06. Terkilir

285 50 2
                                    

‍‍‍“Kalian mau kemana?” Tanya Via saat melihat Aksa dan Nara kompak memakai pakaian sportif pagi ini. Sepertinya keduanya akan jogging, atau sekedar berkeliling ke sekitaran villa ini.

“Jogging,” Aksa yang menjawab. Sampai kemudian Via tersenyum membuat Aksa menatapnya bingung, bahkan Nara yang sedari tadi hanya diam pun sekarang ikut menatap bingung kearah Via

“Kalian pa--” belum selesai Via berbicara, Gara terlihat keluar dari kamarnya, kemudian kakak dari Nara itu ikut berdiri dihadapan Aksa dan Nara

“Ey, kompak banget, mau kemana nih?” Tanya Gara dengan bersemangat

“Gak usah banyak tanya deh,” kini Nara bersuara, namun pelan, dan meskipun pelan, suaranya itu masih dapat terdengar oleh Gara, Via dan Aksa.

“Jadi kalian mau jogging?”

Pertanyaan dari Via mendapatkan anggukan dari Nara. Sedari tadi perempuan itu tidak ikut berbicara, hanya sekedar tersenyum tipis atau menganggukan kepala. Aksa juga tak tahu dengan perubahan sikap 'pacar pura-pura-nya' ini.

“Yaudah,”

Tanpa banyak bicara lagi Nara melangkahkan kakinya terlebih dahulu menuju lantai bawah. Dengan segera Aksa menyusulnya
.
.

“Lo kenapa sih, Ra? Beda banget hari ini,” Tanya Aksa saat keduanya tengah berjalan menyusuri perkebunan teh

Nara yang berjalan disamping Aksa pun menolehkan kepalanya
“Semalem Ghea chat gue,”

Aksa kemudian ikut menolehkan kepalanya dan menghentikan langkahnya. Kini keduanya berdiri berhadapan.

“Chat?”

Nara menganggukan kepalanya
“Dia bilang yang boleh sama lo itu cuman dia, termasuk gue, gue gak boleh sama lo, sampe ngancem-ngancem segala,”

Antara ingin kesal dan bingung, Aksa kini melipat kedua tangannya dibawah dada
“Terus lo bales apa?”

“Gak gue bales,”

Aksa berdecak sebal,
“Kenapa gak lo bales aja sih? Bilang sama dia apa urusannya dia bilang kayak gitu--”

“Masalahnya dia sampe spam chat ke gue, gue juga gak tau udah seberapa banyak chat yang dia kirim ke gue, males gue kalo harus bales yang spam chat kayak gitu,”

Aksa memasukkan tangan kirinya kedalam saku celana training nya, sementara tangan kanannya terulur kearah Nara
“Mana ponsel lo?”

Nara menatap Aksa bingung
“Buat apa?” Tanya Nara polos

“Kasih dulu, ntar lo juga bakalan tau,”

Nara kemudian mengambil ponselnya dari saku celananya dan memberikannya kepada Aksa

Aksa terlihat mengotak-atik ponsel Nara. Tak sampai satu menit, lelaki itu mengembalikan ponselnya ke tangan si pemilik.

“Abis ngapain lo?” Tanya Nara masih bingung

“Blokir nomor Ghea. Dan denger apa kata gue, jangan pernah buka blokirannya,”

Nara menjatuhkan rahangnya karena terkejut, ia kemudian menggerutu
“Kok lo blokir sih? Ntar dia ngiranya gue--”

“Udah, biarin,”

“Tapi kan lo bisa sekedar hapus aja, jangan sampe di blokir juga,”

“Tetep aja dia bisa spam chat terus ke lo karena dia masih punya kontak lo,”

Nara terdiam sebentar, ucapan Aksa sangat benar. Mengapa ia bodoh sekali, sialan!

“Udahlah, gak penting ngurusin begituan, mendingan sekarang lanjut jogging aja,”

AKSANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang