Hari ini, tepat dimana keluarga Aksa dan Nara akan pergi berlibur ke luar kota.
Sejujurnya selama beberapa hari belakangan ini keluarga keduanya tak ada satupun yang mengetahui mereka pura-pura berpacaran. Jadi keduanya masih bisa bernapas lega.
Kini mereka semua tiba disebuah villa besar bercat nuansa putih. Saat turun dari mobil Nara menatap secara keseluruhan villa yang akan menjadi tempat menginapnya selama satu minggu kedepan itu.
“Ini.. gak kegedean villa nya?” Tanya Nara tanpa sadar
Tama yang tak sengaja mendengarnya pun tersenyum tipis.
“Kan kita rame-rame kesininya, jadinya ya gede villa nya,” Jawabnya menjawab pertanyaan sang putri“Ayo masuk, Nara!”
Seketika lamunan Nara buyar
“Eh, iya bunda,”Villa ini bertingkat dua, apalagi nuansanya elegan membuat kesan villa ini sangat mewah. Saat sudah berada didalam villa pun Nara berdecak kagum karena pemandangan yang ia lihat.
“Mewah banget, gak salah nih pilih villa?” Tanya Nara lagi
“Bawel lu, banyak tanya.”
Nara menoleh tatkala pendengarannya mendengar suara Aksa. Ia lalu mendelik sinis.
“Gue gak ngomong sama lo,”“Gue cuman kasian aja, gak ada yang jawabin,”
Nara mencibir saat Aksa sudah pergi dari sampingnya. Tapi tiba-tiba ia dipanggil keruang tengah oleh Aksa, alhasil ia pun pergi keruang tengah.
Disana semuanya sudah berkumpul. Ada yang sedang memakan camilan, menonton televisi dan bermain gadget.
Nara kemudian duduk disamping Aksa, meskipun jarak keduanya terpisah oleh satu bantal sofa, tetap saja keduanya canggung. Apalagi saat ini suasana sedang hening.
Hingga akhirnya Bagas, ayah Aksa memulai pembicaraan.
“Ini pembagian kamar, ya,” ucapnya yang langsung diangguki oleh semua yang mendengar, tak terkecuali Aksa dan Nara.“Lantai satu kamar depan, Saya dan Vanka, lantai satu kamar belakang, didekat ruang tengah, Tama dan Yura,” Bagas terdengar menarik napasnya lagi saat ucapannya ia hentikan beberapa detik
“Lantai dua, kamar sebelah kiri Gara, kamar yang berhadapan dengan kamar Gara itu kamar Via, kemudian kamar yang saling bersebelahan itu kamarnya Aksa dan Nara, mengerti?”
Semuanya mengangguk, kecuali Aksa dan Nara. Mereka berbeda keinginan. Keduanya ingin tidur di kamar lantai bawah, tapi ditempati di kamar atas. Hingga akhirnya Aksa memberanikan diri untuk membuka suaranya
“Pa, tapi Aksa mau di kamar bawah,” ucapnya berkomentar
“Iya om, Nara juga, kalo diatas repot harus naik turun tangga,” Nara menimpali
Bagas menggelengkan kepalanya
“Gak, gak boleh, kamar di lantai satu itu dua, sedangkan di lantai atas empat, jadi kalau kalian berdua dibawah sementara kami diatas, kami takut kalian melakukan hal diluar dugaan,”Nara dan Aksa sama-sama menjatuhkan rahangnya. Dipikiran keduanya saat ini, 'siapa juga yang ingin melakukan apa yang barusaja Bagas katakan'.
“Pa, lagian siapa juga yang mau ngelakuin hal yang kayak gitu, Aksa pengen dibawah karena Aksa pikir Aksa bisa lebih mudah aja kalau mau keluar villa,” Aksa lagi-lagi membantah
Tama tetap menggelengkan kepalanya
“Sudah, sekarang semuanya masuk kamar sesuai yang saya tentuin tadi,”Aksa dan Nara hanya bisa menghela napasnya. Kini semua berdiri dari posisi duduknya dan mulai berjalan ke kamar masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSANARA
Romans𝙛𝙩. 𝙟𝙖𝙚𝙝𝙮𝙪𝙣 & 𝙩𝙯𝙪𝙮𝙪 "Mustahil. Satu kata yang membuatku yakin bahwa kata itu tak mungkin ada diantara kita." ⤿ཱཻུ᷍ᬵ꙰#AKSANARA [-(n) bahasa non baku.] Don't try to copy this story!