. Ya, Celine seorang desainer. Dirinya sudah membuat merk sendiri, walaupun usianya masih 17 tahun. Celine mengenyam dua jurusan dalam sekaligus. Dirinya mengambil bisnis lagi sebagai salah satu hal wajib untuk dirinya yang berniat membangun bisnis dengan serius.
Celina Anggun Pratama namanya. Dirinya sudah hidup berkecukupan sejak lahir. Bahkan mungkin semuanya lebih dari cukup. Terlahir dari keluarga semangat kerja, membuat Celine juga tumbuh menjadi gadis yang cinta kerja. Hebatnya, keluarga mereka selaku harmonis. Ayah dan ibunya mengedepankan apapun demi kebahagiaan anak-anaknya. Kesehatan fisik dan mental tidak pernah kedua orang tuanya abaikan.
Celine sudah lancar membaca sejak usia 3 tahun. Dirinya bisa dibilang cerdas, mungkin jenius. Celine kuliah di usia 15tahun. Ini bisa dibilang keberuntungan dirinya sebagai anak yang terlahir dari keluarga kaya raya, berilmu dan berpengetahuan luas. Kehidupan dirinya pun normal bagi dirinya, Celine tidak pernah merasa bosan walaupun dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dirinya sekolah di rumah dengan guru-guru khusus yang ayahnya ambil dari belahan dunia.
"Hai, anak mamih yang cantik. Lagi sibuk banget, ya? Udah jam makan, lho. Mau makan dulu, atau beresin dulu ini? Hmm?" Bisik wanita dewasa bernama Sara dengan kedua bahu Celine yang ia cengkeram lembut dari belakang.
"Fyuh! Agak musingin, ya, ini. Soalnya ke kanan bagus, ke kiri juga bagus. Dibikin miring juga bagus. Ck ck ck! Butuh effort lebih nyatanya." Celine melotot jengah dengan napas besar yang ia hembuskan. Bisikan sang ibu tercinta telah menyadarkan dirinya.
"Sampe keringetan dini anaknya mamih. Fokus banget, anak pinter!" Ucap Sara tersenyum penuh kasih sayang seiring mengusap keringat yang ada di sisi kening Celine.
"Hehe. Thankyou, mamih. Hihi." Celine menciut manja menerima kecupan lembut pada pipinya dari sang ibu. Ibunya wanita karir juga, tapi dirinya dan adik-adiknya selalu nomor satu.
"Ke kafe mamih, ya? Biar mamih yang masak buat kakak cantik."
"Seriously? Mamih yang masak?" Desak Celine melotot terperangah dengan kedua tangan ibunya yang ia guncang. Kedua matanya berbinar penuh kebahagiaan.
"Iya, kakak cantik. Anaknya mamih bikin gemes, deh. Yuk! Mau nyelesain ini dulu, atau langsung makan? Hmm?" Ucap Sara mengusap pipi anaknya yang setia tersenyum menggemaskan dengan mata mengedip layak boneka.
"He'em. Mau beresin gaun ini dulu. Mamih wajib nunggu! Titik!" Desis Celine melotot mengancam. Bibirnya mengerucut dengan pipi mengembung menggemaskan. Inilah Celine, selalu manja.
"Mamih duduuk! Ayoo! Tungguiiin cepetaan!" Rengek Celine begitu kencang. Kakinya menghentak manja tak terima.
"Iya, kakak. Ssut. Kenapa nangis? Mamih disini. Oke? Kalo nangis, nanti kerjanya bisa ga fokus." Sara berucap selembut mungkin. Dengan segera dirinya duduk sesuai perintah sang anak.
"He'em! Gitu! Mamihnya duduk. Harus lihatin kakak! Ga boleh ngedip!" Celoteh Celine berucap sinis dengan bibir yang mengerucut total. Kembali dirinya berdiri fokus membenarkan sisa kain yang sudah ia rencanakan disimpan di depan dada gaun rancangannya ini.
"Haha. Ada-ada aja. Bibirnya anak mamih monyong-monyong gitu. Nanti kayak bebek."
"Biarin! Wlee! Bebek cantik." Celine bersemu merah membuat lidahnya menjulur angkuh setelah memuji dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My lovely sweet Celine [ON GOING]
General FictionSejak kecil, Kenan sangat suka sekali pada bayi bernama Celine. Ternyata hingga besapun dirinya jatuh hati pada gadis ini. Meski gadis itu manja, sangat manja, selalu mengatur, banyak menuntut, tapi bagi Kenan, Celine sangat menggemaskan, manis, dan...