“Bang, anter yuk.”
Laki-laki berpostur tubuh tinggi yang dikenal dengan nama panggilan Gara itu menolehkan kepalanya kearah Nara, Perempuan cantik yang tinggi badannya tak jauh beda darinya, yakni adik kandungnya sendiri.
“Apaansi dek, gue sibuk.” Balas Gara cuek
“Bentaran doang bang, ih! Bilangin bunda ni,” Nara beberapa kali menggoyang-goyangkan lengan sang kakak membuat si empu menghela napasnya
“Dasar aduan! Yaudah di anter kemana?”
Nara menarik sudut bibirnya hingga sebuah senyuman terukir diwajahnya. Senyuman yang membuat siapapun yang melihatnya akan terpana karena kecantikannya.
“Ke rumah Aksa,”
Gara membelalakan matanya. Ia kemudian mengubah posisi duduknya menjadi menghadap sang adik.
“Mau ngapain lo? Gak baik ngapel malem-malem!”
Kini giliran Nara yang membelalakan matanya
“Amit-amit ngapel! Bukan ih, adek cuman mau ngambil kotak makan punya bunda!”“Kok bisa ada di si Aksa?” Tanya Gara dengan nada seperti sedang menginterogasi
Nara menghela napasnya sembari memutar bola matanya malas
“Jadi gini--”“Aksa, anjir, balikin kotak makan gue!”
Teriak Nara sembari semakin mempercepat langkah kakinya yang kini sedang berlari mengejar Aksa, laki-laki ter-menyebalkan menurutnya
“Emang lo gak kasian apa sama gue, Ra? Gue belum sarapan dari pagi.” Balas Aksa dengan berteriak pula
“Ya bodoamat! Balikin, atau gue--”
“Apa? Lo mau apa?” Potong Aksa sambil menolehkan kepalanya kearah Nara ditengah langkah kakinya yang juga tengah berlari
Bahkan kini keduanya tengan menjadi tontonan siswa dan siswi lain dikoridor.
“Ish! Aksara! Balikin, njir!”
Aksa hanya tertawa
“Ra, plis. Gue belum sarapan! Lagian bunda lo kan baik sama gue,”“Ya bunda baik juga karena temenan ama nyokap lo! Buruan siniin!”
“Ra--”
Nara menghentikan langkahnya saat Aksa juga menghentikan langkahnya. Aksa dan Nara kini sama-sama menundukan kepalanya saat seseorang menghadang jalan keduanya.
“Ikut saya,”
“Lah anjir lo dihukum? Seriusan?” Gara tertawa terbahak-bahak setelah mendengarkan cerita dari Nara membuat adiknya itu berdecak sebal
“Bang buruan, ih!” Nara malah mengalihkan pembicaraan
“Ntar dulu, sumpah--sakit perut gue.” Gara semakin mengeraskan suara tawanya membuat Nara memukul punggungnya dengan keras

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSANARA
Romance𝙛𝙩. 𝙟𝙖𝙚𝙝𝙮𝙪𝙣 & 𝙩𝙯𝙪𝙮𝙪 "Mustahil. Satu kata yang membuatku yakin bahwa kata itu tak mungkin ada diantara kita." ⤿ཱཻུ᷍ᬵ꙰#AKSANARA [-(n) bahasa non baku.] Don't try to copy this story!