Part 23

7.8K 853 39
                                    

Halooo❣

Sudah dua minggu Taehyung tak datang lagi menemui Jungkook dan selama dua minggu itu pula Taehyung menghabiskan waktunya di coffee shop di seberang toko bunga itu. Dengan secangkir kopi yang tak habis-habis dan sebuah binoculars ditangannya, Taehyung memperhatikan Jungkook dengan seksama.

Lewat teropong itu ia menyaksikan jelas gerak-gerik Jungkook selama di tokonya, ketika toko itu tutup maka Taehyung bergegas pulang kerumahnya. Ia sudah seperti penguntit mesum yang mengincar korbannya.

Taehyung memperhatikannya dengan jelas, bagaimana Jungkook membuka apron abu-abunya, keluar dari tokonya dan mengunci pintu tersebut. Jungkook terlihat menyebrang dengan hati-hati dan menuju coffee shop tempatnya berada.

Taehyung panik setengah mati, dengan tergesa ia menyimpan binoculars tersebut, mencari apa saja yang bisa menutupi wajahnya namun sialnya buku menu tadi sudah diambil kembali oleh pelayan sehingga tak ada cara lain menutup wajahnya kecuali dengan kedua tangannya sendiri.

Dari sela-sela jarinya Taehyung melihat Jungkook berada persis didepan mejanya, jari lentik itu mengetuk-ngetuk mejanya.

"Kenapa ditutup?"

Rasanya Taehyung ingin pulang saja sekarang. Ia tak mau memperlihatkan wajahnya pada Jungkook, sia-sia saja aksinya selama ini jika ketahuan begitu saja.

"Apa yang kau lakukan?" Jungkook bertanya kembali.

Taehyung masih bergeming ditempatnya, memikirkan cara agar Jungkook pergi dari sana tanpa tahu bahwa itu dirinya.

"Maaf, aku tak suka bertemu orang asing." Taehyung mencoba untuk mengubah suaranya, agak cempreng yang sialnya terdengar memalukan di kupingnya.

"Pfft.. Hahaha.." Jungkook tak mampu menahan tawanya, menarik kursi didepan Taehyung dan mengulurkan tangannya untuk melepaskan kedua tangan Taehyung dari wajahnya.

"Sudahlah. Tak ada gunanya menutupi wajahmu, aku tahu kau memperhatikanku dari sini sejak dua minggu yang lalu."

Lagi-lagi Taehyung terkejut dibuat Jungkook, bagaimana bisa Jungkook mengetahui penyamarannya.

"Tak usah kaget seperti itu, siapapun juga tahu kau sedang menguntit. Lihat, teporongmu ini mengindikasikan bahwa kau adalah seorang penguntit, penguntit cabul yang bodoh. Lain kali pikirkanlah cara yang lebih keren." Ucap Jungkook sambil menyesap kopi hitam Taehyung yang masih tak tersentuh itu.

"Eh, itu sudah dingin. Aku bisa memesan yang baru jika kau mau."

Jungkook terkekeh melihatnya, ada rasa sesal ketika ia mengusir Taehyung tempo hari.

"Sengaja. Aku memang berniat untuk menggodamu."

Ah, kalau seperti ini bagaimana bisa Taehyung menghilangkan Jungkook dari pikirannya.

"Maaf.." cicit Taehyung. Wajahnya menunduk tanda ia sangat menyesal karena perbuatannya waktu itu.

"Aku rasa aku tak pantas mengusirmu seperti itu. Lagipula sudah banyak kebaikan yang kau berikan padaku, kau sudah melunasi hutang-hutangku, membelikan bahan-bahan makanan, kebutuhan pokok dan yang terpenting kau sudah menyayangi Somi seperti ia juga bagian darimu."

Buru-buru Taehyung menyanggah Jungkook.

"Jangan bahas masalah hutang ataupun barang yang pernah kuberikan lagi, aku sungguh tak berniat untuk membuatmu merasa berhutang budi padaku. Aku tulus memberikannya dan aku juga tulus menyayangi Somi, melihat kalian bahagia adalah kebahagiaan tersendiri bagiku." Terang Taehyung.

Taehyung melanjutkan.
"Hm, bagaimana keadaan Somi?"

Jungkook mendengus lelah, merenggangkan badannya sebentar.

Your Last (Taekook/Vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang