9

28 6 5
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi. Dita masih duduk terdiam di kursinya, dia membuka smartphone untuk memberi tahu ibunya. Gadis berambut pendek itu menekan tombol power dan disana langsung terlihat ada pemberitahuan. Ibu Dita memberi tahu kalau dia sudah menunggu di depan sekolah. Membaca hal itu, Dita langsung beranjak dari kursinya keluar kelas.

Davin masih sibuk memasukan buku-bukunya yang ada di meja ke dalam tas setelah Dita beranjak pergi. Setelah semua rapi di dalam tas, dia juga langsung beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan melewati koridor dengan muka datarnya, membuat orang yang melihatnya langsung berpikir semua hal buruk yang ada di kepalanya, cuek, jutek, ngga punya perasaan, ngga punya temen, psikopat, dan semua hal buruk yang ada di kepala manusia. Kalau di film, orang yang punya muka datar kelihatan keren, tapi di kehidupan nyata punya muka datar tanpa ekspresi itu sama sekali ngga sekeren Sasuke.

Dita membuka pintu mobil yang sudah terparkir di garasi rumahnya, Gadis berkulit putih itu langsung menuju kamar mandi karena dia merasa gerah seharian di sekolah, apalagi dia termasuk anak yang sangat aktif. Setelah selesai melakukan ritualnya dia merebahkan badannya di kasur empuk yang ada di kamarnya untuk beristirahat sebentar sambil memainkan smartphonenya.

Setengah jam setelah scrolling beranda sosmednya, dia memutuskan untuk mulai bekerja. Gadis berkacamata bulat itu berjalan menuju mejanya, disana sudah ada produkna yang dikirim untuknya. Dita dengan follower yang cukup bayak itu diminta untuk mempromosikan produk orang lain. Dia keluar kamar memanggil-manggil ibunya untuk membantunya.

"Bu, tolong fotoin,"

Karena sudah terbiasa Ibunya langsung paham dan mengambil kamera yang ada di tangan Dita.

Dita berpose imut sambil memegang produk yang dikirim untuknya itu.

Cekrek

Dita menghampiri Ibunya untuk melihat hasil foto tersebut. Sekali foto dia langsung berterimakasih pada Ibunya. Gadis berbadan mungil itu kembali masuk ke kamarnya untuk memindahkan foto dan langsung mengunggah foto tadi di sosial medianya.

Baru semenit dia unggah fotonya langsung banyak orang yang berkomentar memuji kecantikan Dita. Saat dia sedang membaca komentar dari followersnya dia teringat Davin yang tadi siang mengajak ngobrol dirinya. Dita merasa sedikit lebih lega karena akhirnya mereka kembali bercakap-cakap setelah cukup lama saling diam. Walaupun percakapan tadi itu cukup canggung tapi Dita tetap merasa bahagia.

Davin berjalan melewati halaman rumah dan langsung masuk ke kamarnya setelah angkot yang dinaikinya sampai di depan rumah. Dia duduk membaca buku di sana sampai matahari tenggelam di ujung barat. Setelah hari sudah gelap dia baru beranjak dari tempatnya untuk mandi kemudian makan malam bersama Ibunya.

Ibu Dita memanggil menyuruh Dita untuk segera menuju meja makan setelah makanan selesai dihidangkan. Dita memakai kaos berwarna putih polos dan celana biru pendek yang membuatnya seperti anak kecil. Gadis berkacamata bulat itu menarik kursi dan duduk disana.

"Gimana sekolah hari ini?" Tanya Ibu membuka percakapan.

"Seru, kaya biasanya, Bu. Oh iya Davin tadi ngajak ngobrol dong!" Jawab Dita penuh semangat.

"Davin? Davin yang mana?"

"Ih masa lupa, itu loh yang gabisa ngomong,"

"Bisu? Kok bisa ngajak ngobrol? Udah bisa bicara?" Tanya Ibu kebingungan.

"Ih, bukan bisu. Dia emang ngga suka ngomong, dia yang waktu itu jahatin Dita, Bu."

"Ooh yang itu, iya terus kenapa?"

"Jadi Dita sama Davin udah sekitar 2 minggu ngga saling sapa sama sekali. Dita lama-lama ngerasa ngga enak, mau ngajak ngobrol duluan juga ngga bisa. Takut dia lagi marah sama aku. Tapi Davin tadi ngajak ngobrol, aku lega banget," Jelas Dita sambil menyendokan makanan ke mulutnya.

PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang