Set me free
Bebaskan aku dari rasa sakit ini
Bebaskan aku dari kegilaan ini
Bebaskan aku dari rasa sakit ini
Bebaskan aku dari kegilaan iniDi mana saja, di mana pun aku berada
Aku tidak bisa menghentikan nafasku yang kian memburu
Setiap saat, bahkan setelah hari ini
Aku tidak bisa menutup mataku yang gemetarKata-kata yang terngiang di telingaku
Aku mencoba membiarkan semua itu mengalir keluar
Tapi itu semua mencekikkuBebaskan aku dari rasa sakit ini
Bebaskan aku dari kegilaan ini
Bebaskan aku dari rasa sakit ini
Bebaskan aku dari kegilaan iniHatiku semakin terbakar
Aku jatuh, seolah-olah aku tersihir
Aku tidak bisa melarikan diriHari-hari yang kulalui, seperti melarikan diri
Aki mencoba untuk berbalik, menutupi mataku
Tapi aku tidak tahan lagiBebaskan aku dari rasa sakit ini
Dari tatapan menusukmu itu
Bebaskan aku dari kegilaan ini
Dari kenangan yang memudar ituKata-kata yang terngiang di telingaku
Aku mencoba membiarkannya mengalir keluar
Tapi itu semua mencekikkuTangisanku tidak akan mampu menjangkau siapa pun
Aku mencoba memuntahkan semuanya
Tapi siapa yang akan tahu hatiku ini?Bebaskan aku dari rasa sakit ini
Bebaskan aku dari kegilaan ini
Bebaskan aku dari rasa sakit ini
Bebaskan aku dari kegilaan ini
.
.
.Seoyun pergi ke kantor tanpa sarapan.
Sesampainya di kantor, ia terus memandangi teman-temannya itu. Ia terlihat pucat hari ini,
"Seoyun kamu baik-baik saja? Kamu tampak pucat." tanya Nara.Yang membuat semua beralih fokus pada Seoyun.
"Apa? Iya, aku baik-baik saja." jawabnya sedikit terkejut, karena dari tadi ia terus-menerus memikirkan siapa wanita yang memiliki hubungan dengan suaminya.
"Kau yakin?" tegas Hara.
"Iya, aku baik-baik saja." tegas Seoyun pula, di akhiri senyuman terpaksa.
"Kalau ibu sakit, ibu istirahat saja." ucap Mina.
"Tidak, aku baik-baki saja, kalian tidak perlu khawatir dan Mina, bukankah sudah kukatakan panggil saja aku Seoyun." ucapnya datar.
"Baiklah, Maafkan aku Seoyun, aku lupa." ucap Mina.
Di balas Seoyun dengan senyum datar.
Mereka pun kembali fokus pada pekerjaan mereka.Saat semua sudah fokus bekerja kembali, Seoyun yang sesekali melihat suaminya, dan di lihatnya suaminya yang sibuk dengan ponselnya, kemudian Hara juga sibuk dengan ponselnya. Tidak lama kemudian suaminya ijin kepada mereka semua yang ada di sana untuk keluar, selang beberapa menit Hara juga ijin keluar, Seoyun yang curiga mengikuti Hara, ia berpikir apakah Hara memiliki hubungan dengan suaminya, ia terus mengikuti Hara tanpa sepengetahuan Hara dan ternyata Hara berhenti di sebuah tempat yaitu toko perlengkapan kebutuhan bisnis mereka.
Ternyata dugaan Seoyun salah, saat Seoyun akan pergi ternyata Hara melihatnya, dan memanggil Seoyun,
"Seoyun... Apa yang kamu lakukan di sini," ucapannya sembari mendatangi Seoyun.Seoyun berbaik arah dan berjalan menuju Hara,
"Aku tadi hanya ingin membeli keperluan untuk bisnis kita, tapi aku pikir nanti saja aku kembali lagi, karena aku harus menyiapkan berkas untuk meeting berikutnya." ucapnya dengan senyum terpaksa."Begitukah? Seharusnya kamu katakan saja padaku, biar aku yang membeli keperluannya, ini sudah hampir jam makan siang, bagaimana kalau kita makan siang bersama?" ucapnya sembari menggenggam tangan Seoyun.
"Baiklah." ucapnya dingin.
Sesampainya di restoran, mereka pun memesan makanan dan duduk. Beberapa saat setelah makan, Seoyun masih tetap dengan perasaan curiganya, di tambah lagi Hara dari tadi sibuk dengan ponselnya terus, dan lagi dengan sikap Hara yang seakan menyembunyikan sesuatu. Hal itu membuat Seoyun kembali curiga. Ia sesekali menatap Hara sinis, tanpa di ketahui oleh Hara. Beberapa saat kemudian,
"Seoyun, aku akan ke toilet," ucapnya sembari berjalan menuju toilet, yang tanpa sadar Hara meninggalkan handphonenya."Baiklah, aku akan menunggumu di sini." ucapnya dengan senyum dingin.
Saat Hara masih di toilet, ponsel Hara berdering, sebuah pesan baru masuk. Seoyun yang dari tadi terus memandangi ponsel itu, ia masoh mencurigai sahabatnya itu, ia sangat ingin mengambil dan mencari tahu apakah pesan yang ia dapat itu Hara yang mengirim? atau justru memang Hara lah yang berselingkuh dengan Sehun. Tanpa sadar Seoyun dengan cepat mengambil ponsel itu dan mencoba mencari tahu, namun tiba-tiba Hara muncul dan dengan cepat mengambil ponselnya dari tangan Seoyun.
"Seoyun, apa yang kamu lakukan?" ucapnya sedikit kikuk.
"Ka-amu sudah selesai, hmm... tadi ponselmu berdering, jadi aku kira ada hal yang penting, maka dari itu aku melihatnya. Maaf aku lancang." jawabnya dengan kikuk pula karena tertangkap basah oleh Hara.
"Begitukah? Aku hanya tidak suka seseorang memegang ponselku." ucapnya dengan canggung.
"Sekali lagi aku minta maaf." ucap Seoyun karena sikap lancangnya.
"Iya, sudahlah. Bagaimana kalau kita kembali ke kantor?" ucapnya pada Seoyun.
"Kau benar, ayo kita pergi sekarang." ucapnya berjalan terlebih dahulu.
**
Sesampainya mereka di kantor mereka melanjutkan pekerjaan mereka. Semua telah berkumpul sebelumnya. Beberapa saat kemudian Nara di panggil Sehun ke ruangnnya. Saat itu Seoyun hanya memandangi mereka dari luar ruangan Sehun saja. Beberapa saat kemudian Nara keluar dari ruangan Sehun, dan Sehun keluar dari ruangannya. Saat Sehun telah keluar, Nara mendapatkan pesan masuk. Seoyun yang dari tadi hanya melihat apa yang di lakukan Sehun dan Nara.jam menunjuk pukul 6.00 PM, mereka pun kembali ke rumah masing-masing. Setelah semua pulang, tinggallah Seoyun dan Sehun di kantor,
"Kamu pulanglah terlebih dahulu, ada yang harus kukerjakan." ucapnya mendekati Seoyun."Iya, baiklah." jawab Seoyun yang lansung meninggalkan Sehun sendiri di kantor.
Seoyun tetap menjaga sikapnya sebagai seorang istri, ia tidak ingin orang lain mengetahui apa yang terjadi pada mereka. Ia pun bergegas pulang.
Tak lama kemudian, Sehun mengirim pesan,
"DATANGLAH KE KANTOR SEKARANG, KITA HARUS SELESAIKAN INI SEMUA." isi pesan Sehun.Beberapa menit kemudian langkah pelan seorang wanita terdengar di bukanya pintu kantor itu, dan dia adalah Nara.
😩😩😩malas mau ngetik
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You (TAMAT)
RomancePernikahan adalah perjalanan panjang yang penuh dengan makna(^▽^) Semua orang pasti mendambakan pernikahan yang akan menghantarkannya pada kebahagian semu yang bernilai abadi(^v^) "Aku bukanlah tipe orang yang memikirkan hal itu dulu... Namun saat b...