6. Clarification

9.5K 774 51
                                    

Siang hari...

"Abang lagi ngapain, yaa? Umm? Kebiasaan, deh, suka tiba-tiba kangen." Celine menggembungkan kedua pipinya seiring ia menyadandar nyaman pada kursi kerjanya ini.

"Permisi, non. Ada yang mau bikin gaun nikah, mau dibikinin sama non Celine katanya." Sekretaris Celine itu hadir tak berani melangkah lebih dekat.

"Lah? Kan, saya masih kecil, masih belum dapet gelar dari kuliahan Paris yang saya mau. Kuliah di Paris aja belum." Celine berucap cukup sensitif. Celine belum berani menerima tawaran untuk merancang baju pernikahan, apalagi oleh dirinya. Itulah kenapa di butiknya ini sengaja ada desainer lain yang khusus untuk mendesai baju pernikahan.

"Katanya ga papa. Mereka terus maksa dari tadi. Mau ketemu langsung juga katanya."

Lama Celine terdiam, pikirannya berkecamuk membingungkan. Wajah penolakannya tak bisa ia tutupi. Celine jelas tersanjung, tapi dirinya tidak berani, dirinya takut mengecewakan, meskipun ilmunya sudah ia kuasai dan mumpuni. Celine belum punya bukti dirinya kuliah di Paris ataupun kota fashion terkenal lainnya yang setidaknya menambah kepercayaan dirinya ini.

"Ok, saya kesana. Thankyou, Raisa! Kamu tunggu diluar aja." Celine mulai merapikan permuakaan meja kerjanya ini. Disusunnya puluhan kertas bergambarkan banyak desain pakaian dengan rapih. Biar dirinya hadapi saja dulu, setidaknya mencoba dan berusaha itu lebih baik dari pada tidak sama sekali.

"Umm,.. jahilin abang dulu ah." Celine yang baru saja bangkit dari duduknya seketika menyeringai puas.

Mata Celine mendelik penuh kemenangan seiring merogoh ponsel yang ada dalam sakunya. Dibukanya aplikasi kamera dengan segera. Seringai gemas nan menggoda semakin melebar. Rambut hitam legam panjangnya ia satukan dan ambil kedepan bahunya. Dalam hitungan tiga, Celine dengan senang hati mengerucutkan bibirnya, tak lupa pula kedua mata bulatnya melotot manja.

"Sip! Mari kita ucapkan selamat siang, abang ganteng. Hehehe." Celine mengulum senyum puasnya. Jarinya mengetik lincah tanpa ragu. Sungguh Celine gemas sendiri kala membayangkan reaksi Kenan. Harusnya Kenan terkejut dan tergoda. Pasti sangat menggemaskan.

Celine suka menggoda Kenan, sangat suka. Reaksi Kenan yang selalu datar namun sulit berbohong itu teramat membuat Celine candu akan itu semua. Bukan menggoda dalam hal negatif, melainkan menggoda lewat tatapan jahat ataupun perkataan menyindir lainnya. Kenan bisa dibilang laki-laki paling penyabar yang ia Kenan sejak kecil.

Sementara itu di dalam ruangan luas nan mewah, di dalam gedung besar bertingkat tinggi dengan nama perusahaan yang sudah tidak lagi di pertanyakan, Kenan membeku kesulitan menelan ludahnya. Ya, baru saja dirinya ini mendapat pesan dari sosok gadis cantik bernama Celina. Celine sungguh kejam memberi foto seperti ini. Tidak tahukah Celine jikalau dirinya ini tergoda. Bibir itu, bibir itu membuat Kenan tak bisa lupa dengan kejadian dimana Celine mengecup, mencium dirinya tanpa ia paksa, yang ternyata itu ciuman pertama.

"Ssst! Eergh! What the hell!" Umpat Kenan meringis frustasi. Wajah tampannya begitu keheranan akibat tingkah Celine yang tidak masuk akal ini

Kenan
Celine, kita harus ketemuan. Today.

Celine
Kalo aku ga mau, gimana? 😋! Sini aja kalo emang mau.
Bye!

Kenan sontak melotot penuh. Selalu saja Celine seperti ini, tapi Kenan suka. Celine bukan wanita pemalu yang harus semua dilakukan oleh laki-laki. Segala pemikiran Celine yang kritis juga selalu membuat Kenan terkagum. Bahkan mungkin tanpa sadar Kenan seperti penumpang yang disetir oleh Celine.

Celine
Really? Abang ga mau kesini? Sure?

Kenan dibuat membeku. Mata datarnya tiba-tiba saja menyorot tajam berani. Bibir bawahnya ia gigit seiring menimbang pemikirannya ini. Pasti, dirinya pasti datang.

My lovely sweet Celine [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang