'2

44 7 16
                                    

Let's go!




Setelah acara perkenalan selesai. Seluruh pegawai kembali bekerja, pun dengan Hesa. Tapi Hesa masih dipandu sama Jeno.

"Sa! Hati hati dong, kalo megangnya ga bener, kopinya tumpah!" Jeno ngingetin Hesa, "Lagian lu kenapa Sa? Mikirin apa si?" tanya Jeno sekarang nadanya melembut.

"Euh i-iya maap ya ka." ucap Hesa. Jujur Hesa juga dari tadi melamun. "Nama bos tadi siapa sih ka?" tanya Hesa, iya Hesa dari tadi terus melamunkan itu.

Jeno ketawa, "Oh lu mikirin itu? Namanya kak Taeyong Mahendra Galih, dia bos muda disini." Ucap Jeno menjelaskan ke Hesa.

Hesa sedikit kaget, padahal masih muda, terus Hesa kaya keinget sesuatu, "Eh, tapi Hesa pas kemarin ngelamar, kok bosnya lebih tua?" tanya Hesa lagi. Sambil nyeduh kopi.

"Ooh itu mah ayahnya kak Taeyong, ayah kak Taeyong cuma ngurusin orang yang mau ngelamar aja, selebihnya mah sama kak Taeyong sendiri." Jelas Jeno panjang kali lebar.

Hesa mangut mangut, "Taeyong ya." gumamnya kecil.

"Udah ngerti kan? Gue tinggal ya?" kata Jeno

Hesa nengok terus ngangguk, "Udah kak, makasih ya." ucap Hesa.

Jeno ngangguk terus pergi ninggalin Hesa.

Hesa masi terlarut dalam pikirannya. Iya dia mikirin cowo yang dibus, cowo yang hampir mau jatoh, cowo yang dia tuduh ngikutin. Dan ternyata itu bosnya sendiri woy!

Gimana Hesa ga mikrin, dia takut dipecat gara gara ga sopan. Masa baru kerja uda di pecat kan galucu bor.

"Hhh." Hesa menghela gelisah.

"Hesa! Udah jadi belum latte nya? Mau gue kirim ni ke meja situ." tagih Yeji sembari ngeliatin Hesa membuat minumannya.

"E-eh iya, ini udah. Maaf ya lama." Hesa tersenyum kaku.

"Iyaa, jangan bengong terus. Kan ini hari pertama lo, harus semngat! Oke?" suport Yeji. Sambil senyum antusias.

Hesa yang melihat senyum itu langsung kebawa semngat reflek dia mengangguk.

Oh ya, Hesa kebagian jadi kasir. Sekalian kaya nawarin menu gitu.

Lalu ada pelanggan yang dateng. Cowo lah bisa dibilang, dateng ke Hesa.

"Mau pesan apa, kak?" tanya Hesa sopan, sambil nyodorin buku menu.

Cowo itu tampak berfikir. Alih alih berfikir cowo itu lama lama liatin Hesa. "Pesen cinta lu aja deh, boleh ga?" gombal cowo tersebut sambil ketawa

Hesa kaget, lalu ketawa canggung, "E-euhm."

"Bercanda, pesen cappuccino 2 ya, ntar lo yang anterin ke meja gue." Pinta sang cowo santay. Bahkan dia ga melirik ke Hesa.

Hesa yang takut takut, cuma ngangguk. Untung ganteng Batin Hesa.

Setelah beberapa menit membuat kopi, Hesa menghampiri meja cowo itu. Mejanya dipojokan, enak buat beduaan. Iya beduaan sama setan.

Pura Pura | Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang