20. Langit indah, Celine cantik.❤

7.3K 571 59
                                    

Celine begitu sumeringah keluar dari mobil dibantu oleh Kenan yang membuka pintu. Berhadapan dengan wajah datar Kenan sudah menjadi makanan sehari-hari sejak Celine kecil.

Kenan menyodorkan tangan, namun tak disangka Celine menciutkan bahu, menjauhkan tangan darinya.

"Hei!" tegur Kenan tak terima.

"Apa? Wleee!" timpal Celine mengerling.

"Hei! W-what?"

"Hehehe. Bye, abang love my calon husband! Hihihi. Mwah! Mwah! Sampai jumpa nanti malam!" bisik Celine beriinjit menekan tubuh mereka dengan sengaja.

"Abang pasti kangen sama kamu," tahan Kenan menekan pinggang ramping Celine.

"Maafin abang tadi pagi," lanjut Kenan menangkup pipi Celine, mengusap disana.

Celine tak mengedip. Bibirnya tersenyum lembut, telapak tangannya ia biarkan Kenan raih dan beri kecupan.

Kenan tersenyum sesaat sebelum menangkup wajah Celine. Ia dekatkan wajah mereka, ia kecup dua pipi dan kening itu dengan lembut. Keduanya saling mengecup tepat di depan bangunan butik mewah milik Celine yang tepat di seberang sana ada cafe milik Sara.

"Kalo mamih lihat, gimana?" bisik Kenan cemas.

"Hehehe. Ya salahin abang, lah. Wlee!" timpal Celine mendongak angkuh.

"What? Really?"

"Hmmm, licik!" ungkap Kenan sengaja meringis. Senyum manisnya tak bisa ia sembunyikan. Celine terus sangaja memajukan lidah, menutup mata dengan berani.

"~Wlee! Wle wle wleee!~"

"Wlee! Wleee! Wle wle wlee!~" ledek Celine bernyanyi tuk kesekian kali sembari berjoget bak bocah kecil. 

"Kakak Celina,"

"Aaah! Ya Allaah!" pekik Celine terkesiap hingga tubuhnya setengah melompat.

"Hah! Hah! Hah! Mam–mamih?"

"Hmm,.. kakak kaget, yaa? Hmm? Anaknya mamih kayak punya dosa, deh." Sara melangkah perlahan, bibirnya mencebik tipis. Suaranya lembut sekali.

"A? Umm,.. eng–."

"Hmmm?" desak Sara mengangkat satu alis.

"Iiih. Mamiiih! Hiks. Ampuuun!" Rengek Celine menutup wajah sembari mundur menjauh.

Sara menunduk menahan tawa. Ia tutup bibirnya dengan anggun. Anaknya menggemaskan sekali. Terlihat begitu bahagia anaknya bersama kekasih. 

Sara tersenyum membiarkan Celine terus menjerit meminta ampun. Ditatapnya Kenan dengan tatapan memperingati. Tidak, Sara tidak memasang wajah menyeramkan.

"Aaah! Papiiih! Hiks. Papih toloong! Mamih galaak!"

"Hei! Udah! Ck ck ck! Ayo ke dalem. Mamih ga sabar lihat gaun pengantinnya." Sara melotot gemas. Ia tarik tangan Celine sembari kepalanya menggeleng. Sesekali matanya mengerling. 

"See you, abang."

Kenan mengangguk mengiyakan, mengangkat kedua sudut bibir setinggi mungkin.

"Ayo, mamiih. Hihi. Ayo, ayo, ayoo. Hihi." Celine menyengir dengan ringisan dan kode di wajah yang ia beri pada Kenan.

"Hehehe. Soli beli stlobeliii, mamiih. Hihihi," cicit Celine mendekap manja pada ibunya. Ia gesekkan pucuk kepalanya pada bahu sang ibu sembari menguntit menuju butik mewahnya yang tinggal beberapa langkah menginjak teras lobi.

"Ayo, ah! Hmm! Kesiangan nanti!" Tegur Sara mengeluarkan geraman tipis.

"Bye-bye, abang ganteng super-super love! Mmwaah! Mmmwah! See you!"

My lovely sweet Celine [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang