Seperti biasa, hari ini gue pulang malam dikarenakan kerjaan kantor yang sedang menumpuk. Dan malam ini teman-teman gue —Xiaojun, Hendery, Yangyang, dan Lucas nginap dirumah gue. Gue gak tau ide siapa, tapi pas gue sampai rumah, mereka berempat udah didepan rumah gue kayak gembel.
Awalnya gue usir. Tapi mereka bersikeras pengen nginap dirumah gue, karena mereka tau gue lagi ditinggal bang Kun, dan takut gue kenapa-kenapa. Cih! Alasan macam apa itu. Gak kebalik? Bukan mereka yang jagain gue, tapi gue yang jagain mereka.
Oke lanjut!
Habis mandi, gue ke ruang tengah buat nemenin mereka main PS. Iya, mereka tidur diruang tengah. Sebenarnya gue udah ngantuk, mata gue udah sayup-sayup. Tapi percakapan mereka masih gue dengar. Lucas dan Hendery yang bacot banget, Yangyang yang terkadang nyanyi-nyanyi gak jelas, dan Xiaojun yang tiba-tiba teriak kalau dia kalah.
Asli rumah gue rame banget. Padahal ini udah jam dua. Untungnya ruang tengah dikasih kedap suara sama Bang Kun. Jadi meskipun mereka teriak-teriak sekalipun, gak akan kedengaran sampai keluar.
"Suara kalian pelanin." ucap Xiaojun.
"Loh, Ara udah tidur?" tanya Lucas.
Xiaojun mengangguk dan menyuruh Lucas, Yangyang dan Hendery untuk tidak berisik.
"Beneran udah tidur anaknya?" suara Hendery mengecil.
"Iya. Capek banget kayaknya. Mungkin dikantornya lagi banyak kerjaan." sahut Yangyang yang menghentikan permainannya.
"Lo gak bangunin dia? Suruh tidur aja di kamarnya?" tanya Lucas.
"Gak enak. Kasian kayaknya udah nyenyak banget tidurnya. Biarin aja dia tidur disini. Nanti dua orang tidur di sofa ruang tamu aja." ungkap Xiaojun.
Ketiganya mengangguk setuju.
Gue sebenarnya antara sadar dan gak sadar dengerin mereka ngobrol.
"Eh Jun, lo udah pastiin belum, kalau Ara itu juga suka sama lo?" tanya Lucas.
"Kenapa?" Xiaojun bertanya dengan nada sinis.
"Kalau gak mau gue tikung. Hahaha." jawab Lucas dengan ketawa khasnya.
"Suara lo Cas. Bisa kebangun anak orang." omel Yangyang.
"Tapi menurut gue kayaknya susah deh Jun. Ara itu tipe anak yang anteng banget, susah ditebak. Bang Kun pernah bilang kan, kalau sifat Ara ke kita semua itu ya sama aja. Bahkan Bang Kun aja gak pernah tau isi hatinya kayak gimana." oceh Hendery.
"Suara lo pelanin juga Hen. Bisa gawat kalau anaknya dengar." Xiaojun mengingatkan.
"Jun, kalau misalnya Ara naksir Bang Ten gimana? Atau plottwist nya dia naksir Hendery? Lo terima gak?" tanya Yangyang lagi.
"Lah kenapa jadi bawa-bawa gue setan." Hendery menjitak kepala Yangyang.
"Lebih plottwist lagi kalau Ara suka sama gue. Kalau gue mah kagak nolak wkwk." Lucas tertawa keras.
"Ara anaknya baik, rajin pula, terus gak neko-neko juga. Atau gue aja yang maju ya Jun. Hahaha." kali ini Yangyang bersuara.
"Mulut lo Yang, Yang. Gue tampol juga." Xiaojun kedengeran kesal.
Tunggu. Tunggu. Jadi selama ini Xiaojun emang ada apa-apa sama gue. Dan semua teman-teman gue tau, termasuk abang gue sendiri dan mereka diam aja selama ini?
"Kayaknya sih emang Ara naksirnya sama Bang Ten. Secara dia kan yang paling perhatian dan dekat sama Ara." Lucas mencoba membanggakan kakak sepupunya itu.
"Halah. Apaan. Bang Ten udah ada pacar!"
"Hahaha selo lah Jun. Bang Ten juga udah giveup kok sama Ara. Tapi jujur ya, gue suka banget sama personality nya Ara. Aduh kenapa gue jadi sayang sih sama dia wkwk." sahut Lucas lagi.
Sumpah?? Bang Ten juga suka sama gue??
Oh my God!
Tapi gue juga suka sama Bang Ten.
Dulu. Sekarang biasa aja.
"Tapi lo pada nyadar gak sih. Akhir-akhir ini kalau kita ngumpul, Ara selalu ngehindar dari gue."
Lah. Lah. Lah. Kok dia tau. Mampus gue!
"Masa sih? Kayaknya biasa aja deh. Lo nya aja kali yang mulai was-was. Takut di ambil sama Bang Ten. Iya kan?" jawab Hendery.
"Apaan sih."
"Lagian ya Jun, lo pakai segala ngedeketin Ara ala tsundere gitu. Kelamaan bro. Kenapa gak langsung dor aja. Kan beres!"
Bener-bener ya Lucas. Udah pro banget masalah beginian. Ckckck. Pantesan lah ponsel dia isinya kontrakan cewek semua.
"Apaan dor dor. Lo kira Ara apaan."
"Gue juga gak bisa ngegas sekarang. Situasi nya belum pas. Dia juga baru aja putus sama Mark. Gak mungkin lah gue langsung gas dan nembak dia. Terlebih gue sama dia udah sahabatan dari kecil. Gue gak mau aja tiba-tiba jadi canggung. Di lihat dari gelagatnya aja dia udah mulai ngehindar dari gue." kata Xiaojun pasrah.
"Bukannya itu momentum yang pas. Ara hatinya lagi sakit, dan lo datang buat ngobatin hatinya. Makanya lo kudu gerak cepat. Tapi sebelumnya lo harus pastiin dulu, Ara suka sama lo atau gak? Kalau tiba-tiba dia suka sama gue, kan berabe jadinya." Hendery memberi nasihat.
"Plottwist yang sangat tidak terduga." celetuk Yangyang.
"Lo sih. Kita bantuin gak mau. Jangan salahin kita kalau sampai sekarang Ara sama lo gak ada progresnya sama sekali." balas Lucas.
"Berisik Cas! Mending lo tidur deh. Udah malam." sahut Xiaojun.
"Gue cuma ngasih tau. Bang Kun juga udah bilang kan, kalau emang lo mau nembak Ara dan pacaran sama dia juga gakpapa. Yang penting saling jaga aja, dan jangan aneh-aneh." kata Yangyang.
"Semuanya balik lagi ke lo. Kita mau bantuin buat deket sama Ara, tapi lo nya yang gak mau. Ya udah, enjoy your progress aja." Lucas pasrah.
Ampun.
Seriusan gue jadi grogi sendiri. Harusnya gue gak usah dengar percakapan ini. Dan harusnya gue gak ketiduran disini.
Bego.
Bego.
Bego.
Ara, you're stupid!!!
"Jadi biarin aja nih Ara tidur disini?" tanya Hendery.
Xiaojun mengangguk, sambil menyelimuti gue.
"Ya udah lo sama Yangyang tidur disini aja. Biar gue sama Lucas tidur di sofa ruang tamu. Yuk, Cas!" ajak Hendery diikuti anggukan Lucas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.